EPILOG

292 8 0
                                    


8 tahun kemudian...

Ingga mendorong kereta belanjaannya menyusuri lorong supermarket. Ia melihat-lihat ke sisi kiri dan kanan secara bergantian mencari-cari apakah ada yang perlu di ambil dari rak tersebit.

Seketika matanya tertuju pada cemilan. Ia langkahkan kakinya mendekat ke rak tersebut dan terdiam sebentar seakan-akan menimbang-nimbang cemilan mana yang akan di beli olehnya. Karena terlalu serius, ia pun tidak sadar bahwa di sampingnya sudah berdiri sesosok pria dengan kacamata di wajahnya sedang menggendong anak kecil berkulit putih berambut lurus sebahu.

Setelah beberapa saat berdebat akan sesuatu dengan pria yang menggendongnya, anak kecil itupun mencondongkan wajahnya dan mencium pipi wanita dihadapannya.

Sedetik kemudian Ingga pun sadar dari lamunannya. Terkejut, ia pun langsung menolehkan wajahnya ke arah datangnya ciuman tersebut.

"Mama." Sapa makhluk kecil sambil menampakkan wajah senyum senangnya.

"Kania? Ngejutin mama aja." Ingga lega, ternnyata yang menciumnya tadi adalah si kecilnya.

"Kalo aku nggak nyium mama, tadi papa yang bakalan nyium mama. Pilih mana?"

Mata Ingga pun langsung membesar dan mengarah padah wajah prianya di sana. Yang dipelototi hanya tersenyum dengan matanya yang entah mengarah ke mana.

***

Kania sudah berjalan duluan sambil bernyanyi sendirian. Ibu dan ayahnya mengikutinya dari belakang sambil mendorong kereta belanja.

Alan tampak mengamati Kania dari jauh seakan-akan sedang mencari kesempatan. Tak lama kemudian, dirasa sudah pas, Alan langsung menarik pinggang Ingga dan mencium pelipisnya sekilas.

"Iiiihhh, Papa sama Mama pacaran mulu!" Kania hanya berdecak sambil menggelengkan kepalannya seperti yang biasa orang dewasa lakukan.

Alan yang merasa malu kepada anaknya hanya bisa menggaruk-garuk kepalanya sedang Ingga tertawa dengan ingkah laku anak kecil di hadapannya itu.

"Aku bahagia. Makasih ya." Ucap Ingga tanpa suara ke arah Alan.






P.S.

akhirnya selesai juga. makasih ya udah ngikutin sampai sini. ^^ maaf banget kalo ceritanya gak sesuai ekspektasi atau gimana.

tetap ikutin cerita alan-ingga di both of us. hihi

buat threelisty makasih pengingatnya. ^^

Blown Away (Fin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang