10. Jalan-jalan

17.3K 1.3K 31
                                    

      Raihan mengambil kertas kecil yang terselip di rambut Kirana. Lalu memundurkan tubuhnya. Kirana bernafas lega, jujur tadi Kirana menjadi seperti patung.

      Kirana menatap Raihan yang sedang merapihkan selimut.

      "Makasih," ucap Kirana lirih.

      "Iya sama-sama, maaf tadi terlalu deket ya?" Kirana mengangguk pelan.

      "Gue udah sehat berkat ada lo disini, gimana kalo kita jalan-jalan," ajak Raihan.

     "Jalan-jalan kemana?"

     "Ke KUA mau nggak?" ucap Raihan sambil terkekeh.

      "Mau ngapain ke KUA, saudara kamu ada yang lagi nikahan?" tanya Kirana.

      Raihan tertawa sambil mengelus rambut Kirana. Tak habis pikir ternyata Kirana sangat polos. Padahal Raihan berniat menggoda Kirana tapi Kirana tidak paham, ya sudah.

      "Jawab dong, siapa yang nikah?" tanya Kirana.

      "Kita."

      "Ha?!"

      "Nggak-nggak, gue cuma bercanda. Ke taman yuk, gue bosen di kamar ini doang," Kirana mengangguk, Raihan langsung menggenggam tangan Kirana.

      "Gandeng dong, gue masih lemes nih."
  
      "Tadi katanya udah sembuh."

      "Yaa, itu kan tadi," Raihan menggaruk tengkuknya, salah tingkah.

     "Kamu mau modus ya?!" tuduh Kirana, membuat Raihan semakin salah tingkah. Kirana melepaskan genggaman tangan Raihan.

      Kirana dan Raihan pergi ke taman rumah sakit. Tak sengaja mereka melihat ada anak kecil yang duduk di kursi taman sambil menangis. Segera mereka menghampiri anak kecil itu.

      "Nama kamu siapa?" tanya Raihan

     "Putri."

      "Hai Putri, kamu kenapa nangis?" tanya Kirana.

      "Putri jangan nangis dong nanti cantik nya ilang loh," ucap Raihan.

      "I.. ibu aku kak hiks," Putri menangis semakin kencang. Refleks Kirana langsung memeluk Putri, bocah yang umurnya sekitar 8 tahunan.

      "Ibu kamu kenapa?" tanya Raihan penasaran.

      "Ibu aku meninggal, karena terkena penyakit kanker darah."

      "Putri nggak boleh nangis, kalo Putri nangis nanti ibunya Putri nggak tenang di sana. Putri harus ikhlasin kepergian Ibu Putri. Gimana kalo kita jalan-jalan keliling rumah sakit biar Putri ngerasa tenang?" tawar Kirana, dan di angguki oleh Putri.

      "Putri di sini dulu sama kak Kirana ya, kak Raihan mau pergi ke sana sebentar nanti kita keliling rumah sakit bereng bertiga, oke?"

      "Oke kak."

      Kirana mengusap rambut Putri dengan penuh kasih sayang. Kirana tahu rasanya di tinggal oleh orang yang sangat kita sayangi. Tiba-tiba Raihan datang dengan membawa dua lollipop warna-warni. Lalu di berikan untuk Putri dan Kirana.

      "Wah, makasih ya kak Raihan, aku suka banget sama permen lollipop," ucap Putri kegirangan.

      Setelah berkeliling rumah sakit, Kirana dan Raihan kembali ke ruangan rawat. Raihan merebahkan dirinya lalu bermain handphone.

      "Kiran, gue denger dari temen gue kalo elo pinter dan sampe dapet beasiswa. Gimana kalo kapan-kapan kita belajar bareng," ajak Raihan.

      "Boleh, tapi kita kan beda sekolah."

KING BULLYING [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang