11. Solar Eclips

92 21 2
                                    

DI RUMAH TERO
     
      "Keluarlahh, mereka belum pulang isi dulu perutmu itu." Bisik ibu Tero membuka lemari pakaian .
      "Apa kau yakin mereka belum pulang?" Tanya Ayah tero yang keluar dari lemari.
      "Iya mereka pulang biasanya malam."
      "Baiklah, perutku lapar sekali." keluh manja Ayah Tero.
     "Jangan harap kamu bisa menipuku lagi aku menolong kamu hanya karna kamu tidak memiliki tempat tinggal di sini. Ingat itu!" ujar Ibu Tero
     "Iyaa iya, aku makan dulu." Balas Ayah Tero yang langsung menuju dapur.
     "Kalau sampai kamu gegabah kamu tidak akan bisa keluar dari sini hidup-hidup."
     "Dasar wanita itu kamu kira aku bodoh apa??" Guman ayah tero tertawa sinis.
    

*****

DI KANTOR PUSAT KOPASUS

Aku mencoba mencari wajah dibalik kejadian ini, pihak yang terkait yaitu pimpinan perusahan besar di indonesia dan beberapa penjabat setempat.

Mencari data diri seseorang hal yang mudah bagi seorang kopasus tetapi tidak untuk awal dari sumber informasi oleh karena itu aku mengabari Tero dan Arel tentang data diri yang baru ia dapatkan.

Kita memiliki grup chat yang baru kami buat siang tadi di tempat ngopi, dengan grup chat ini kita berharap bisa memberikan kelonggaran dalam kasus ini.

     "Ini aku udah cari pihak yang terkait, sekarang lakukan tugas yang udah kita bagi tadi!"
     "Okee siap" balas mereka, Arel mengumpulkan data orang-orang  yang ada pada pihak rumah sakit sedangkan Tero mencari data dari klien Pak Antony.
     
Mencari dan terus mencari berbagai informasi membuatku lupa untuk mengisi perutku, jadi aku memutuskan menemui bibi luna yaitu ibunda Tero di apartemennya.

Bibi Luna sudah aku anggap Ibu sendiri ia selalu membuatkan kami sarapan sebelum pergi kerja, apartemen yang bersebelahan membuatku leluasa saja keluar masuk di sana. Sesampai di sana, aku menekan tombol apartemen Tero agar bisa mengisi perutku dengan masakan rumahan.
     "Itu siapa?" Kejut Ibu Tero yang mendengar bunyi bel kemudian melihat ke door viewer. "Kenapa mereka pulang begitu cepat?, heehh heeii cepat masuk kelemari." Bisik Ibu Tero dengan gestur tubuh menyuruh pergi pada Ayah Tero.
 
Ayah tero yang masi makan membawa makanannya kedalam lemari baju Ibu Tero.

Kemudian Ibu Tero membukakan pintunya untuk ku, "haii kaltus kamu kenpa kesini, bukannya masi jam kantor ya?"
     "Iyaa bi, aku lagi bebas tugas sekarang jadi aku kesini deh untuk isi perut hehe"
     "Hoo ayoo masuklah, Bibi baru aja siap masak."
     "Iyaa bi, masakan bibi yang paling enak aku gak sabar lagi mencicipinya." Karna perut kosong, aku menyosor masuk.
     "Inii makan semua kenyang-kenyang nanti bibi masak lagi untuk Tero." Balas Ibu Tero menghidangi semua makanan lezat.
      "Haduuh Bibi memang yang terbaik."

Ayah tero yang kehausan mencoba mengambil gelas yang sempat ia bawa ke dalam kamar dan ia taruh diatas meja rias ibu Tero, mencoba membuka pintu lemari tanpa suara tanpa di sengaja ia menendang piring makanan yang ia bawa ke dalam lemari, karena kecerobohannya itu ia kembali masuk ke dalam lemari dan menutup erat pintu.

  "Bibiii apakah ada orang lain dirumah ini??"
 

     

matahari tengah malam Where stories live. Discover now