"Eonnie, sakit tahu!"

"Salah sendiri, siapa suruh mendoberak pintu?" ucap Jisoo yang menyebabkan Lisa mengerucutkan bibirnya sebal.

"Nah sudah selesai" ucap Jisoo dan kembali mengancingkan kemeja Lisa. Gadis itu terseyum lantas mengusap pelan rambut Lisa, "Maafkan eonnie yah" ucapnya tulus.

"Tidak, aku yang minta maaf. Eonnie benar aku seharusnya menjaga Rosé lebih baik lagi jadi kejadiaan seperti ini tak akan terjadi. Aku benar-benar menyesal" ucap Lisa dengan mata berkaca-kaca.

Jisoo yang melihat hal itu pun langsung membawa Lisa dalam pelukannya, mengusap punggung sang adik yang bergetar karena terisak pelan, "Sttt, tak apa-apa. Maaf yah karena sudah menyalahkanmu semalam" ucap Jisoo lembut.

Lisa pun melepaskan pelukannya, mengambil tissue dari saku jeansnya lalu mengelurkan ingusnya yang menyebabkan Jisoo mengernyit jijik. Tetapi, pada akhirnya ia terkekeh pelan karena menemukan hidung serta pipi Lisa yang memerah, adiknya itu benar-benar sangat mengemaskan. Ini bahkan pertama kalinya bagi Jisoo melihat adiknya itu menangis. Bahkan dulu ketika ia terjatuh dari pohon kesayangannya anak itu hanya tertawa saja sama sekali tak menangis meski Jisoo tahu  bahwa pantat anak itu pasti nyeri bukan main.

"Kalau kau jadi mengemaskan begini, setiap hari aku akan membuatmu menangis terus deh" ucap Jisoo bercanda.

Lisa mencebik kesal, melemparkan tissuenya pada Jisoo yang menyebabkan kakaknya itu memekekik jijik, "Enak saja, aku ini strong women tahu!" ucap Lisa

"Iya-iya, tapi tak usah melemparkan tissue bekas ingusmu juga dong!. Aduh, kalau begini nasibmu bisa sama dengan suster Yuri melajang sampai usia lima puluh tahun"

"Yak! Enak saja. Aku ini lebih cantik tahu dari suster Yuri banyak pria yang mengantri untuk menjadi kekasihku eonnie" ucap Lisa sambil mengibaskan rambut panjangnya yang menyebabkan Jisoo terkekeh.

"Ck, kau bahkan tak berganti baju. Sudah pasti, kau belum mandikan?" ucap Jisoo yang hanya di balas senyum lebar Lisa yang mampu membuatnya mengelengkan kepala tak habis pikir. Ada yah manusia sejorok Lisa?, "Sudah, sekarang kau pulang, mandi dan berganti baju nanti kesini lagi. Aku sudah bilang pada wali kelasmu dan Rosé bahwa kalian izin tidak masuk sekolah"

"Tak usah, aku akan menjaga Rosé disini. Eonnie memangnya tak akan kerja?"

"Aku sudah izin masuk terlambat dengan atasanku, lagipula siang nanti Jennie akan ke sini kok. Sudah sekarang kau cepat pergi ke apartemet atau aku tak akan mengizinkanmu menjaga Rosé" ancam Jisoo sambil menyerahkan kunci apartement pada Lisa.

Mendengar ancaman sang kakak yang pastinya tak main-main membuat Lisa hanya mampu menghela napasnya dan mengambil alih kunci apartement, "Kabari aku yah kalau ada apa-apa dengan Rosé-ya" ucapnya yang di balas anggukan mantap oleh Jisoo. Lisa pun dengan segera keluar dari ruang rawat Rosé, ia harus cepat agar dapat menjaga kakaknya itu.

_

"Anak lemah tak tahu diri sepertimu itu harusnya enyah dari muka bumi ini!" pekikan itu terasa begitu nyari di telinga Rosé membuat tubuhnya yang tengah mengigil kedinginan mendadak stagnan, "Kau itu hanya benalu di kehidupan Lisa, dia melindungimu karena kasihan!"

Itu tidak benar bukan?

Siapapun tolong katakan bahwa itu tidak benar!

"Kau tak lebih daripada parasit di hidup Lisa!"

"Rosé-ya, hei, kau sudah sadar?"

Mata Rosé mengerjap berulang kali mencoba membiasakan diri dengan cahaya yang tiba-tiba meringsek masuk ke dalam retinanya. Ia memandang ke sekeliling, merasa asing dengan ruangan serba putih juga bau pekat obat-obatan yang menusuk ke dalam indra penciumannya. Ia lalu menjatuhkan atensi pada sosok Lisa yang menatapnya dengan mata berkaca-kaca, ia bahkan dapat merasakan gengaman hangat tangan Lisa pada tangannya.

"A-aku dimana?" tanyanya parau, suaranya masih terasa serak.

Lisa tak menjawab, gadis itu melepaskan gengaman tangannya pada tangan Rosé sebelum memutar dan mengambil gelas berisi air putih yang memang sengaja di taruh oleh perawat di atas nakas. Ia pun menyodorkan gelas tersebut pada Rosé, membantu gadis itu untuk minum. Setelahnya ia kembali ke posisinya semula dan kembali mengengam erat tangan Rosé.

"Kau ada di rumah sakit, kau hampir pingsan selama dua puluh empat  jam Rosé-ya" ucap Lisa, jelas sekali gadis itu sangat mengkhawatirkan keadaan Rosé.

"Maaf" hanya itu yang mampu keluar dari mulut Rosé hingga akhirnya gadis itu terisak pelan yang membuat Lisa terkejut, "Maaf, karena hanya bisa menjadi benalu dalam hidupmu Lisa-ya"

"Kau ini bicara apa!" sentak Lisa langsung mendekap Rosé erat. Ia mengusap punggung Rosé dengan sayang, "Kau itu bukan benalu bagi siapa pun Rosé-ya. Jangan pernah berpikir seperti itu lagi, kau membuatku merasa sakit"

Rosé membalas dekapan Lisa, membiarkan kehangatan melingkupi sudut hatinya, "Maaf, maafkan aku"

Lisa hanya mampu menghela napasnya pelan. Rosé mungkin masih terguncang karena insiden terkunci di dalam gudang kemarin malam. Diam-diam Lisa merasakan amarah yang membara dalam hatinya, siapapun yang menyelakai Rosé akan ia pastikan remuk di tangannya.

Lisa melepaskan dekapannya, menangkup pipi tembam Rosé, "Sudah, jangan menangis. Nanti Jisoo eonnie bisa mengantungku karena mengira telah membuatmu menangis" ucap Lisa sambil menghapus jejak air mata di pipi Rosé, sementara gadis itu hanya terkekeh pelan.

"Jennie eonnie dan Jisoo eonnie dimana?" Tanya Rosé kala tak menemukan sosok kedua kakaknya itu.

"Oh, Jisoo eonnie sedang bekerja sementara Jennie eonnie bilang dia akan sedikit terlambat karena ada urusan"

"Kau sendiri kenapa ada di sini? Kau bolos yah?"

"Enak saja, Jisoo eonnie sudah mengizinkanku ke wali kelas tahu!" ucap Lisa sambil mencebik kesal sementara Rosé hanya terkekeh pelan sebelum ekspresinya mendadak berubah sendu.

"Ada apa?"

"Aku ingin pulang Lisa-ya. Biaya rumah sakit itu sangat mahal. Darimana Jisoo eonnie akan mendapatkan uang?"

"Tenang saja, Jennie eonnie sudah mengurus semuanya kok"

"Jennie eonnie?. Tapi, uang dari mana?"

"Eish, sudahlah kau itu baru sadar kenapa jadi banya sekali bicaranya sih?. Yang terpenting kau kembali sehat tak usah pikirkan masalah biaya. Oke?" ucap Lisa. Rosé hanya mampu menghela napasnya dan menganggukan kepalanya. Membiarkan sunyi menemani keduanya.

Lumayan fast update lah yah ini wkwkkw

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Lumayan fast update lah yah ini wkwkkw. Semoga kalian suka yah sama chapter satu ini. Dari kemarin commentnya sepi banget:(, ayo dong jangan lupa untuk vote dan comment yaah biar jiwoo semangat update.

Kalau ada yang teume jangan lupa cek cerita treasure pertama jiwoo yaah judulnya revive #promosi ngehehehe. Have a nice day^^

—kissandhug—

MI CASAWhere stories live. Discover now