05

28.4K 2K 271
                                    

El kini tengah memasak sarapan di dapur. Sakit giginya udah mereda setelah subuh tadi Taeyong langsung bawa istrinya ke RS. Untung aja ada dokter yang nanganin.

Hari ini Taeyong harus kembali kerja, udah seminggu ini Taeyong menyerahkan tugasnya pada Doyoung, orang kepercayaan Taeyong sekaligus teman sejak Taeyong di bangku SMA. El izin tidak bekerja untuk hari ini, alih-alih takut giginya kambuh.

"Morning, sayang." satu kecupan mendarat di kening El saat Taeyong baru saja masuk ke area dapur.

"Morning too, sayang." ucap El di sela-sela membereskan perabotan yang sudah di cucinya. "Mark gak kamu panggil sekalian?" tanya El saat gak ngelihat Mark ada di meja makan.

"Aku lupa. Yaudah aku panggil dul-----

"Aku aja sayang. Kamu duduk aja disana." Potong El, lalu berjalan ke kamar Mark.

Toktok!

"Mark, ayo keluar. Kita sarapan sama-sama." teriak El setelah mengetuk pintu kamar Mark.

"Iya kak! Bentar lagi aku keluar." mendengar sahutan Mark, El beranjak kembali ke meja makan.

Baru aja El duduk di Kursinya, Mark juga datang. Mereka bertiga sarapan tanpa suara. Hanya suara dentingan sendok pada piring yang terdengar.

"Makasi sarapannya. Aku ke kampus sekarang Kak----" ujar Mark pada El. "----Bang, gue berangkat." lanjut Mark pada Taeyong.

Entah apa yang ngerasukin Mark, sampai ngotot minta pindah kuliah ke Universitas Seoul pada kedua orang tuanya.

Setelah kepergian Mark. El membawa perabotannya ke bak cuci lalu mencucinya sendiri. Sebenarnya, Taeyong bisa saja menyewa beberapa maid untuk mengurus rumah mereka. Hanya saja, El menolak. Mungkin setelah memiliki anak, El akan butuh seorang maid.

"Sayang! Pasangin." panggil Taeyong pada istrinya sambil mengibaskan dasinya.

"pasang sendiri dulu, aku masih nyuci piring." sahut El. Taeyong segera ngepout bibirnya.

"jeda bentar. Pasangin ini dulu, sayang." tolak Taeyong. El mendengus, lalu pasrah mencuci kedua tangannya lalu mengeringkannya dengan beberapa lembar tissue.

El berjalan mendekati Taeyong yang baru aja selesai memasang sepatu kerjanya. Taeyong berdiri segera setelah El berada di hadapannya.

"padahal pasang sendiri bisa, manja banget ya kamu." omel El saat memasangkan dasi pada leher Taeyong.

"Manja sama istri sendiri juga." balas Taeyong. El hanya ngerolling matanya malas.

"selesai." ujar El merapikan tata letak dasinya. Taeyong nunduk memeriksa. Lalu tersenyum saat mendapati hasil yang sempurna.

"Sayang." panggil Taeyong. El yang masih di hadapannya hanya berdehem. Tanpa aba-aba, Taeyong menarik pinggang El hingga kini tak ada jarak di antara mereka. "Apa lagi?" cibir El.

"Morning kiss, belum?" sepersekian detik kemudian Taeyong menempelkan bibirnya pada milik El. Gak cuman nempel! tapi, juga melakukan lumatan dalam, hingga El kehilangan asupan oksigennya.

Taeyong melepas lumatannya setelah melihat El yang susah mengatur nafasnya. El dengan cepat menghirup oksigen dan menetralkan pernafasannya.

My CEO is My Husband • LTY [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang