07

27K 1.7K 228
                                    

El mengerjapkan matanya beberapa kali saat merasakan tangan yang mengusap pipinya lembut.

"Ehmm kamu udah bangun." erangan El sedikit serak.

"Ushhhhhh... Tidur lagi aja.." Taeyong mengusap kepala El lembut hingga empunya menutup matanya kembali. Menelisik, mendekatkan wajahnya pada dada bidang Taeyong.

Taeyong mengeratkan pelukannya pada pinggang El, dengan tangan yang masih setia mengusap kepala El dengan lembut.




















"Tae, aku mau mandi. Badan aku lengket semua." rengek El saat sudah kehilangan rasa kantuknya.

"Kita mandi bareng ya?" ajak Taeyong penuh semangat. Siapa tahu bisa main lagi kan?

"apa? M-mandi bareng?! Engga! Nggak mau!" histeris El dengan cepat menolak.

"Yaudah, kalo gak mau. Kamu jalan sendiri ke kamar mandi. Aku mandi duluan ya.." Taeyong beranjak dari ranjang. Itu hanya akal-akalan Taeyong, karna dia tahu. El gak akan bisa jalan sendiri ke kamar mandi. Pasti, kewanitaan El masih sakit akibat ulahnya semalam.

"enggak bisa.. Ini aku sakit.. Kamu jahat ya nistain istri.." El merajuk membuat kedua bola matanya kian membesar. Taeyong malah gemas melihatnya. Tapi, Taeyong tidak pantang dengan rayuan seperti itu.

"Makanya mandi bareng. Gimana?" Taeyong menaik turunkan alis kananya, menggoda balik El.

El tampak berfikir sejenak. Jika ia menolak, bagaimana nasibnya yang gak bakalan bisa jalan sendiri ke kamar mandi. Jangankan jalan. Gerak menggeliat di ranjang aja sakitnya gak ketulung. Daripada berakhir dengan badan lengket karna gak mandi, El menerima ajakan Taeyong untuk mandi bareng.

Sebelumnya El mendesah kasar. "Yaudah iya mandi bareng! Tapi, awas aja kalo berani macem-macem! Ini aku masih sakit!" bentak El. Taeyong hanya cengengesan senang. Taeyong mengecup sekilas bibir El, lalu menggendongnya ala kangguru ke kamar mandi.

••

Setelah setengah jam menghabiskan waktu untuk membersihkan diri, El memasak sarapan di dapur. El tampak kesusahan berjalan karna tadi Taeyong benar-benar memangsanya dua ronde di bathup kamar mandi.

Mark dan Taeyong duduk manis di kursi meja makan. Taeyong tampak senyum-senyum jahil melihat betapa susahnya El berjalan membawa makanannya ke meja makan.

"lo gempur kak El berapa ronde semalem, sampek kesusahan jalan gitu?" tanya Mark yang ikut melihat kesusahannya El berjalan.

"Semalem 3 ronde, tadi pas mandi 2 ronde." sahut Taeyong enteng sambil cekikikan seolah itu hal biasa yang Mark dengar.

"Bngst lo, Bang! Malah cekikikan, liat istri lo susah jalan sekarang!" Mark berdiri dari duduk nya setelah mengumpati Taeyong.

Mark meraih hidangan yang El bawa. "Kak, biar aku aja yang bawa." El mengangguk dan menyerahkannya ke Mark.

Setelah sarapan. Taeyong berangkat ke kantor. Mark juga ke kampus. Tinggalah El sendiri di Mansion. Beberapa kali El mengumpati dirinya yang ingin jalan-jalan keluar, tapi tak sanggup untuk berjalan.

Ini semua karna, Bapak Lee Taeyong terhormat!

••

Taeyong mengutak-ngatik komputernya di ruangannya.

Tok tok

"Masuk!" balas Taeyong tanpa menatap siapa yang datang.

"Sajangnim, maaf menganggu. Ini beberapa berkas harus di tandatangani." ucap Lelaki ynag baru saja masuk dengan berkas yang ada di tangannya, Doyoung.

Taeyong menandatanganinya.

"Saya permisi." ucap Doyoung setelah membereskan berkas setelah mendapat tandatangan.

"Doy! Semalem gue udah gempur El. Hahaha, rasanya sempit. Gue makin mabuk nikmatin body semoknya El semalem. Haha."

Doyoung menggelengkan kepalanya. "Lo bahkan menceritakan hal yang gak perlu ke bawahan lo."

"Dude! if only you and I here, we just friend not colleague."

Doyoung hanya mengangguk, mengikuti isi hati temannya yang sedang mabuk kasmaran.

"Kalo udah ceritanya, saya permisi. Sajangnim."

Taeyong menggerakkan tangannya mengusir Doyoung keluar. Merasa kesal karna tidak dapat sahutan yang menarik dari Doyoung, sama sekali tidak asik!

••

El tampak bosan di Mansion. Yang bisa di lakukannya hanya menonton serial drama yang tayang di tv dengan rebahan saja sejak keberangkatan suami dan adik iparnya itu.

Ning nong

Seseorang menekan bel Mansionnya. El beranjak dari ranjangnya.

"Ahk!" erangan El saat merasakan perih pada kewanitaannya saat ingin bangkit dari ranjang. El sangat berhati-hati agar gak menimbulkan rasa perih lagi.











"Mama? Ayo masuk dulu." Sapa El saat mengetahui mertuanya yang berkunjung.

Mama Taeyon, langsung masuk saat di persilahkan masuk. El menutup pintunya kembali.

"Sayang, Mama bawa beberapa lauk untuk kalian." Mama Taeyon mengangkat dua paperbag yang di bawanya.

"Wah, Mama gak usah repot-repot. Aku punya banyak waktu buat masak." sahut El merasa tidak enak merepotkan mertuanya itu.

"Gapapa sayang, Mama gak mau kamu kecapean ngurusin nafsu makan Taeyong yang suka pilih-pilih makanan." Mama Taeyon mengusapi kepala El saat El sudah duduk di sebalahnya.

"Hehe, makasih ya, Ma. Aku taro dulu ke kulkas ya, Ma." El meraih kedua paperbag itu lalu membawanya ke kulkas yang ada di dapur.

"Sayang, jalan kamu kok gitu? Kalian? Wahhh Akhirnya, Mama bentar lagi punya cucu!" Senang Mama Taeyon menghampiri El lalu memeluk tubuh El lembut.

"Iya, Ma. Aku sama Taeyong udah nyoba semalem." sahut El rada malu.

"Makasih ya sayang, buatin Mama cucu banyak-banyak." senang Mama Taeyon.

Mama enak tinggal ngomong, aku yang kesakitan, Ma. - batin El.

"Mama harus telpon Mama kamu. Kalo bentar lagi kita bakal jadi nenek." Mama Taeyon berlari mencari ponselnya.

El menggeleng pelan. El juga sangat bahagia melihat mertuanya senang.

••

Jam makan siang, Taeyong memilih untuk pulang ke Mansion. Taeyong yang posisinya sedang mabuk kasmaran ingin terus berlama-lama bersama istrinya di ranjang.

"Sayang... Daddy pulang!" teriak Taeyong saat melewati pintu utama.

"ihhh Daddy. Kesambet apaan nyebut Daddy?!" elak El saat menghampiri suaminya itu.

"Ihhh bawel deh! Suka-suka aku dong. Sayang belum sehari, aku udah kangen banget sama kamu." Taeyong mendekap tubuh El lembut. Mengecup bibir El lembut. El menepuk-nepuk dada Taeyong, tapi tak di hiraukan oleh suaminya itu.

"Ehm! Mesra-mesraannya pas gak ada Mama aja bisa kan."

Sontak Taeyong melepas tautannya. "Sayang kok gak bilang Mama ada disini?!" panik Taeyong.

"Gimana aku mau bilang, orang bibir aku di lumat kaya gitu." El mengusap sisa saliva yang menempel di bibirnya.

"Udah! Ayo makan. Mama udah siapin." Mama Taeyon berjalan ke arah meja makan.

"Sayang, kamu ihhhh. Aku jadi malu kan." rengek Taeyong seperti bocah yang keciduk nyuri keju di dapur. Astaga! Dimana Bapak Taeyong yang semalam tampak  jantan itu?

"kok jadi aku yang di salahi. Salah sendiri langsung nyosor!" El beranjak meninggalkan suaminya itu. El tersenyum gemas sendiri melihat tingkah Taeyong yang seperti bocah itu.


🌹🌹🌹

VOTE
-
NEXT!

Follow akun ini bagi yang blm follow. Thx!

My CEO is My Husband • LTY [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang