• Lima Puluh Delapan : Dompet •

40 12 5
                                    

Jangan lupa vomment temen-temen🌻

✨✨✨

Sepanjang pagi, Zavian nampak tidak mood karena cowok itu hanya diam dengan muka datar. Ia juga tidak mengobrol sama sekali dengan Filham karena memang sedang pelajaran bu Adel juga.

Setelah bu Adel keluar, teman-teman Zavian mayoritas langsung menuju ke kantin. Namun, tidak dengan cowok itu.

Hal itu tentu tak luput dari pandangan Nafira. Sebenarnya ia berniat untuk menghampiri Zavian. Namun kini, ia malah berjalan menuju ke cermin yang terletak di belakang Zavian.

"Assalamualaikum." ucap Nafira saat berada di depan Zavian setelah selesai merapikan dirinya. Cowok itu kini tengah memainkan ponselnya dan tidak melihat ke arah Nafira sama sekali. Menyebalkan.

Gadis bernama Nafira itu tentu tidak akan menyerah begitu saja. Ia sudah berbulan-bulan terlatih menghadapi Zavian dan masih bertahan sampai detik ini.

"Assalamualaikum. Assalamualaikum, Nja." ucap Nafira.

Lagi-lagi Zavian tidak menjawab. Namun cowok itu nampak sempat menahan tawanya.

Hingga akhirnya, Nafira pun mengeluarkan cara terakhir. Ia mengambil paksa ponsel Zavian, dan menyimpannya.

"Assalamualaikum. Kalo ada orang salam itu dijawab, Nja." kata Nafira.

Kini, Zavian sudah mau menatapnya. "Waalaikumussalam."

Senyum mengembang di bibir Nafira. "Nah gitu dong. Baru good boy."

"Ikut yuk ke Tata Usaha. Bayar SPP sekalian ambil kartu US buat mastiin lo sama gue seruangan apa nggak pas US nanti." ajak Nafira setelahnya.

Zavian sebenarnya tidak berniat membayar SPP hari itu. Namun, karena ia membawa uang saku lebih, ia pun memutuskan untuk mengiyakan ajakan Nafira.

"Ayo, Nja. Jangan jadi anak pemalas." kata Nafira seraya menarik lengan Zavian yang masih saja terduduk malas di bangkunya.

Saat mereka keluar kelas, mereka sudah ditunggu oleh Ahuy dan Demaz yang sama-sama hendak membayar SPP.

Sekembalinya ke kelas, mood Zavian tampak membaik karena ia sudah dipastikan satu ruangan dan kemungkinan satu paket soal dengan Nafira.

"Nih ya, Naf. Sekarang gue ajarin kodenya." ucap Zavian.

Nafira tersenyum saat melihat Zavian yang kini duduk dihadapannya dan bersiap mengajarkannya kode-kode untuk Ujian Sekolah nanti.

"Ini A, ini B, ini C, ini D, ini E." ucap Zavian seraya memeragakan dengan jari-jarinya. Ia juga mengajarkan kode angka kepada Nafira.

Gadis di hadapan Zavian itu tampak senang melihat Zavian yang terlihat sudah jauh lebih baik dibanding sebelum mereka ke pergi ke ruang Tata Usaha. Begitupun dengan Zavian yang memang merasa sudah tidak badmood.

Siang harinya, giliran Nafira yang merasakan badmood.

Ia melihat Vania meminta tolong kepada Zavian agar Zavian mau berpura-pura menjadi selingkuhannya karena ia hendak putus dengan pacarnya.

Jadilah sekarang Vania dan Zavian tengah duduk bersama dan seakan-akan sedang bersenda gurau.

Karena mood Nafira semakin memburuk, ia pun mengajak Shalma keluar dari kelas dan menuju ke kantin.

"Kenapa deh?" tanya Shalma heran.

Mata Nafira berkaca-kaca. "Nggak."

Shalma baru mengerti ketika ia ingat jika tadi di kelas, ia sempat melihat Zavian bersama Vania.

Pain Reliever [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang