|34.🩺

32.1K 2.9K 506
                                    

"Aku tidak berniat membalas melukaimu. Namun aku rasa kamu sudah merasakan luka kehilangan itu ketika Allah mengambilnya dari kita."
-Keisya alfarabi-

"Sekarang saya sadar kalau cinta ini telah punyamu seutuhnya."
-Alif el-Raihan-

😉😉😉
Happy reading
Typo bertebaran
Vote sama comen dong
💙🤗💙

Yang kemarin minta Alifnya di buat nyesel mana suaranya😂

Sebagai pemberitahuan sebenernya aku belum puas nyiksa Alifnya...
Spam coment baru aku kasih kejutan lagi
😆

♡♡♡♡

"Mohon maaf pak. Kami sudah berusaha sekuat tenaga kami. Tapi—janin yang ada di dalam kandungan ibu Keisya tidak tertolong karena kondisinya yang sangat lemah," ucap dokter yang baru saja keluar dari ruang rawat Keisya dengan nada penyesalannya. Setelah berucap dokter dan beberapa perawat itu pamit undur diri.

Hanna membekap mulutnya menahan tangis begitu juga dengan Salma. Semuanya terlalu tiba-tiba, bukan ini adalah takdirnya. Kenyataan pahit ini harus bagaimana ia sampaikan saat Keisya sadar nanti.

Di tambah Anisa gadis itu masih kritis. Dan lagi, kejutan besar di hadirkan. Anisa telah hamil. Hanna makin pusing dengan semua hal ini.

Alan menggelengkan kepalanya tidak terima atas ucapan yang di lontarkan dokter itu padannya. Pria itu mengepalkan tangannya menahan marah. Rahangnya mengeras dengan sorotan kemarahan dilumuri kebencian dan kekecewaan sangat jelas dari raut wajahnya.

"Alif!!!!!" teriak Alan dengan penuh amarah. Dan bertepatan dengan kedatang Alif dari ujung lorong. Alan berlari mengejar Alif yang berjalan tanpa dosa.

Bugh!!!!!

Satu dugeman keras mendarat di wajah Alif dengan kuat. Pria itu terhuyung kebelakang dan jatuh karena tidal siap dengan serangan tiba-tiba dari Alan.

Ia baru saja balik dari ruang rawat Anisa. Kalau tidak mengingat ada bundanya rasanya ia tidak ingin menemui Keisya yang sudah membuat Anisa terluka.

Masih terekam jelas di dalam ingatannya bagaimana teganya Keisya mendorong tubuh Anisa hingga gadis itu jatuh dan akhirnya di tabrak oleh mobil.

Sampai kapan pun ia sangat kecewa dengan Keisya. Keisya itu terlalu kekanak-kanakan baginya dan semena-mena kepada orang.

Namun saat sampai disini ia malah di pukuli oleh Alan. Bahkan ia belum bertemu dengan Keisya.

Tidak terima dengan perlakuan yang di terimanya Alif membalas memukuli Alan. Dan satu pukulan mengenai perut Alan.

Alan tersenyum miring lalu dengan cepat menendang perut Alif lalu meninju tulang pipi pria itu. Tidak berhenti di sana Alan dengan brutal memukuli wajah pria itu.

Mereka tidak peduli dengan pekikan histeris Hanna dan Bunda Alif yang menyaksikan itu. Di sana hanya ada perempuan berdua itu. Sedangkan Omar masih dalam perjalanan ke rumah sakit.

"Alan—tante mohon berhenti nak." Hanna terisak. Ia tidak suka akan kekerasan.

"Alif—Ya Allah nak istigfar!" Salma tidak kalah histerisnya. Ia marah dengan putra dan kecewa karena Alif lebih mementingkan Anisa yang bukan siapa-siapanya di bandingkan Keisya yang jelas adalah istrinya tapi, ibu mana yang tega melihat anak yang terluka.

Seakan tuli mereka tidak menghiraukan.

Padahal para penjaga tadi masih ada tapi sekarang tidak tau mereka ada dimana.

Ana Uhibbuka Fillah(Imam Pilihan Abi) [TAHAP REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang