24. Epilog

25.8K 2.3K 561
                                    

Kau selalu berjanji padaku, bahwa kau tidak akan pernah meninggalkanku...

Kau berjanji padaku bahwa kau akan selalu bersamaku selamanya....

Lalu kenapa?

Kenapa saat aku memberimu kesempatan untuk memulai semua dari awal, kau malah pergi meninggalkanku?

Kenapa saat aku mau kembali seperti dulu, menjadi adik kecil yang selalu kau manjakan, kau tak mau memberikan kesempatan?

Kau mau menghukumku?

Hukum aku semaumu....

Tapi tidak dengan meninggalkanku....

-Jeno

Song Recomendation
Heize, can you see my heart

-

-

-

-
"Jaemin!!! Maafkan eomma...."

Nyonya Lee meraung raung di samping peti mati Jaemin. Tuan Lee dan kerabat yang lain mencoba menenangkan nyonya Lee meski dengan bercucuran air mata.

Ya, hari ini adalah pemakaman Lee Jaemin.

Disana juga ada Renjun, Mark, dan Haechan.
Mereka tak percaya dengan berita itu, namun berita itu benar benar nyata, bahkan Jeno belum sadar dari komanya setelah melakukan operasi.

Semua terisak menyaksikan pemandangan itu. Pemandangan pilu yang terjadi dihadapan mereka.

"Jaemin~ah... Kita baru berteman, kenapa kau malah pergi secepat ini, eoh?" Lirih Haechan pelan.

Renjunlah yang paling terpukul diantara 3 sekawan itu.
Jaemin adalah sahabat terbaik yang pernah dia punya.

Segalanya telah dilalui Renjun bersama Jaemin. Renjun memutar kembali memori yang sempat terlupakan.

Dimana waktu kecil, saat Jaemin menjatuhkan eskrim Renjun sampai anak itu menangis dan marah berhari hari.

Dimana saat mereka diterima di sekolah menengah atas yang sama, dan mereka merayakan keberhasilan itu dengan mendaki gunung bersama.

Dimana saat Jaemin diomelin olehnya karena telat makan, atau sekedar terlambat tidur.

Dan kini Jaemin meninggalkannya...
Demi seorang adik yang selalu membencinya....

Taun Lee menghampiri Renjun dengan raut wajah sendu.

"Apa kau yang bernama Renjun?" Tanya tuan Lee.

Renjun mengangguk pelan.

Tuan Lee tersenyum lirih lalu perlahan memeluk anak itu.

"Terima kasih karena sudah mau menjadi teman yang baik bagi putraku... Terkadang, aku mendengar Jaemin berbicara denganmu lewat telepon... Dia sesekali tertawa saat berbicara denganmu...."

Don't hate me || Jeno Jaemin [END]Where stories live. Discover now