"Eonnie, apa Jennie eonnie masih akan tinggal lebih lama di Jepang? Ini sudah dua minggu loh" ucap Lisa sambil memotong-motong tak minat pada pancake bertumpuk di hadapannya.
"Aku merindukan Jennie eonnie, apa eonnie sesibuk itu hingga tak bisa menelepon kita?" timpal Rosé
Jisoo yang tengah mencuci piring hanya mampu tersenyum miris. Hatinya seolah dihujam oleh ribuan anak panah mendengar kata rindu yang terus terlontar dari mulut kedua adiknya terhadap sosok Jennie. Ini sudah dua minggu terlewati semenjak Jennie ditahan, selama itu pula Jisoo harus berbohong kepada adik-adiknya dengan mengatakan bahwa Jennie harus pergi ke Jepang untuk menjadi perwakilan universitasnya.
"Jennie pasti sangat sibuk," ucapnya sambil mengeringkan tangan sebelum menghadap kedua adiknya yang nampak muram, "Jika ada waktu, Jennie pasti akan langsung menelepon kalian," lanjut Jisoo sambil mengusap kepala adik-adiknya dengan lembut.
"Tempat ini rasanya tak seperti rumah jika tak ada Jennie eonnie," ucap Rosé.
Mata Jisoo menyendu menatap raut wajah adik-adiknya yang nampak begitu lesu, "Sudah, ayo selesaikan sarapan kalian. Nanti terlambat masuk sekolah loh" ucapnya
Lisa menghela napas pelan sebelum melanjutkan memakan sarapannya dengan tak minat begitu juga dengan Rosé. Hening menjadi teman bagi tiga anak hawa tanpa pertalian darah itu. Meski jika boleh jujur, isi kepala Jisoo tengah berkecamuk gaduh saat ini. Ia tak mungkin terus melontarkan kebohongan pada kedua adiknya itu, apalagi sudah jelas jika Jennie akan segera di hukum atas kesalahannya. Namun di satu sisi, ia sudah berjanji pada Jennie tak akan mengatakan yang sebenarnya pada Rosé dan juga Lisa.
"Eonnie, kenapa? Kok melamum?" sahut Lisa yang membuat Jisoo terkesiap kaget.
"Ah, tidak. Eonnie hanya merindukan ibu juga suster Taeyeon dan suster Yuri," balasnya
"Rosé juga rindu pada ibu dan para suster. Rasanya sedikit merasa bersalah karena jarang menghubungi ibu juga para suster," sahut Rosé lesu.
"Nanti kita kunjungi ibu dan juga para suster di panti yah. Bagaimana?" ucap Jisoo
"MAU!" pekik Rosé dan juga Lisa berbarengan.
"Aku rindu menjahili suster Yuri, hehehe," ucap Lisa dengan cengiran tak berdosanya yang hanya di balas gelengan kepala oleh Jisoo.
"Nanti kau kena kualat Lisa-ya," ucap Rosé
"Tidak akan, aku kan anak manis nan baik hati jadi tidak mungkin kualat," ucap Lisa sambil mengibaskan rambutnya dengan sombong.
"Baik hati tapi sering menjahili suster Yuri yah," ejek Jisoo yang hanya di balas tawa kencang oleh Lisa. Setidaknya, kegiatan sarapan pagi mereka hari itu tak sesuram pagi-pagi sebelumnya.
—
"Lisa-ya," sahut Rosé sambil melirik sedikit ke arah belakang dimana terdapat Lisa yang tengah mendorong kursi rodanya pelan menelusuri jalanan menuju sekolah mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
MI CASA
FanfictionKetika bunga sakura tengah bermekaran di pertengahan bulan Mei, Park Roseanne harus merasakan pahitnya kehilangan kedua orang tuanya dalam sebuah kecelakaan. Kala ia merasa hidupnya t'lah luluh lantah karena tak memiliki tempat untuk kembali pulang...