• Epilog : Akhir yang Sesungguhnya •

86 6 2
                                    

Jangan lupa vomment temen-temen🌻
Tonton mulmednya juga yah!

✨✨✨

Empat tahun bukanlah waktu yang cepat. Seorang gadis yang kini telah berubah menjadi wanita yang sudah bekerja itu tengah berada dalam perjalanan bersama dengan supirnya.

"Mau langsung ke lokasi aja, Mbak?" tanya pak Agus-supir perempuan itu.

Wanita itu mengangguk. "Iya, Pak."

Tak lama, mereka sampai di sebuah gedung yang memang menjadi tujuan wanita itu.

"Pak Agus tunggu di parkiran aja ya. Saya nggak lama." pinta wanita itu yang langsung diangguki oleh pak Agus.

Setelah turun dari mobil, wanita itu langsung dihampiri oleh seseorang yang merupakan manajernya.

"Lama banget sih lo?" tanya sang manajer.

Wanita berusia 25 tahun itu menghela napas. "Lo baru ya tinggal di Jakarta? Sejak kapan kota ini nggak pernah nggak macet."

"Ah, ya udah. Ayo kita udah ditungguin pak Jefri." ajak manajer tersebut.

"Raya pelan-pelan!" kesal wanita itu.

Mereka kini sudah berada di dalam gedung tersebut untuk menemui pak Jefri.

"Akhirnya dateng juga kamu." ucap pak Jefri ketika melihat kedatangan tamu yang ia tunggu-tunggu.

"Em-maaf, Pak. Tadi jalanan macet seperti biasa." jawabnya.

Pak Jefri tersenyum kecil. "Gapapa. Ayo ikut saya."

Wanita itu pun mengikuti pak Jefri ditemani dengan Raya-manajernya.

"Jadi, minggu depan kita bisa kan launching novel terbaru kamu?" tanya pak Jefri.

"Bisa kok, Pak. Saya kebetulan minggu depan banyak free." jawab wanita itu.

Pria berusia 28 tahun itu mengangguk puas. "Baik kalo begitu. Nanti tim saya bakal menghubungi manajer kamu jika semua sudah siap. Senang bisa bekerja sama dengan kamu."

"Terima kasih banyak, Pak." jawabnya.

Pak Jefri tersenyum. "Sama-sama. Kayaknya kamu nggak usah panggil 'pak' deh. Panggil Jef aja."

"Oh-oke, Jef."

"Iya, Nafira."

Ya, wanita itu tentu saja Nafira. Ia kini telah menjadi seorang penulis dan akan melakukan launching novel terbarunya minggu depan.

"Gimana si itu?" tanya Raya saat mereka berada di depan gedung.

Nafira hanya menggeleng pelan seraya tersenyum kecil. "Belum ada kabar."

Raya membalasnya dengan senyuman. "Lo sabar banget gue jadi salut. Lo langsung balik?"

Wanita itu mengangguk. "Iya. Kenapa?"

"Tunggu." ucap Raya. Ia mengambil sebuah undangan dari dalam tasnya, lalu memberikannya kepada Nafira.

"Apa ini?" tanya Nafira saat menerimanya.

Saat membacanya, ia terkejut lantaran itu adalah undangan pernikahan Raya dengan calon suaminya.

"Ya ampun temen kuliah gue udah mau nikah aja?!" ucap Nafira histeris.

Ia spontan memeluk Raya saking bahagianya. "Kok pas tunangan nggak ngundang gue?"

"Hehe. Maaf ya, Naf. Waktu itu emang cuma ngundang keluarga aja." jawab Raya.

Pain Reliever [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang