37

6.2K 590 62
                                    

Sungchan berjalan kecil memasuki kamarnya. Jeno yang kini tengah duduk bersandar di kepala kasur dengan hp di tangannya seperti sedang bermain game.

Sungchan menaiki kasur Jeno dan duduk bersama Jeno.

"Nono, Ucanie boleh duduk disini?" Tanya Sungchan dengan suara anak kecilnya. Jeno mendengus sebal, pasalnya ia sangat membenci keberadaan Sungchan. Sejak Sungchan datang di rumahnya, kasih sayang El terlihat begitu besar pada bocah itu.

"Ndak boleh!"

Brugh !

"Ahk!!" Ringis Sungchan saat tubuhnya terkapar di lantai akibat dorongan Jeno. Tenaga Jeno memang lebih kuat darinya, di dorong sedikit saja oleh Jeno sudah membuat Sungchan terkapar jauh seperti ini.

Sungchan berusaha bangun, Jeno benar-benar membencinya.

"Nono, tadi momi buat kue, enak banget. Uchan bawain ya." Ujar Sungchan masih berbiat baik ingin menbawakan Jeno kie buatan El tadi.

"Gak usah."

Sungchan terlihat beranjak dari kamar. Jeno membuang nafasnya kasar dan menatap kepergian Sungchan. Tak lama Sungchan kembali datang dengan sepotong kue yang di lumuri krim coklat di atasnya.

"Ini buat nono." Sungchan menyodorkan kue itu ke hadapan Jeno, namun Jeno tak menggubrisnya dan masih tetap fokus pada gamenya.

"Nono, dimakan dulu kuenya. Nanti aja main gamenya." Sungchan memaksa Jeno untuk memakan Kue nya. Hingga kue itu tak sengaja jatuh dan mengotori baju Jeno.

"YA SUNGCHAN !" marah Jeno saat melihat baju dan sebagaian spray nya kotor terkena krim coklat. Sungchan terlihat panik, ujung hidungnya kini memerah, air matanya mengepul akan keluar.

"Aku kan udah bilang. Aku gak mau. Kenapa kamu gak bisa di kasih tau sih ?!"

"Maaf nono. Uchan gak sengaja hiks."

"Sekarang baju aku kotor kan ?!"

"Maaf Nono hiks."

Jeno mengambil potongan kue yang tergeletak di kasurnya kemudian mengusapnya keseluruh wajah Sungchan dan memaksa Sungchan untuk menelannya. Tangisan Sungchan semakin keras membuat Elsa datang menghampiri mereka.

"Yaampun Jeno ! Kamu apain adik kamu?!" Elsa memeluk Sungchan menepuk bahunya untuk tenang.

"Dia duluan yang kotorin baju dan spray aku." Ujar Jeno. Jeno semakin terlihat marah dimana Momi nya lebih membela Sungchan daripada dirinya. Sungchan masih menangis keras di bahu Elsa.

"Iya, tapi gak di giniin juga adeknya. Kamu sebagai kakak harusnya ngalah dong sama adek. Jangan di bales kaya gini. Momi gak pernah ya ajarin kamu jahat kaya gini sama sodara." Ujar El. Bukannya mendengarkan ucapan Elsa, Jeno beranjak dari kamarnya. Tatapannya kesal kepada mominya. Elsa hanya buang nafas pasrah.

"Maafin Jeno ya sayang. Jeno itu baik, tapi mungkin moodnya lagi jelek aja." Ujar Elsa. Sungchan yang masih menangis hanya mengangguk kecil.

"Jangan nangis lagi ya, ayoo momi mandiin kamu biar ganteng lagi." Ujar El menggendong Sungchan dan menbawanya ke kamar mandi.

🌹

"Dad!" Panggil Jeno yang sudah berganti pakaian dan memilih duduk di ruang kerja Taeyong. Ada Haechan juga disana.

"Iya sayang?" Tanya Taeyong tanpa menoleh karna masih berkutat dengan komputernya.

"Aku benci Sungchan di rumah ini. Kenapa dia tinggal di rumah kuta sih?! Komi lebih sayang Sungchan dari pada aku !" Ujar Jeno. Ia melipat kedua tangannya didada, tatapannya terkihat sinis dan kesal. Haechan di sampingnya yang asik main robot-robotan ikut manambahkan argumennya.

"Iya Dad. Echanie juga kesel, dia itu cengeng banget. Terus kalo udah nangis, di manjain Momi. Echanie gak pernah begitu." Ujar Echanie.

