• Empat Puluh Delapan : Portofolio •

58 25 0
                                    

Jangan lupa vomment temen-temen🌻

✨✨✨

Perkembangan hubungan Nafira dan Zavian semakin baik setiap harinya. Zavian nampak ya, bisa dibilang sering memberikan perhatian-perhatian kecil pada Nafira. Dan Nafira senang akan hal itu.

Njaa

Naf
Map buat porto sm penugasan
warna apa aja

Yg ada itu baru biologi = merah
sosiologi = kuning
kimia = ungu
b indo = biru
agama = hijau
Baru itu doang sih

Ok kk

Keesokan harinya, Nafira melihat Zavian yang nampak bingung menyusun portofolio dan penugasan kimia.

"Lo repot banget sih kayaknya." ucap Nafira.

Ia langsung mengambil kertas portofolio Zavian, menyusunnya, lalu hendak meletakkannya di dalam map.

"Ambilin pembolong kertas dong di meja gue." pinta Nafira.

Zavian mengangguk. "Siap bos!"

Setelah kertas selesai dibolongi, kertas-kertas itu dimasukkan ke dalam map. Portofolio dan penugasan kimia Zavian pun siap.

"Berbakat emang lo." ucap Zavian yang membuat Nafira mengernyit.

"Berbakat apa?" tanya Nafira.

Cowok itu nampak menahan tawa. "Jadi tukang fotocopy."

Sebuah pukulan pun mendarat mulus di lengan Zavian. "Kurang ajar lo."

Setiap harinya, Nafira nampak seperti sekretaris pribadi Zavian yang selalu membantu cowok itu menyusun portofolio dan penugasan miliknya.

Dari mulai membolongi kertas, memasukkannya ke dalam map, hingga menjilid kertas pun menjadi tugas Nafira.

"Mau nggak gue bantuin tugas matematika peminatan? Gue soalnya dibantu Mama juga hehe." tanya Nafira.

Zavian menoleh. "Bayarannya apa dulu."

"Nonton." jawab Nafira.

"Nonton apa? Sini gue download-in dulu." tanya Zavian.

Gadis itu mendengus seraya menunjukkan sebuah poster film di Instagram. "Ih maunya nonton ini."

"Nggak macho tau nonton gituan." jawab Zavian.

"Yaudah deh makan aja." kesal Nafira.

Makhluk bernama Nafira ini memang labil sekali ternyata. Dan mudah goyah pendiriannya. Padahal perkataan Zavian juga tidak mengandung unsur penolakan menonton apa yang Nafira mau.

"Jadinya apa? Makan apa nonton?" tanya Zavian final.

Nafira memanyunkan bibirnya. "Maunya nonton."

"Yaudah, nanti kita jadwalin mau kapan." balas Zavian yang membuat Nafira senang bukan main.

Keduanya pun akan memikirkan kapan mereka akan menonton nanti karena film tersebut juga belum rilis.

"Naf, ini map PKN harus yang ada belakangannya?" tanya Zavian.

Gadis di hadapan Zavian yang tengah menyusun portofolio sosiologi itu mengangguk.

"Nitip, Naf. Lo belinya di toko murah itu kan." pinta Zavian.

"Uang?" tanya Nafira seraya menengadahkan tangannya untuk meminta uang kepada Zavian.

Zavian mendengus. "Uang gue yang 20.000 aja masih di lo ya."

Pain Reliever [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang