04. Pertemuan Pertama Versi Remaja

Start from the beginning
                                    

"Kok gue gak yakin ya? Gaya lo udah kerjain! palingan juga cuman lo bolak balik aja tuh buku! Lalu lo tutup lagi dan main ponsel tanpa batas. Tinggal ngomong mau nyontek aja kok ribet ... pake muji segala lagi, basi!" kesal Nisa yang menekan kata 'mau nyontek'.

"Iya deh, gue li ...."

"HOLLA, AFREBADE GAES. ANINDIA PUTRI YANG IMUT SEJAGAT RAYA INI DATANG." Teriakan khas suara cempreng milik sahabat Nisa yang satunya lagi memenuhi seisi kelas XI Ipa 3.

"Eh bused dah mak rombeng, pagi-pagi udah teriak aja. Dikira hutan kali ya!" ucap Aldo-ketua kelas kepada gadis yang bernama Putri.

"Siriqqe pake qolqolah aje lo," balas Putri sewot dan langsung menuju ke bangku di mana tempat dia dn kedua sahabatnya berada.

"Eh curut! bisa gak sih gak teriak-teriak! Kaget gue anjir!" Rena menoyor kepala sahabat kampretnya yang kebetulan duduk di depan mejanya hingga yang empunya kepala meringis.

"Anjir! sakit tau," ucap Putri menoleh ke balakang dan mengusap-usap kepala yang kena jitakan maut Rena.

"Eh ngerjain apa lo?" Putri yanh tadi ingin marah tapi matanya tak sengaja menangkap buku tulis yang tergeletak di atas meja dan melihat Rena yang sedang sibuk menulis.

"Gue yakin nih, lo pasti lupa kan! Secara kan yang lo inget cuma suami-suami lo itu kan." Nisa menyipitkan matanya sambil mengetuk-ngetuk jarinya ke meja, Nisa yang sedari tadi diam menyaksikan kegilaan temannya ini tak habis pikir kenapa ia memiliki teman rada sengklek kayak Putri.

Mendengar suami-suaminya di sebut, membuat mata Putri berbinar. "Iya, gue tuh semalam habis nonton sua ...."

"Eh kamvret! Udah kerjaian tugas fisika belom lo?" potong Rena yang menyakini jika tidak dihentikan pasti dia akan bercerita panjang kali lebar.

"ASTOTONG ... GUE LUPA!" pekik Putri yang langsung mendapat hadiah tatapan mata satu kelas.

Sadar jika ditatap, Putri pun menyengir menunjukkan senyum terbaiknya sambil membentuk jari tangan love, yang di respon jijik oleh teman-temannya.

"Anjir! suara lo," ucap Rena lagi dan lagi menabok pelan kepala Putri, tapi kali ini dengan pena yang ia genggam.

"Hehe, liat dong? Boleh ya?" pinta Putri dengan muka memelasnya.

Tidak ingin membuang waktu lagi karena mengingat sebentar lagi bel jam pertama akan berbunyim Mereka pun akhirnya sibuk dengan tugas rumahnya, ralat Rena, Putri dan beberapa teman sekelasnya saja. Nisa? Ia sudah sibuk berselancar dengan ponselnya.

***

XII IPA 1

Sedari tadi Bagas bercerita panjang tapi unfaedah, yang tak direspon sama sekali oleh Kelvin. Kelvin sendiri sudah jengah melihat teman absurtnya ini jika sudah bercerita, gak ada yang waras dari apa yang diceritakan. Mulai dari dia membantu kucing tetangganya melahirkan sampai dia memandikan dan menyelimuti anak-anak kucing yang baru lahir itu. Daripada Kelvin ikut gila juga, lebih baik ia mamainkan benda pipih yang sedari tadi tidur di dalam saku seragam sekolahnya.

"Jadi ya sa ...." ucapan Bagas terhenti karena tidak mendapat pergerakan dari lawan bicaranya, ia menoleh ke Kelvin yang duduk di sebelahnya. "bused dah! Dari tadi gue dikacangi hah." Bagas geleng-geleng kepala melihat Kelvin yang sudah sibuk dengan ponselnya.

Hening

Karena tak dapat respon dari lawan bicaranya, akhirnya Bagas tersenyum jahil kepada Kelvin.

Bruk

Sebuah buku UN yang tebalnya kuadrat+++ sengaja di lemparkan ke meja Kelvin, hingga menyeuarakan bunyi yang membuat empunya meja terperanjat kaget. Belum sempat menyeimbangkan tubuh, bokongnya sudah terlebih dahulu mendarat di lantai.

"ANJIR PANTAT GUE!" kaget Kelvin mengusap-ngusap bokongnya.

"HAHAHAHA." Suara tawa mengelegar seantero kelas terdengar sangat bahagia, siapa lagi pemilik suara itu kalo bukan Bagas si teman kamvret.

Untung saja semua siswa kelasnya saat itu sedang ada sosialisasi di aula sekolahnya, kalo tidak Kelvin sudah bingung mau di taruh di mana muka gantengnya nanti.

"BAGAS! GUE SUMPAHI LO JADI BA ...."

Ucapan Kelvin terhenti ketika mendengar suara lain di ruangan kelas mereka. Ternyata tanpa mereka sadar sedari tadi ada seorang Pria yang sudah berdiri di ambang pintu menatap kedua bocah tersebut dengan tatapan jengah.

"Bolos?" Suara berat dan dingin terdengar menakutkan bagi kedua orang yang berada di dalam kelas tersebut.

🌸🌸🌸

TBC!!

¦¦

Hy gaes, cuman mau bilang!!
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
Jangan lupa votment ya!!! hehe

_hayo senyumnya buat aku mana_😂😂

The Gray Love✔Where stories live. Discover now