Part 7a Proposal 1

269 6 0
  • Dedicated to first reader ^^
                                    

Jarum jam tangan Ingga menunjukkan jarum jam pukul 8. Harusnya ia sekarang berada di rumah, bersiap-siap untuk berangkat ke kantor dan sarapan bersama orang tua dan adik-adiknya, bukannya di sini, di dalam mobil Alan yang baru mau mengantarnya pulang ke rumah. Yups! Semalam Ingga menginap di apartment Alan dan lupa kalau besok adalah hari Senin, waktunya kembali kerja. Tapi ya sudahlah, lupakan dulu urusan kantor. Yang sekarang harus dipikirkan adalah bagaimana caraya nanti menjawab pertanyaan orangtuanya atas ketidakpulangannya semalam. Ya tuhan... untung saja semalam kami tidak sampai melakukan hal di luar batas seharusnya, walaupun semalam sebenarnya sudah keluar dari jalurnya. Tapi ya sudah lah.

“Ingga. Kita sudah sampai.”

“Eh?” Ingga tersadar dari lamunannya.

“Kita sudah sampai di depan rumahmu.” Ucap Alan pelan mengulangi perkataan sebelumnya.

“Ah, iya. Terima kasih Alan, sudah mengantarkanku pulang ke rumah. Aku turun dulu, ya.”

“Tunggu.”

Alan juga ikut turun dari mobilnya ketika Ingga sudah melangkah beberapa langkah ke rumahnya. Ketika sadar bahwa Alan ikut turun, Ingga bertanya.

“Mengapa turun?? Kamu tidak perlu mengantarkanku sampai ke dalam, Alan.”

“Oh, ayolah. Bagaimana mungkin aku tidak mengantarkanmu sampai ke dalam. Orang tuamu pasti meminta penjelasan mengenai kamu yang tidak pulang semalam. Aku akan membantumu untuk menjelaskannya.”

Ingga menatap lama wajah Alan, mencari kesungguhan atas keinginan prianya.

“Baiklah.”

“Nah gitu dong. Cium dulu.”ucap Alan sambil memajukan pipinya ke Ingga.

“Alan!!!”

***

Alan dan Ingga pun melangkahkan kaki bersama memasuki rumah Ingga.

“Ingga. Alan.” Sapa Ibu Ingga seperti tanda tanya.

“Selamat pagi, bu.” Ucap Alan dan Ingga bersamaan.

“Iya. Pagi. Tadi malam kamu tidur di mana?” tanya Ibu kepada Ingga.

“Akuu.. tidur di apartemennya Alan, Bu. Habis dari rumah orangtuanya Alan, kami langsung pergi ke sana.”

“Kenapa tidur di sana?? Nanti apa kata orang anak gadis kok tidur di apartment cowok.” Ucap Ibu marah.

“Tapi kami tidak melakukan apa-apa ibu.” Hampir, tambah Ingga dalam hati.

“Maaf kan saya, Bu, karena terlalu berani membawa anak ibu pulang bersama saya. Saya pikir sudah terlalu malam untuk mengantar Ingga pulang. Takut menggangu tidur orang rumah juga soalnya.”

“Iya nak Alan. Tapi ini salahnya Ingga juga, kenapa mau ikut.” Ucap ibu tetap dengan nada kesal

“Sudahlah, Bu. Mereka kan sudah sama-sama besar. Sudah bisa membedakan mana yang benar dan maan yang salah. Bukan begitu Nak Alan?”

“Eh? Iya, Om.”

“Kalian sudah mandi? Sekarang sudah jam setengah 9. Bersiap-siaplah, kantor tidak libur di hari senin kan?”

Ayah Ingga mencoba mencairkan suasana. Dan berhasil. Buktinya semua orang yang berada di sana tersenyum lucu dengan apa yang barusan dikatakan oleh ayah Ingga.

Setelah mendengar hal tersebut, Alan berpamitan kepada orang tua Ingga untuk pulang. Tidak lupa ia mengecup kening Ingga sebelum pulang. Tentu saja Alan melakukannya setelah orang tua Ingga masuk ke dalam. Ingga yang dicium langsung mencubit pinggang Alan yang di jawab dengan ringgisan dari Alan.

Blown Away (Fin)Where stories live. Discover now