"Halo Kiran, lo udah coba gaun yang gue kasih belum?"

      "Eh halo, gaun nya belum aku coba."

      "Coba gih, gue takut nya nggak muat di elo. Oh iya jangan lupa entar malem gue jemput."

      "Iya, nanti aku coba dan aku nggak amnesia jadi aku enggak lupa."

      "Ya udah gue mau istirahat lagi, Assalamualaikum."

      "Iya waalaikum salam."

      Kirana sedang memasak makan malam, tiba-tiba Ibu nya datang dan menyuruh Kirana mencuci piring dan membersihkan kamar mandi setelah memasak. Kirana hanya mengangguk dan mematuhi perintah Ibu tirinya.

      Setelah meletakkan makanan di meja makan, Kirana segera mencuci piring dan membersihkan kamar mandi. Mendengar suara adzan isya' Kirana segera mengambil air wudhu lalu ia sholat Isya'.

      Tepat jam tujuh malam, Raihan datang kerumahnya. Kedatangan Raihan disambut baik oleh Ibu dan Ayah Kirana.

      "Assalamualaikum om, tante."

      "Waalaikum salam nak Raihan."

      "Kirana nya ada? Aku mau ngajak jalan boleh kan om, Tan?"

      "Boleh dong, nah itu Kirana. Ya udah sana jalan tapi jangan pulang larut malam ya," ucap Yuli perhatian.

      Kirana duduk di samping kemudi, tak lupa ia memasang sabuk pengaman. Raihan mengemudikan mobilnya dengan kecepatan rata-rata.

      Raihan memberhentikan mobilnya tepat didepan tukang bakso di pinggir jalan yang terlihat kecil dan sederhana. Kirana sempat tidak percaya, karena bagaimanapun Raihan anak orang kaya dan dia mengajak Kirana makan di pinggir jalan. Bukannya Kirana tidak mau dan pinginnya di ajak makan di restoran mahal tapi ia tidak menyangka aja kalo Raihan orang nya sederhana.

      "Lo nggak papa kan kalo gue ngajak makan di sini?" tanya Raihan.

      "Iya nggak papa, tapi kamu beneran makan disini kan kamu anak orang kaya."

      "Emang kalo anak orang kaya nggak boleh makan di sini? Lagian ya yang kaya itu nyokap bokap gue sedangkan gue nggak punya apa-apa."

      Raihan beda banget sama Virgo. Raihan rendah hati dan sederhana sedangkan Virgo sombong dan sok berkuasa. Eh kok aku malah banding-bandingin orang sih. Batin Kirana.

      "Heh! Ayo kita makan, baksonya enak loh gue udah tujuh kali ke sini."

      "Iya-iya."

      Sekarang Raihan dan Kirana sedang memutari alun-alun yang tampak ramai. Kali ini Raihan berhenti di parkiran dekat orang jualan Durian. Raihan tampak semangat saat melihat banyak Durian.

      "Lo suka durian nggak?"

      "Suka, suka banget malah," ucap Kirana antusias.

      "Oke kita makan Durian yuk. Udah lama gue nggak makan."

      Terlihat banyak orang yang sedang mengantri membeli durian. Raihan sudah sangat tidak sabar ingin makan durian. Kirana terkekeh melihat Raihan yang hampir saja ngiler. Raihan mendengar kekehan Kirana langsung mengkondisikan wajahnya juga ia mengusap mulutnya pelan.

      Setelah puas makan durian, Raihan dan Kirana pergi ke taman biasa tapi tampak sangat indah karena banyak lampu-lampu yang menghiasi taman itu. Tak sedikit orang yang datang kesini. Kirana duduk di bangku bercat putih, sambil memandangi lampu-lampu yang bersinar terang. Raihan menunjuk ke arah langit, Kirana mengikuti Raihan untuk melihat langit dan ternyata ada banyak bintang yang bersinar.

      "Lo jangan kemana-mana ya!"

      "Kamu mau kemana? Aku jangan di tinggal."

      "Nggak kok, gue cuma ke sana bentar."

      Lima menit berlalu, Raihan datang dengan membawa dua buah lampion berwarna merah dan kuning. Raihan memberikan lampion kuning untuk di terbangkan Kirana sedangkan ia lampion merah.

      "Kita terbangin bareng ya," ucap Raihan.

      "Satu, duaa, tiii ga."

      Raihan dan Kirana melepaskan lampion itu bersamaan. Setelahnya Kirana bertepuk tangan karena merasa senang. Ini adalah lampion ke dua yang pernah ia terbangkan. Pertama bersama Bundanya dan sekarang bersama Raihan.

      "Loh kok lo nangis? Gue ada salah?" tanya Raihan panik.

      "Enggak kok, aku cuma ke inget Bunda aku. Dan makasih aku hari ini seneng banget berkat kamu."

      Raihan tersenyum tulus lalu ia melihat jam yang menunjukkan pukul sepuluh malam. Sudah waktunya untuk pulang dan istirahat.

      Saat di perjalanan pulang Kirana terus saja tersenyum membuat Raihan merasa sangat bahagia. Bahagia karena melihat orang yang di sukai senang karena dirinya. Ya Raihan sudah di tahap menyukai Kirana bahkan mungkin sebentar lagi Raihan akan mencintai Kirana.

      Saat di belokkan, Raihan memberhentikan mobilnya karena ia melihat ada segerombolan anak motor yang sedang berkelahi melawan preman-preman. Raihan menatap Kirana yang sepertinya takut. Raihan memundurkan mobilnya lalu berputar balik tapi sebelum itu ada dua orang preman yang menghampiri mobil Raihan. Preman-preman itu memukul-mukul kaca mobil milik Raihan. Kirana sangat panik, Raihan menghela nafas lalu ia keluar dari mobil tapi sebelum itu ia sudah menyuruh Kirana agar di dalam mobil saja dan mengunci mobilnya.

      Raihan di keroyok dua preman yang badannya besar-besar. Kirana menjerit saat Raihan di pukuli, tiba-tiba ada seorang anak geng motor tadi menghampiri Raihan. Lalu membantu Raihan melawan satu preman. Kirana tak tahu harus apa, ia memutuskan untuk keluar dari mobil.  Ia bisa melihat jelas jika orang yang menolong Raihan adalah Virgo. Kirana melihat ke arah belakang Virgo dan melihat ada preman lain yang akan memukul Virgo dari belakang menggunakan balok kayu.

      "Virgo awasss!!"

Vote dan coment ya biar Author semangat ngetiknya:)

Makasih buat yang udah baca, oh iya kalian bosen nggak sama alurnya?

Penasaran atau bosen?

Follow akun wattpad Author ya:)

22-07-2020

    

    

      

     

     

     

KING BULLYING [END]Where stories live. Discover now