Treinta y siete

557 69 9
                                    

"Aku pulang," lirih Jisoo pelan sambil membuka pintu apartementnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku pulang," lirih Jisoo pelan sambil membuka pintu apartementnya.

Gadis itu menghela napas kala melihat semua lampu sudah mati yang mana tandanya kedua adiknya sudah jatuh ke alam mimpi. Seminggu ini, Jisoo sudah kembali ke rutinitas bekerjanya setiap hari yang memaksanya harus pulang larut malam dan memangkas waktu kebersamannya dengan kedua adiknya. Ia juga lebih sering mengunjungi Jennie di siang hari karena jadwal sidang kedua sang adik sudah di tetapkan.

Jisoo berjalan gontai menuju ke dapur dan menyalakan lampu di sana. Gadis itu menarik kursi pelan sebelum membongkar isi tas belanjaan yang di bawanya. Ia mengambil sekaleng bir lantas membukanya dan meneguknya pelan. Jisoo lalu menyenderkan tubuhnya di senderan kursi sambil menatap langit-langit apartementnya.

Malam ini, isi kepalanya terasa begitu penuh. Siang tadi dirinya mendapatkan telepon dari Suster Taeyeon yang menanyakan soal keputusan Jisoo mengenai menjadi kepala panti asuhan. Namun hingga kini Jisoo tak dapat memberikan jawaban yang pasti kepada suster yang sudah merawatnya semenjak ia bayi itu. Di satu sisi, ia tak dapat meninggalkan Jennie seorang diri di Seoul namun di sisi lain ia juga tak rela jika harus berpisah dengan Lisa dan juga Rosé yang sudah memutuskan untuk kembali ke Busan. Di tambah lagi Jisoo sangat menyadari bahwa suster Taeyeon dan Suster Yuri sangatlah kerepotan dalam mengurus panti setelah kepergian sang ibu, apalagi di usia keduanya yang sudah tak semuda dulu.

"Jisoo eonnie"

Jisoo tersentak kaget dan spontan melihat ke arah asal suara yang ternyata berasal dari Rosé yang sepertinya baru kembali dari toilet. Oh ya ampun, Jisoo pasti terlalu larut dalam pikirannya hingga tak menyadari sosok Rosé sama sekali.

"Rosé-ya, kenapa? Ingin eonnie bantu untuk kembali ke kasur?" tanya Jisoo lembut

Rosé mengelengkan kepalanya pelan, "Eonnie tumben sekali minum, ada apa? Mau berbagi denganku?" tanya Rosé

"Eonnie hanya sedang banyak pikiran saja" ucap Jisoo sambil tersenyum

"Eonnie, kau bisa berbagi denganku. Mungkin aku tak dapat memberikan saran yang baik untuk eonnie namun setidaknya eonnie tak perlu menanggung beban seorang diri" ucap Rosé sambil mendorong kursi rodanya mendekati sang kakak.

"Ini soal panti asuhan," ucap Jisoo mulai bercerita, tangannya nampak sibuk mengoyang-goyangkan kaleng bir yang hanya tersisa setengah, "Eonnie masih belum mengambil keputusan sama sekali. Eonnie tak ingin meninggalkan Jennie seorang diri di Seoul meskipun eonnie masih bisa mengunjunginya namun biaya transportasi dari Busan ke Seoul tentulah tidak murah. Tapi di sisi lain eonnie tak ingin meninggalkanmu dan Lisa hanya berdua tanpa eonnie di Busan"

"Kata siapa aku dan Lisa hanya berdua eonnie?" ucap Rosé sambil membawa tangan Jisoo untuk di gengamnnya, "Di Busan ada Suster Taeyeon, Suster Yuri dan juga anak-anak panti lainnya. Kami juga akan lebih sering bertemu dengan Minnie. Ada banyak orang-orang baik di sekitar kami jadi eonnie tak perlu mengkhawatirkan kami" jelas Rosé.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 20, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MI CASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang