|15.🩺

34.1K 3.2K 79
                                    

"Permainan kalian sungguh indah, hingga aku jatuh terlalu dalam dan tidak tau cara untuk kembali. Kenapa kalian buat aku jadi serumit ini?"

-Keisya al-farabi-

Assalamu'alaikum
I'm come back

Happy reading
Vote and coment
Typo bertebaran
💙🤗💙

♡♡♡♡

"Sebenarnya ini tentang siapa. Saya dan kamu atau dia?!"

"Katakan Kei!" sentak Alif lagi. Sedangkan Keisya,gadis itu masih menundukkan kepala. Tidak tau harus mulai bicara dari mana sekarag.

"Gue-"

"Apa? Kenapa harus membohongi!" Potong Alif lagi dengan nada dingin nan tinggi sehingga membuat Keisya meringis sendiri.

"Gue nggak maksud bohongin lo," balas Keisya memberanikan diri menatap Alif.

"Sudahlah. Saya mau pulang."
Alif mengambil kunci mobilnya lalu berlalu dihadapan Keisya.

Sedangkan Keisya dengan sigap menahan semuanya. Gadis itu lebih dahulu meraih kenop pintu untuk menahan pria itu agar tidak keluar.

"Apa lo cinta gue?" tanya Keisya kemudian sambil memandang manik mata Alif yang saat ini juga menatapnya namun dengan gerakan cepat pria itu mengalihkan pandangannya.

Sedangkan Alif, pria itu terdiam. Berusaha meraba hatinya saat ini. Apakah yang sebenarnya terjadi didalam sana. Bahkan ia tidak tahu.

"Apa itu penting untuk orang yang suka mempermainkan sesuatu. Dan tidak pernah mampu untuk menghargai." ucap Alif tersenyum kecut.

Keisya bungkam mendengar penuturan Alif padanya. Apa ia sudah melukai orang saat ini, apa ia sudah mempermainkan sesuatu sekarang.
Ada banyak hal yang sedang bertempur dengan hati dan akalnya saat ini.

"Jawab aja sih! Kalau nggak kenapa lo marah?" Giliran Keisya yang bertanya pada Alif.

Alif memalingkan wajahnya kesembarang arah saat mendengar pertanyaan dari Keisya.

"Saya hanya ingin Kamu menghargai sesuatu, dan bertanggung  jawab atas apa yang kamu lakukan!" Tegas Alif tanpa melihat Keisya.

"Benarkah?"

"Iya. Apa jelas?" tanya pria itu dengan dingin dan mata tajamnya menghunus iris milik Keisya.

"Sialan!" umpat Keisya pelan namun masih dapat di dengar Alif.

♡♡♡♡

"Keisya turun nak. Ayo makan." Hanna menatap kawatir dari balik pintu kamar Keisya. Ia kawatir akan kondisi putrinya itu.

Keisya sudah pulang dari satu jam yang lalu namun ia tidak kunjung turun bahkan gadis itu melewatkan makan malamnya.

Disisi lain Keisya masih bergelung dalam selimutnya. Bukan ingin menjadi anak durhaka hanya saja moodnya saat ini sangat buruk ia tidak mau kelepasan dan melampiasakan pada yang lain.

Seperti sekarang ia dapat mendengar nada kawatir dari umi. Ini sudah untuk kesekian kalinya uminya memanggilnya.

Keisya mengehela nafas panjang lalu beranjak dari tempat tidurnya.

Ana Uhibbuka Fillah(Imam Pilihan Abi) [TAHAP REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang