Part 12 Gantung

262 8 0
                                    

Maaf yak baru update

Dan jangan terlalu banyak berharap sama part ini ya. ><

***

Alan panik. Tapi disaat yang bersamaan, Mamanya tentu harus mengungkapkan segalanya sebelum semuanya berubah menjadi semakin kacau. Jadilah sekarang disaat di mana Alan seharusnya berada di sisi Ingga, ia harus memisahkan diri dulu untuk berbicara dengan mamanya. Awalnya ia menolak. Tapi mau bagaimana lagi, mamanya memohon.

“Ada apa, Ma?” tanya Alan yang sesekali melihat ke arah ruangan di mana Ingga diperiksa.

“Mama mau cerita sesuatu. Ini soal.. Ingga.”

“Ingga kenapa, Ma?” Arka melihat lagi ke arah yang sama seperti tadi.

“Sebenarnya dulu mama yang minta keluarga Ingga pergi dari rumah.”

Alan shock.

“Maksud mama?”

“Maksud mama, kamu salah kalau menilai Ingga ninggalin kamu gitu aja tanpa alasan kayak nggak nganggap kamu sebagai teman.”

“Tapi kenapa Ma? Kenapa mama harus ngusir dia dan keluarganya? Salah mereka apa?”

“Mereka nggak salah Alan. Semua ini mama lakuin karena mama nggak mau kamu dan Ingga semakin dekat. Karena ketika dewasa kalian tidak bisa bersama hanya gara-gara masalah status.”

“Memangnya dari mana mama tahu kalau kami akan dekat dan nggak bisa bersama hanya karena status? Masa depan nggak ada yang tau, ma.”

“Maafin, Mama, Lan.”

“...” masih dengan mode shocknya, Alan.

“Mama minta maaf banget karena baru ngomong sekarang.”

“Tapi walaupun begitu seenggaknya Ingga pamit dulu dong ma sama aku. Harusnya dia bilang kalau dia mau pergi jauh.” Alan tetap dengan pemikirannya bahwa Ingga salah. Padahal sudah terlihat sekali bahwa dia benar-benar panik dengan apa yang telah terjadi pada Ingga barusan.

“Emang kamu murni ngelakuin semua ini buat balas dendam pada Ingga? Kamu beneran nggak ada rasa sama sekali dengan Ingga? Nggak ada cinta, huh?”

“Ma, aku...” seharusnya ia tahu apa yang dirasakannya. Tai kenapa semuanya harus diingkari sekarang. Dan kenapa semuanya harus dipertanyakan sekarang, pikir Alan.

Mama Alan menghela napas.

“Kamu harusnya bangga dengan apa yang telah dilakukan oleh Ingga, sayang.” Ucap mama Alan pelan sambil menunduk.

“Bangga apa, Ma? Bangga karena dia udah ninggalin aku?” Alan menyeringai tidak percaya. Ia tidak habis pikir dengan apa yang dikatakan oleh mamanya. Bagaimana bisa???

“Kamu pikir Ingga bisa sampai seperti ini sekarang karena apa? Tentu karena rasa sayangnya dia ke kamu, Alan. Kalau dia nggak sayang sama kamu, mana mungkin dia rela mati-matian bisa sampai pada tahap sesukses sekarang ini. Harusnya kamu sadar soal itu. Bukannya malah berpikir sebaliknya, Alan.”

“...” Alan masih diam sambil berusaha mencerna apa yang baru saja didengarnya.

“Dulu, pas mama meminta mereka untuk meninggalkan rumah kita, mama tahu kalau Ingga melihat apa yang mama lakukan. Awalnya mama pikir lebih baik kalau mereka benar-benar pergi saja tanpa harus kembali. Tapi mama pikir lagi mungkin mama bisa melakukan sesuatu untuk itu. Jadi mama bilang kalau memang mereka ingin anak mereka menjadi bagian dari keluarga kita, mereka tentu harus setara dulu dengan kita.”

Blown Away (Fin)Where stories live. Discover now