Uno

2.3K 312 28
                                    

Mamah dan papah terlihat saling mengengam tangan, keduanya mengenakan baju serba putih yang membuat dahi Rosé mengernyit bingung karena seingatnya Mamah mengenakan dress panjang berwarna coklat dan sang Papah mengenakan kemeja berwarna biru dongke...

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Mamah dan papah terlihat saling mengengam tangan, keduanya mengenakan baju serba putih yang membuat dahi Rosé mengernyit bingung karena seingatnya Mamah mengenakan dress panjang berwarna coklat dan sang Papah mengenakan kemeja berwarna biru dongker dan celana jeans. Rosé hendak bersuara namun tak ada yang keluar dari bilah bibirnya, sekeras apapun ia berusaha suaranya enggan untuk keluar.

Papah dan Mamah mulai melangkah mendekati sebuah pintu kira-kira setinggi dua meter dengan sulur-sulur rumit yang terbuat dari emas. Rosé hendak mengejar namun ia tak bisa melangkah dan tiba-tiba terjatuh. Air mata mulai luruh, ia mencoba kembali untuk berteriak tapi hasilnya tetap sama tak ada yang keluar dari mulutnya. Ia ketakutan dan bingung. Kemana Papah dan Mamah akan pergi? Mereka tak akan pergi ke Kantor bukan? Mereka sudah janji pada Rosé akan mengajaknya pergi ke Busan. Papah dan Mamah tak pernah mengingakari janjinya.

"Papah! Mamah!" Akhirnya suaranya dapat keluar, papah dan mamah melirik ke arahnya dan tersenyum. Keduanya melangkah mendekati Rosé dan mensejajarkan posisinya dengan Rosé.

"Sayang, harus kuat yah, tak boleh jadi lemah. Semuanya akan baik-baik saja" ucap Papah sambil mengusap rambut Rosé

"Papah mau kemana? Rosé ingin ikut"

"Tak boleh sayang, belum saatnya"

"Rosé tidak nakal kan? Kenapa papah dan mamah mau pergi dari Rosé. Rosé janji akan menuruti semua kata papah dan mamah, Rosé akan makan sayur dan tidak membuangnya, Rosé akan rajin sekolah. Papah dan Mamah jangan pergi"

Mamah tersenyum, senyum yang sangat cantik, "Mamah dan Papah sangat sayang Rosé melebihi apapun," ucap Mamah lembut, mengecup kening Rosé lama sampai Rosé merasa sangat mengantuk dan perlahan memejamkan matanya.

Rosé terbangun di sebuah tempat asing yang di dominasi dengan warna putih juga wangi obat yang menusuk ke dalam hidungnya. Kepalanya masih berdenyut nyeri, ia melirik ke semua sudut mencoba mencari sosok sang papah dan sang mamah tapi di sini, di ruangan ini hanya ada dirinya seorang. Rosé hendak bangkit namun ia sama sekali tak dapat merasakan kakinya.

Rosé menyikap selimut yang menutupi kakinya, mencoba mengerakan kakinya tapi ia tak bisa. Dalam kebingungan ia menangis kencang lantas berteriak memanggil Papah dan Mamah tetapi yang datang bukanlah papah dan mamah melainkan seorang wanita berpakaian serba putih dengan raut cemas yang kentara di wajah cantiknya.

"Kau sudah sadar nak?" tanya suster tersebut berusaha mendekati Rosé.

"Tidak! Jangan dekati aku! Aku mau papah dan mamah! Hiks dimana Papah dan Mamah" teriak Rosé kencang, membanting vas bunga yang ada di nakas.

"Sayang tenang dulu yah," ucap wanita tersebut tetap berusaha mendekati Rosé

"Tidak mau! Rosé ingin papah dan mamah!. Papah dan Mamah tidak boleh tidur di sana!"

MI CASAWhere stories live. Discover now