Part 15 - "Come get in bed babe." -

Mulai dari awal
                                    

"He's so funny when he's sleeping, i mean he's sleeping with his mouth open," Jelas Ibuku.

Luke membuka mulutnya ketika tidur? Aku tidak percaya itu. Maksudku selama aku melihat Luke tidur, Luke tidak pernah seperti itu. Ibuku segera keluar dari kamar. Aku segera bangun dari tempat tidur dan segera pergi ke kamar dimana Luke tidur. Aku menuruni tangga dan segera membuka pintu kamarnya. Aku bisa melihat Luke tidur dengan posisi yang ibuku katakan. Dia membuka mulutnya. Itu lucu sekali. Tapi aku rasa Luke tidak pernah tidur dengan mulut terbuka.

Aku berjalan menuju ke sampingnya tapi aku tidak enak untuk membangunkannya karena dia terlihat sangat nyenyak di dalam tidurnya.Aku melihat HPnya yang tergeletak di meja kecil dekat tempat tidur. Aku menyalahkan layarnya dan ada pesan dariku. Aku menggesernya untuk membuka pesan itu. Tadinya aku pikir HPnya terkunci tapi dia tidak memasang kode apapun untuk mengunci HPnya. Aku lihat pesan dariku.

From: Violin

"i've told calum to sort out a cab for you to get home in, see you soon"

Pantas saja dia tidak peka, dia bahkan tidak membuka pesan dariku.

Lalu aku bisa mendengar Luke bergerak sedikit dan aku takut dia bangun jadi aku hanya memencet tombol untuk mematikan layar HPnya lalu meletakkannya di tempat sebelumnya dengan cepat. Lalu aku melihat Luke, dia membuka matanya perlahan dan menutup mulutnya yang terbuka.

"Hey Luke," Aku menyapanya sambil tersenyum.

"Um.. Violin?" Luke melihat kesekeliling sebelum dia bangun dan duduk di tempat tidur. "Dimana aku?"

"Di rumahku, semalam kau mabuk dan kau tiba-tiba saja kerumahku jadi aku hanya membiarkanmu masuk," Aku menjelaskannya sambil tersenyum.

Luke menggeser badannya sedikit untuk memberikan ruang untukku duduk. Lalu aku duduk di tempat tidur di sampingnya.

"Really? Apa yang aku lakukan semalam selama aku mabuk?" Tanya Luke.

"Yeah kau kerumahku," Aku memberitahunya lagi.

"Untuk apa aku kerumahmu?" Tanya Luke sambil tertawa kecil.

"Kau bilang, kau dipanggilkan taxi oleh Calum untuk mengantarkanmu pulang ke rumahmu tapi kau menolaknya jadi kau memutuskan kesini karena kau merindukanku," Aku menjelaskannya secara detail supaya dia mengerti. "Kau bisa cek di HPmu, kau membalas pesanku dan bilang kau ingin aku."

Luke terlihat bingung dan aku bisa melihat pipinya memerah

Seperti sedang di panaskan. Aku mengambil HPnya dan memberikannya. Luke melihat pesannya denganku lalu dia tertawa kecil.

"Oh my god, was it me? Oh god no," Dia masih melihat ke arah layar HPnya. "I was so drunk." Luke melihat ke arahku lalu aku mengangguk. "Violin im so-"

"Dont say that Luke, kau tidak bersalah," Aku mengingatkannya. Luke selalu meminta maaf ketika membuat dirinya malu karena aku (?) Luke kemudian memendangku bingung. Kami terdiam saling pandang, mata kami bertemu satu sama lain dan sebelum ini berlanjut lama aku segera mengganti topik. "Ayo keluar dan kita makan!" Aku berdiri dari tempat tidur. lalu diikuti dengan Luke.

Aku keluar dari kamar tidur dan aku bisa mendengar Luke mengikutiku dari belakang.. Aku bisa melihat Catlin sedang bermain dengan boneka barbienya di karpet ruang tamu dekat dengan TV. Aku berjalan menuju Catlin lalu sebelum aku sempat memanggilnya dia sudah melihat ke arah aku dan Luke.

"Luke!" Dia terlihat senang saat dia melihat Luke. Aku tahu dia sudah merindukan Luke. Sudah lama Luke tidak kerumahku.

Dia menaruh boneka barbienya dan segera berlari menghampiri Luke. Lalu dia memeluk kakinya Luke karena dia masih sangat pendek. Luke juga memeluknya, lalu dia agak merunduk sedikit untuk bisa melihat wajah Catlin.

"Hi Catlin, how you doin?" Luke tersenyum sambil melihat wajah Catlin yang juga tersenyum lebar.

"Great, how about you Luke?" Catlin memegang pipinya Luke dengan kedua tangannya. Aku rasa dia suka dengan lesung pipinya Luke ketika Luke tersenyum.

"I'm great too," Luke memegang salah satu tangan Catlin yang memegang pipinya. "You like my cheeks?"

"No, i like your dimples," Luke tertawa dan Catlin tersenyum. Mereka memeang cocok sekali untuk menjadi kakak dan adik dibanding denganku. "Let's play with me!" Ajak Catlin.

Luke lalu berdiri tegak lagi dan melihatku yang ada di sampingnya. Aku sudah menebak kalau dia ingin meminta izin untuk bermain dengan adikku. Tentu saja aku membolehkannya. Mereka berdua terlihat sangat akrab dan aku akan membantu Ibuku di dapur untuk menyiapkan sarapan.

"Baiklah Luke, aku akan membantu Ibuku memasak di dapur," Kataku. Luke dan Catlin segera kembali ke tempat Catlin bermain dan aku segera ke dapur untuk mebantu Ibuku memasak.

Sampai di dapur aku meliaht Ibuku sedang memasak spageti untuk sarapan. Aku berjalan pelan menuju Ibuku.

"Kenapa kau tidak menemani Luke?" Tanya Ibuku sambil memasukan spagetiya ke dalam panci yang berisi air panas.

"Tidak, dia sedang bermain dengan Catlin," Aku memberitahunya.

"Baiklah, kau potong-potong saja bawang bombai ini," Ibuku memberiku nampan yang berisi 2 bawang bombai dan pisau di atasnya.

Aku segera pergi ke meja makan untuk memotong bawang bombai itu. Sambil memotong aku dapat mendengar suara tertawa tertawa Luke dan Catlin. Mereka terlihat senang bermain. Aku tidak percaya Luke yang sudah membuliku dan mempunyai sikap nakal itu dapat bermain dengan anak kecil yang masih polos. Ternyata Luke suka dengan anak kecil walaupun penampilan Luke tidak menjaminnya.

Tiba-tiba tanganku terkena pisau, mungkin karena aku terlalu banyak melamun jadi aku tidak fokus dengan bawang bombaiku.

"Aw!" Aku segera melepas pisau dari tanganku dan memegang jariku yang terkena pisau. Melihat darah yang keluar dari dalam jariku.

"Violin," Ibuku langsung menghampiriku. "Kau harusnya hati-hati Violin, biarkan mama yang memotong bawang dan kau main saja dengan Luke dan Catlin."

Padahal aku ingin membantu Ibuku masak tapi aku malah melukai diriku sendiri. Aku segera bangun dari tempat duduk dan segera berjalan menuju ke ruang tamu. Aku melihat Luke memakai mahkota di kepalanya dan itu sangat lucu. Luke kelihatannya juga tidak keberatan dengan hal bodoh itu, dia malah tertawa dengan Catlin.

"Violin, lihat! Luke sangat cantik!" ucap Catlin sambil menunjuk ke arah Luke.

Luke kemudian melihat ke arahku dan tersenyum. Aku segera berjalan perlahan menuju ke karpet. "Oh my god Luke," Aku duduk di samping Luke dan masih tertawa melihat dia memakai mahkota pink dan kacamata berwarna-warni. Tapi Luke masih terlihat bahagia.

"Apakah aku sudah terlihat cantik, Violin?" Dia tersenyum lebarmelihat ke arahku.

"Omg Luke, kau bahkan bukan cewek," Aku bisa melihat Catlin tertawa keras dia terlihat sangat bahagia.

Tidak lama kemudian Ibuku sudah menyiapkan sarapannya di meja makan. Ayahku tidak libur bekerja jadi dia sudah berangkat jam 6 tadi pagi. Aku, Catlin dan Luke segera ke meja makan untuk makan. Kali pertama Luke makan dengan keluargaku tapi sayangnya tidak ada Ayahku jadi masih kurang lengkap.

Everything I Didn't SayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang