#27 Menyesal

160K 14K 850
                                    

"Dia benar-benar pergi. Meninggalkan penyesalan tiada henti. Hidupku begitu kosong, jiwaku begitu rapuh mendapati dia yang telah kusakiti tidak akan pernah datang dan kembali lagi."

Fakhri Alfarezel

"Yah, Bunda tiba-tiba kepikiran Aiza." Fara berjalan menghampiri Ali yang kini sedang duduk menonton televisi. Fara menduduki dirinya di sebelah suaminya.

"Bunda kepikiran apa?" tanya Ali lembut. Ia bahkan mengabaikan telivisidan memilih mendengar istrinya.

"Kabar Aiza, Yah."

Ali tersenyum. kecil. Padahal empat hari yang lalu Aiza ke sini, lusa bahkan istrinya juga menelfon Aiza.

"Kemarin Aiza jawab apa saat Bunda nelfon?"

"Baik."

"InsyaAllah kabar Aiza baik berarti, Bund," Ali mencoba menenangkan istrinya. Namun Fara masih tidak tenang. Pikirannya terus tertuju pada Aiza. Entah kenapa sejak tadi perasaannya tidak enak.

"Yah, Bunda nelfon Aiza ya?"

Ali mengangguk, mengacak lembut kepala istrinya."Ya udah telfon aja biar hati Bunda tenang."

Fara tersenyum. Setelah Izin mengambil ponsel yang ia tinggalkan di dalam kamar, ia berlalu menuju kamar untuk menghubungi putri keduanya.

Nomor yang Anda sedang tidak aktif atau berada di luar jangkauan.

Lagi-lagi itu yang Fara dengar untuk ke tiga kalinya. Fara mengalihkan perhatiannya pada jam dinding yang menunjukkan pukul lima sore.

Apa putrinya sedang di dapur hingga tidak menjawab telfonnya?

Sebenarnya Fara takut menganggu, tapi hatinya masih tidak tenang jika tidak tahu kabar Aiza..Fara mencari nomor menantunya, semoga saja Fakhri tidak sibuk dan bisa menjawab telfonnya.

Fara bersyukur begitu panggilannya diangkat Fakhri. Fara tersenyum senang begitu menantunya mengatakan Aiza baik-baik saja dan sekarangdi rumah. Mungkin memang Fara saja yang terlalu khawatir. Baru ingin berbicara lagi, suara Ali terdengar menyahut memintanya melihat berita.

"Fa coba lihat berita ini."

"Bunda lagi nelfon menantu, Yah."

"Nggak Fa, lihat berita dulu."

Fara tidak ingin membantah, membiarkan sebentar telfonnya tersambung dengan menantunya, lalu beralih melihat televisi. Betapa terkejutnya Fara begitu mendengar kecelakaan parah yang terjadi di Aceh dengan korban empat orang. Tidak lama kemudian berita menampakan KTP korban kecelakaan.

"Lho Yah..." Fara semakin mendekat menatap berita. Tiga KTP dengan dua KTP utuh dan satu lagi terbakar setengah. Ponsel digenggamannya sontak terjatuh menatap KTP yang terbakar setengah.

Fara menggeleng tidak percaya. "Itu bukan putri kita kan, Yah. Aiza lagi di Jakarta, bukan di Aceh."

Fara menatap suaminya yang kini bergeming. Air mata jatuh membasahi pipi Fara seiring itu. Firasatnya sangat tidak enak.

"Ayah ...." Fara terisak, terlebih menatap Ali yang kini mengusap wajah tidak percaya. Tadi "Fakhri mengatakan kabar Aiza baik. Berita ini pasti salah, Yah."

"Bund,"

Fara terisak. Tubuhnya begitu lemas mengetahui taxi yang meledak hingga membuat penumpang di dalamnya tidak bisa diselamatkan.

Fara kembali meraih ponsel yang sempat ia jatuhkan di kursi. "Fakhri! Dimana Aiza!?"

***

Kesadaran sekaligus penyesalan yang baru didapatkannya membuat Fakhri kini memutuskan pulang setelah sampai di hotel. Selesai mengemas barang, Fakhri membawa mobilnya cepat menuju Jakarta.

Bukan Aku yang Dia Inginkan [ Publish lengkap ]Where stories live. Discover now