|52.🩺

37.1K 2.8K 143
                                    

"Ana uhibbuka fillah. Imam pilihan abi."
-Keisya putri Al-farabi-

Assalammualaikum kakak"

Uwuuuuu

Cieeeee kangen autor
Ettssss

Maksudnya Keisyaaaa
Di part ini....

Jeng jeng jeng

Happy reading
Typo bertebaran
Vote sama coment!
💙🙇💙

Menuju end....PERMINTAAN NIH! FOLLOW AKUN AUTHOR DONG!!!

♡♡♡♡

Keisya menatap jam yang mengantung dan menunjukkan pukul sepuluh malam. Dan Alif belum juga pulang dari rumah sakit. Bahkan pria itu tidak mengabarinya sama sekali.

Perempuan itu menghela nafas dan beranjak dari duduknya. Kemudian berjalan ke arah jendela dan menatap dunia luar yang terjun dalam kelam.

Hujan masih saja menderas bahkan sudah satu jam berlalu namun tidak ada tanda-tanda akan berhenti. Dan ini menambahkan kekhawatirannya pada Alif.

Seharusnya jika Alif pulang lambat Alif memberitahu di awal sehingga ia tidak hawatir. Rasa takut seperti empat seolah kembali lagi.

Atau pria itu marah padanya?

Apa Alif benar-benar menyerah untuknya?

"Jika kemunculan saya membuatmu tidak nyaman. Saya akan menghindar Keisya. Tapi, izinkan saya bersama putra kita, setidaknya dia adalah obat bagi saya ketika kamu berusaha menghindari saya."

Keisya memejamkan matanya. Pikirannya semakin berkecamuk hebat.

Apa ia yang sudah keterlaluan dengan Alif?

Kalimat Alif tadi pagi benar-benar menohok tepat di hulu hatinya. Atau ia yang sebenarnya menginginkan ini?

Apa ia terlalu kejam menghukum Alif?
Tidak, ia tidak menghukum Alif. Hanya saja ia ingin mencoba semuanya...

Tok!

Tok!

Tok!

Keisya membuka matanya lalu menatap pintu yang di ketok dari luar. Perempuan yang masih mengenakan cadar itu berjalan setengah berlari lalu membuka pintu. Berharap Alif lah yang berada di balik pintu ini.

"Alif," lirih Keisya saat melihat pria itu basah kuyup oleh hujan dan pria itu menggigil kedinginan. Keisya tidak mendiamkan Alif perempuan itu meraih lengan Alif dan menuntunya masuk.

Ada banyak pertanyaan yang menyusuri Keisya. Kenapa Alif pulang hujan-hujan?
Dimana mobil pria itu? Tapi,ia mengurungkan niat itu,Keisya menyimpan dahulu pertanyaanya untuk Alif.

Namun rasa hawatir lah yang lebih menguasai dirinya saat ini apalagi saat melihat pelipis pria itu terluka walau pun lukanya tidak lagi mengeluarkan darah karena di timbun oleh air hujan yang menjatuhi Alif.

Ana Uhibbuka Fillah(Imam Pilihan Abi) [TAHAP REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang