#28 Menyesal (2)

Começar do início
                                    

"Bunda ..." Fakhri berjalan mendekat untuk meminta maaf, namun Fara langsung menolaknya.

"Kamu jahat Fakhri! Apa yang udah lakuin ke putri Bunda?" bentak Fara dengan suara bergetar. "Aiza meninggal Fakhri. Aiza meninggal!"

Isakan kecil itu membuat Fakhri bersimpuh meminta maaf. Namun Fara langsung mundur, tidak ingin didekati Fakhri.

"Fakhri menyesal, Bunda. Maafin Fakhri."

"Kamu pikir semudah itu ?"

Fakhri menunduk dalam. Perbuatannya memang tidak mudah dimaafkan. Terlebih begitu kenyataan mengatakan Aiza- istri yang selama ini ia buat terluka sudah tiada akibatnya.

"Ceritakan ke Bunda kenapa ini bisa terjadi?" Fara mencoba tetap menahan sabar, menatap Fakhri dengan bendungan air mata yang siap jatuh kapan saja.

"Fakhri sangat menyesal," lirih Fakhri. Ia menjeda ucapannya. Ia siap menerima kemarahan besar dari Fara setelah ini.

"Selama ini Fakhri nggak memperlakukan Aiza sebagai istri. Fakhri melukai hati Aiza dan sering membuatnya menangis, bahkan Fakhti sempat mengajak Aiza bercerai," jujur Fakhri. Matanya terpejam, mengatakan kata cerai yang bahkan kini sangat ia sesali. Ajakan itu yang membuat Aiza pergi dan menyerah berada di sampingnya.

Fara, Aisyah, Fiki, Ali, Arisha menggeleng tidak percaya dengan penjelasan Fakhri. Ternyata selama ini Aiza tidak baik-baik saja. Aiza selalu menderita dan menahan luka karena Fakhri.

"Bunda pikir selama ini kamu bahagiain Aiza. Bunda pikir kamu selama ini jagain Aiza. Ternyata kamu nggak sebatas nyakitin hatinya!" Fakhri mendunduk dalam. Ia tidak bisa mengelak hal itu memang benar adanya. Fakhri memang pantas menerima kebencian orang tua Aiza.

"Bunda kecewa, kamu terlaluan, kamu nyakitin putri Bunda. Kamu biarin Aiza ke Aceh sendiri. Kamu membuatnya meninggal Fakhri, putri Bunda meninggal karena kamu!" teriak Fara marah. Ingatannya kembali tertarik pada berita yang membuatnya hatinya kembali sakit.

"Ayah pikir kamu lelaki baik. Ayah salah mempercayai kamu Fakhri. Kamu ngecewain Ayah. Ayah bahkan nggak pernah nyakitin hatinya," seru Ali marah, Ali menatap tajam Fakhri yang kini hanya bisa menyesal akan kelakuannya.

"Ayo Bunda, kita pulang." Dingin, Ali berlalu pergi meninggalkan Fakhri yang hendak meminta maaf namun ditepis kasar oleh Ali.

"Mama sudah ngajarin kamu untuk hormatin wanita. Jangan sekali-kali nyakitin hatinya. Kamu benar keterlaluan Fakhri. Bahkan Aiza baik ke kamu, ke Mama." Air mata Aisyah kembali jatuh, marah dan kecewa kini membendung. Aisyah kini bahkan merasa malu kepada orang tua Aiza.

"Maki Fakhri Ma, Fakhri pantas mendapatkannya."

"Memang kamu pantas mendapatkannya. Bahkan kamu pantas mendapat kebencian dari keluarga Aiza." Aisyah pun berlalu meninggalkan Fakhri yang kini semakin masuk ke dasar penyesalan terdalam. Ia sudah membuat semua orang marah dan kecewa karena ulahnya sendiri.

Plak

Fakhri merasakan pipinya memanas. Tamparan keras dari Fiki membuatnya kini menatap Fiki yang sebelumnya tidak pernah menampar pipinya.

"Papa merasa nggak becus mendidik kamu, Papa pikir selama ini Papa sudah berhasil. Ternyata Papa salah." Fiki ikut berlalu meninggalkan Fakhri yang menunduk dengan mata berair. Bukan karena tamparan Fiki, tapi karena ucapan semuanya yang membuatnya semakin disadarkan akan sikapnya.

"Arisha maafkan aku ... "

Arisha memicingkan mata tajam, rasa kasihan itu sudah hilang berganti dengan rasa kecewa karena sikap Fakhri

"Aku salah, aku pikir kamu lelaki yang baik. Ternyata kamu nggak lebih dari lelaki yang nggak punya hati. Kamu udah nyakitin keluargaku, Fakhri!" Arisha ikut berlalu meninggalkan Fakhri yang kini terduduk tidak berdaya di lantai.

"Maaf ... " lirih Fakhri. Suaranya terdengar serak. Fakhri membenci dirinya, Fakhri marah kepada dirinya sendiri. Fakhri sungguh menyesal.

"Aiza ... saya menyesal ... maafkan saya."

Fakhri menutup wajahnya dengan telapak tangan. Ia bahkan lebih baik ditampar habis-habisan oleh Fiki saat ini.

Arghh ...

Fakhri menjambak kasar rambutnya, memukul tangannya dengan kuat ke lantai.

"Suami tidak berguna."

"Suami tidak becus."

Fakhri terus merutuki dan memaki dirinya, bahkan ia tidak peduli jika tangannya kini sakit, ini tidak seberapa dengan apa yang telah diberikannya kepada Aiza. Ia telah menyakiti dan melukai hati Aiza, membuat istrinya pergi sebelum ia bisa meminta maaf dan membuatnya bahagia.

**

Reader :

Apa Aiza meninggal?

Aku yakin Aiza pasti selamat. Benarkan Thor?

Hmm🤔benar nggak ya?
Mari kita cek di part selanjutnya😏

Salam hangat:)
❤️

Bukan Aku yang Dia Inginkan [ Publish lengkap ]Onde histórias criam vida. Descubra agora