Part 16 - "Damn you're fucking hot!" -

Start from the beginning
                                    

Lalu aku mengalah. Luke memegang daguku untuk memaksaku melihatnya tapi aku masih tertawa, aku tidak bisa berhenti tertawa. Lalu aku mataku bertemu dengan mata birunya. Luke lalu tertawa sepertiku dan lama kelamaan tangannya turun dari daguku ke pinggangku. Tertawaku dan Luke kemudian padam. Aku memegang leher Luke dengan kedua tanganku dan merangkulnya. Luke juga melakukan yang sama dengan pinggangku. Aku menutup mataku ketika aku sudah bisa merasakan napas Luke. Jarak kami semakin dekat dan semakin dekat sampai aku sudah bisa merasakan bibir bawah Luke.

"Luke!!" Catlin memanggil Luke dari arah kejauhan dan aku bisa mendengar lengkah kakinya menuju kami.

Aku dengan cepat langsung memindahkan kepalaku ke pundak Luke. Dan Luke langsung melepaskan tangannya dari pinggangku lalu melihat ke arah Catlin yang sedang berlari ke arah ke kami.

"Holy shit!" Kataku saat kepalaku masih ada di pundak Luke dan tanganku masih merangkul lehernya. Aku yakin Luke pasti mendengar apa yang aku katakan karena aku berada di dekat kupingnya. Inilah kenapa aku membenci Catlin.

"Dont blame her," Luke meresponku.

Aku melepaskan pelukanku (karena apa yang aku lakukan seperti memeluk Luke) dengan Luke dan melihat Catlin yang sudah ada di depan Luke sedang berdiri membawa bunga berwarna merah.

"Kenapa Violin memelukmu, Luke?" Tanya Catlin.

"Um.. dia.. aku.. aku baru saja membisikannya sesuatu," Jawab Luke sambil tersenyum. Luke ternyata tahu apa yang harus dilakukan ketika anak kecil bertanya sesuatu ketika kau hampir berciuman.

"Apa yang kau bisikan?"

"Itu rahasia Catlin," Jawab Luke. "Kau juga harus menyimpan rahasia orang yang sudah membisikanmu." Aku rasa itu tanda agar Catlin bisa menjaga rahasinya tentang Luke suka denganku (?)

"Aku ingin pulang," Ucap Catlin

Luke lalu menggendong Catlin berjalan pulang kerumahku. Catlin terlihat sangat lelah dan akhirnya dia tidur di gendongan Luke.

Sesampainya di rumah Luke menaruh Catlin di kamarnya lalu kami menuju ke kamarku untuk beristirahat. Sesampainya di kamar aku langsung membaringkan tubuhku di atas kasurku. Ibuku belum pulang dan juga Ayahku jadi aku bebas di rumah ini. Aku mendengar pintu kamarku tertutup dan Luke duduk di atas kasurku. Aku membuka HPku tapi tidak ada pesan masuk atau panggilan masuk. Kemana Emily?

Aku lalu melihat ke arah Luke yang sedang memperhatikanku. "Apa?"

"Tidak apa-apa," Jawab Luke. Lalu dia membuka HPnya juga untuk mengalihkan pandangannya.

Ini aneh. Aku sering sekali melihat Luke sedang menatapku tapi ketika aku bertanya ada apa dia selalu menjawab tidak apa-apa. Aku masih melihat Luke dan memikirkan ada apa dengannya sebenarnya. Dia terlihat bosan dengan Hpnya dan hanya memainkannya saja tanpa menyalahkan layarnya. Lalu tidak lama dia melihat ke arahku.

"Apa?"

Aku aku bangun dan duduk di depannya. "Kau aneh Luke,"

"Kenapa?" Jawabnya sambil memutar-mutar HPnya.

"Kau sering melihatku atau menatapku tapi ketika aku tanya kau selalu bilang tidak apa-apa," jelasku. "Ada apa denganmu?"

Lalu Luke mengangkat kedua kakinya ke atas tempat tidurku dan duduk tepat di sampingku. "Kau mau tau alasannya?" Dia bertanya baik kepadaku. Lalu aku mengangguk. "You're gorgeous and adorable, Violin. If you didnt stop me to look at you like that i'd probably look at you like that as long as i could."

Aku tidak punya kata-kata untuk membalasnya kecuali "Really?" Karena aku saat ini blushing lagi dan juga membeku atas pujiannya dan perkataannya.

Luke mengangguk lalu dia mengambil salah satu sisi dari leherku dengan salah satu tangannya. Aku memeluk lehernya sama seperti yang aku lakukan di taman. Aku menutup mataku lalu aku bisa merasakan dinginnya lipring Luke menyentuh bibirku. Tangan Luke perlahan pindah ke pinggangku dan aku bisa merasakan itu. Luke menciumku dengan gerakan perlahan dan lama-lama mempercepatnya. Di dalam ciuman itu aku sangat suka memainkan lipring Luke dan terkadang aku menggigitnya yang menyebabkan Luke menggerang. Tapi aku rasa bukan menggerang karena kesakitan. Aku tidak menggigit bibirnya terlalu keras. Lalu dalam ciuman itu aku selalu tersenyum saat aku mendengar Luke menggerang.

Aku melepaskan ciuman itu karena aku kehabisan napas. Luke juga mengerti dengan perasaanku sekarang.

"Damn you're fucking hot!" Puji Luke sambil tertawa kecil. Aku juga tertawa. Aku masih merangkul leher Luke dan Luke juga masih merangkul pinggangku. "Violin, actually i.. i.. i 've liked you since i first saw you but, you know i was very far from you."

Jantungku berdebar semakin keras. Aku sudah menyangka Luke suka denganku tapi aku tidak menyangka di akan mengaku padaku.

"Yeah Luke, I like you too and actually i've already known it," Jawab Luke.

Aku bisa mendengar Luke tertawa kecil sebelum dia menciumku lagii. Kali ini dia menciumku sangat bergairah dibanding sebelumnya. Aku kembali memainkan lipring-Nya dengan kedua bibirku. Aku bisa merasakan Luke memindahkan posisinya dari duduk sampai tiduran jadi aku otomatis berada di atasnya sekarang. Aku membuka mataku dan langsung bertatapan dengan mata birunya Luke. Lalu aku duduk di atasnya tepatnya di perutnya.

Aku tertawa kecil, "Luke, you're so wild," Kataku sambil bercanda dengan Luke. "Im so scared."

"That was amazing," Luke tersenyum kepadaku. Lalu aku kembali tiduran di atas dadanya.

Aku merasa lelah sekarang. Ini sudah siang aku pikir padahal aku belum melihat jam. Aku bisa mendengar detak jantung dari Luke karena kepalaku berada tepat di jantungnya mungkin. Luke memelukku dan mengelus rambutku. Dia sangat baik sebenarnya tapi karena pangaruh kawan-kawannya dia jadi seperti ini. Tidak lama kemudian mataku tetutup secara perlahan lalu aku tidur di atas dada Luke.

Everything I Didn't SayWhere stories live. Discover now