• Lima : Ulang Tahun Nafira •

157 71 38
                                    

Jangan lupa vomment temen-temen🌻

✨✨✨

Nafira kini tengah bergabung di meja Zavian bersama teman-teman cowoknya.

"Za," panggil Nafira saat Zavian tengah fokus bermain game.

Zavian tentu enggan menoleh. Bisa kalah jika ia melakukan itu. "Apaan sih, Naf."

"Itu,"

"Itu apaan."

Gadis itu bergerak mendekati telinga Zavian. "Difana cakep banget." bisiknya.

Astaga, sepenting itu kah sampai Nafira berani mengganggu Zavian yang tengah fokus? Ya ampun, kalau bukan Nafira, Zavian tentu akan mengomel seperti ibu kos.

"Ya udah sih. Penting gitu buat gue?" tanya Zavian.

Nafira berdecak. "Ck. Malu-malu aja lo ya."

"Buset berisik banget sih lo berdua. Ampun dah." omel Filham karena terganggu konsentrasinya.

Karena malas mendengar omelan Filham, Nafira pun kembali mengerjakan tugas bahasa Indonesia yang padahal seharusnya dikerjakan sehabis istirahat pertama.

Zavian sempat melirik apa yang gadis itu lakukan. "Lo ngerjain apaan?"

"Indo."

"Parah banget negara dikerjain."

Zavian still Zavian, right? He always be annoying person. "Apaan sih garing."

"Yaelah, Naf becanda kali sensi amat. Indo bukannya abis istirahat pertama?" tanya Zavian.

Nafira mengangguk. "Ya emang. Gabut gue soalnya sekarang."

Cowok dihadapan Nafira hanya bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah gadis itu. Rajin banget!

Kalau kalian ingin tau, hari ini sebenarnya adalah hari ulang tahun Nafira. Namun, tak ada satupun teman kelasnya yang mengucapkan, atau sekedar ingat. Menyedihkan sekali memang.

Gadis itu kini tengah berada di balkon kelas XI IPS 3. Tentu saja hendak menemui sahabatnya, Dayva.

"Loh loh, yang lagi ulang tahun kok mukanya bete banget sih? Ada apa?" tanya Dayva ketika baru keluar dari kelasnya.

Tanpa mengucapkan apapun, Nafira langsung memeluk Dayva. Gadis berkacamata itu ternyata menangis di pelukan Dayva.

"Eh, kok nangis? Kenapa, Naf? Afaf ngapain lo lagi?" tanya Dayva panik.

Nafira sontak menggeleng. "No one remember my birthday, Day."

Ternyata, masalahnya itu. Tidak ada teman kelasnya yang ingat ulang tahunnya.

"Ya ampun, Naf. Lo kayak bocah ah, temen siapa sih lo? Gue inget lo ulang tahun ya sekarang." balas Dayva.

Gadis itu lalu melepas pelukannya dan menghapus air matanya. "Iya anjir kok gue kayak bocah sih? Nggak ada yang inget ulang tahun gue, gue nangis."

Dayva mendengus. "Lo PMS ya?"

Nafira terkekeh. "Iya. Pantesan sensi banget gue dari pagi ya ampun."

Bel selesai istirahat telah berbunyi, Nafira pun pamit kembali ke kelasnya.

"Cuci muka dulu, Naf!" teriak Dayva yang hanya diacungi jempol oleh Nafira.

Sekembalinya Nafira ke kelas, teman-temannya ternyata tengah bersial mengerjakan tugas bahasa Indonesia. Kebetulan sekali gurunya tidak masuk, padahal gurunya sangat amat rajin.

Pain Reliever [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang