Part 16 - "Damn you're fucking hot!" -

Start from the beginning
                                    

"Apa ini Luke? Ini seperti anting," Tanya Catlin sambil memegang lipring-Nya.

"Ini adalah lipring, iya ini seperti anting tapi memakainya di bibir," jawab Luke dengan kalimat yang agak tidak jelas karena bibirnya masih dipegang oleh Catlin.

"Boleh aku memakainya juga jika aku sudah besar?" Tanya Catlin.

"Umm sebaiknya jangan, karena ini lebih sakit dibanding kau memakainya di telinga seperti anting," Luke lalu tersenyum setelah Catlin melepaskan bibirnya.

Tidak lama kemudian kami sampai di taman. Tamannya sepi tidak ada orang selain kami bertiga. Kami memutuskan untuk duduk di kursi panjang yang terbuat dari besi yang dikelilingi oleh burung disekitarnya. Luke menurunkan Catlin dan Catlin langsung lari menuju ke kursi itu dan burung-burung yang ada di sekitarnya langsung terbang menjauh. Aku dan Luke duduk di kursi taman itu sambil mengawasi Catlin yang tampak senang bermain dengan burung-burung itu. Suasana sangat canggung sebelum Luke memulainya dengan pembicaraan.

"Adikmu sangat lucu, Violin," Aku melihat ke arah Luke lalu Luke juga melihat ke arahku.

Aku terdiam sedikit melihat senyuman Luke dan sikap aneh Luke yang menyukai anak kecil, aku bahkan benci dengan anak kecil. "Yeah?"

"kenapa kau membencinya?" Tanya Luke lagi, dia masih tersenyum.

"Dia tidak lucu Luke, dia bertingkah seperti itu karena dia suka denganmu," Jelasku pada Luke. Aku melihat ke dalam bola mata Luke yang berwarna biru itu.

"Kenapa dia tidak suka denganmu? Karena kau jahat dengannya?" Dia tertawa kecil yang membuatku juga ikutan tertawa.

"Mungkin," Kataku.

Aku melihat ke bawah ke arah kakiku untuk memikirkan kesalahanku kepada Catlin sehingga Catlin tidak suka denganku. Tapi aku tidak bisa memikirkan kesalahanku pada Catlin karena sudah terlalu banyak. Aku menggoyang-goyangkan kakiku yang menggantung. Lalu melihat Catlin yang sedang bermain dengan burung. Dia masih kecil dan dia sesungguhnya tidak punya salah tapi kenapa aku selalu menyalahinya.

"Violin," Luke memanggilku lalu aku melihat ke arah Luke. "Pasti kau bertanya kenapa aku suka dengan anak kecil?"

"yeah," Jujur aku bingung kenapa Luke selalu bisa membaca pikiranku.

"Yeah kau tau aku tidak punya adik yang lucu seperti Catlin, aku hanya punya dua kakak cowok," Jelas Luke. "Dan aku hampir tidak pernah bermain dengan anak kecil seumur hidupku karena aku hidup sendiri. Kau sangat beruntung Violin."

Aku tersenyum kepada Luke. "Thanks Luke," Luke juga tersenyum.

"Keep that smile on your face," Ucap Luke. Aku bingung dengan apa yang Luke katakan.

"What?" Aku hampir tertawa.

"You look beautiful," Aku tidak percaya Luke bilang seperti itu. Luke lalu menggigit lipring-Nya dan aku yakin sekarang aku blushing. Damn.

"Oh my god, Luke," Aku tertawa kecil sambil menutupi mulutku dengan tanganku. "You really said that or just my ears-"

"No, i really said that," Aku hampir tertawa kencang lalu aku merunduk ke bawah supaya Luke tidak melihat pipiku memerah. "Why? Why do you laughing?"

"No, just funny because i dont know what happen with your eyes and im not beautiful," Aku masih menutupi mulutku dan masih merunduk ke bawah.

Aku merasakan Luke memgang tanganku dan memaksaku untuk melepaskannya dari mulutku. "What are you talking about? Ohh your cheeks are red, are you blushing?" Aku masih tidak mau menunjukan wajahku pada Luke karena aku malu. Tapi Luke tetap memaksakannya. "It's okay to be blushing, hey i've ever felt that."

Everything I Didn't SayWhere stories live. Discover now