Taeyong melepas kacamatanya kemudian mendekat pada dua anaknya yang tengah melapor pada dirinya. Taeyong duduk di antara mereka.

"Kalian maklumi aja ya. Momi kalian memang begitu. Tapi Momi kalian sayang kok sama kalian. Kan ada Dadi, nanti Dadi aja yang manjain kalian. Oke?"

"Iya Dad." Sahut kembar itu bersamaan.

"Kalian pergi bobok sana. Udah waktunya bobok." Ujar Taeyong. Dua krucil itu segera beranjak dan pergi dari ruangan kerja Taeyong.

Taeyong buang nafasnya kasar, segera menyelesaikan kerjaannya kemudian memasuki kamarnya menemui El yang tengah berbaring nonton televisi.

Taeyong berdiri di depan televisi mengahalangi pandangan Elsa. "Yng, minggir. Aku lagi nonton." Ujar Elsa.

"Tega ya kamu El!" Ujar Taeyong mematikan televisinya. Elsa yang gak ngerti mendekat ke Taeyong.

"Maksud kamu?"

"Anak-anak lapor ke aku, kalo kamu lebih bela Sungchan dari pada mereka. Elsa inget ! Anak kandung kamu itu Jeno dan Haechan bukan Sungchan. Tapi kamu lebih perhatian dan manjain Sungchan ! Kamu lupa?"

"Sadar El. Jeno dan Haechan cemburu liat perhatian kamu ke Sungchan. Kamu gak merasa bersalah sama anak kamu sendiri?"

"Aku gak habis pikir sama kamu El." Taeyong kemudian keluar setelah mengucapkan itu. Elsa mendudukan dirinya, nafasnya memburu saat mendengar ucapan Taeyong seperti itu.

Apa dirinya sebegitu memebedakan kasih sayang kepada anak-anaknya hingga Jeno dan Haechan menceritakan keluhannya kepada Taeyong. Apa ia pantas di anggap seorang ibu jika seperti ini?

Elsa terus beperang dengan pikirannya. Kemudian ia beranjak ke kamar anak-anaknya. Terlihat lampu tidur Jeno belum di matikan dan Jeno tengah bermain dengan ponselnya.

Mendengar suara pintu terbuka, Jeno segera membaringkan tubuhnya lalu menghadap ke tembok dan menutup seluruh tubuhnya dengan selimut.

Elsa masuk kemudian menutup pintu lagi dengan pelan-pelan. Haechan dan Sungchan terlihat sudah pulas di ranjang mereka masing-masing. Elsa mengusap pelan kepala mereka berdua bergiliran hingga Elsa memilih untuk duduk di sisi ranjang Jeno.

"Sayangg kamu belum bisa tidur?" Bisik Elsa. Namun Jeno tak bergerak sedikitpun seolah-olah dirinya telah tidur pulas.

"Maafin Momi ya sayang, kalo Momi selalu belain uchan. Itu karna kamu kakak dari adik-adik kamu. Jadi pikir Momi kamu gak akan cemburu kalo Momi seperti itu kepada semua adik kamu."

"Maaf kalo Momi berfikiran sempit. Momi itu sayang kalian semua. Gak ada satupun kasih sayang Momi kepada kalian berbeda."

Elsa terus mengusap lembut kepala Jeno. Tak di duga air mata Jeno kini menetes membasahi bantalnya. Ia mencoba menahan sesegukannya agar tak terdengar menangis.

Elsa membaringkan tubuhnya di sebelah Jeno kemudian memeluk anaknya itu dari belakang. "Maafin Momi sayang yaa, tapi tolong maklumi jika nanti Momi selalu membela adik-adik kamu. Kamu sebagai kakak harus ngalah sama adik-adik kamu sayang." Elsa mengusap pelan punggung Jeno.

Jeno membalikan tubuhnya kemudian memeluk pinggang Elsa, menyembunyikan wajahnya pada leher Mominya. "Nono sayang Momi." Jeno mengecup pipi Mominya.

"Maafin Momi sayang ya." Elsa mengecup pipi Jeno, Jeno mengangguk kemudian memejamkan matanya karna ini sudah lewat dari waktu tidur Jeno biasanya. Kalo Taeyong tau, Dad-nya bakal marahin dia karna belum tidur sampai jam 10 malam.

.
.
.
.
Next?

My CEO is My Husband • LTY [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang