• Tiga Puluh Delapan : Canggung •

43 20 0
                                    

Jangan lupa vomment temen-temen🌻

✨✨✨

Hari yang Nafira tunggu sekaligus takuti pun datang. Hari pertama kembali masuk sekolah yang berbarengan dengan hari pertama Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah atau MPLS.

Sejak pagi, Nafira sudah datang karena OSIS menjadi panitia. Dan selama beberapa hari ke depan, ia tidak akan masuk kelas karena akan mengurus siswa-siswi peserta didik baru. Yang artinya, ia juga tidak akan bertemu dengan Zavian terlebih dahulu.

Namun sialnya, pagi itu ia malah sudah melihat cowok itu datang ke sekolah bersama Risyad.

"Ini semesta sengaja banget mempermainkan gue apa gimana sih."

Gadis itu buru-buru mengalihkan pandangannya. Entahlah, perasaannya masih sakit melihat sikap cowok itu selama kurang lebih sebulan kemarin. Dan ia belum siap bertemu lagi dengan Zavian.

Sayangnya, Nafira lupa bahwa takdir tidak selalu memihaknya. Siang itu, Nafira dipanggil ke kelas oleh wali kelas barunya karena beliau ingin bertemu sekretaris kelas tersebut.

Saat memasuki kelas, teman-teman Nafira langsung mengarahkan pandangannya kepada gadis yang mengenakan almamater OSIS itu. Termasuk Zavian yang tadinya sedang mengecek media sosialnya.

"Ibu memanggil saya?" tanya Nafira.

Bu Innah mengangguk. "Kamu sekretaris kelas ini ya sama Indah?"

"Iya, Bu. Saya sekretaris kelas ini." jawab Nafira.

"Baik, perkenalkan nama Ibu Innah. Saya wali kelas baru kamu. Sebenarnya saya cuma mau tau sekretaris kelasnya siapa. Ternyata anak OSIS ya?" jelas bu Innah.

Nafira pun mengangguk. Almamater yang ia kenakan jelas memastikan jika ia adalah pengurus OSIS. "Iya, Bu."

Setelah itu, Nafira diizinkan untuk kembali ke acara MPLS. Sebelum keluar kelas, Nafira sadar jika Zavian sempat melihatnya walaupun akhirnya kembali menatap ponsel.

"Orang aneh!" kesal Nafira dalam batinnya.

Di hari kedua MPLS, Nafira baru bisa masuk ke kelasnya karena para peserta didik baru sedang menerima materi di aula. Ia rindu teman-temannya.

"Buset, ini nih yang sibuk." ledek Filham saat Nafira baru memasuki kelas.

Nafira cuek saja dan langsung menuju ke arah Shalma yang tengah berbincang dengan Vania.

"Amaa!" panggil Nafira. Gadis yang namanya dipanggil pun menoleh.

Shalma langsung memeluk Nafira. Gadis itu rindu sekali kepada teman semejanya itu. Sebulan tidak bertemu rasanya seperti 30 hari. Eh, benar ya?

Nafira diam-diam mencari keberadaan Zavian. Saat gadis itu hendak keluar kelas, ia hampir saja bertabrakan dengan Zavian yang baru saja berjalan masuk bersama Haris dan Ahuy.

"Eish, kayak di film-film lo ah. Pandangan pertama, awal aku berjumpa." ledek Ahuy.

"Tenone none none nonet." sambung Haris.

Nafira yang malu pun langsung berjalan meninggalkan teman-teman cowoknya. Niatnya hanya mencari keberadaannya, ia malah bertemu. Hidup nyatanya memang tidak pernah bisa ditebak.

Kini, Nafira tengah bersama Shalma di kantin.

"Ketua kelas tetep Haris kan?" tanya Nafira sebelum melahap basonya.

Shalma menggeleng. "Ganti."

Mata Nafira sontak membulat lantaran terkejut ketua kelasnya bukan lagi Haris. "Loh, terus siapa?"

Pain Reliever [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang