#28 Menyesal (2)

151K 13.6K 828
                                    

Sebelum lanjut pastiin dulu ya kamu udah baca surah Al-Kahfi.
Jangan lupa perbanyak solawat di hari Jum'at yang berkah ini:)

❤️

"Yang paling aku sesalkan adalah ketika membiarkan langkahnya berbalik menjauh dan tidak lagi berniat kembali."

Fakhri Alfarezel

"FAKHRI!"

Fakhri yang berjalan dengan pandangan kosong menuju rumah tersentak mendapati Fiki yang lengkap dengan baju koko dan peci berdiri di sampingnya. Entah sejak kapan Fiki sampai di sini, bahkan mobil Fiki sudah terparkir rapi di halaman.

"Papa tunggu kamu di ruang tamu." Suara itu terdengar dingin. Bahkan Fakhri bisa merasakan kemarahan Fiki yang ditahan. Fakhri menghembus napas panjang, ia harus siap dengan segala konsekuensi.

Fakhri berjalan menyusul Fiki yang sudah masuk duluan. Mengucap salam Fakri mendapati jawaban salam dingin Aisyah yang tengah duduk di kursi. Fakhri menarik napas dalam dan berjalan mendekati Fiki yang tidak hentinya menatapnya kecewa. Begitu menyalami Aisyah Fakhri jelas merasakan cepatnya Aisyah melepas tangan darinya. Dari awal saja Fakhri sudah merasakan aura yang tidak biasa dari orang tuanya.

"Jelasin apa yang terjadi, Fakhri!?"

Fakhri terdiam dalam posisinya. Setelah ini Aisyah pasti membencinya karena telah menyakiti Aiza. Termasuk ia yang selama ini tidak memperlakukan Aiza dengan baik.

"Kenapa bisa Aiza di Aceh? Kenapa kamu biarin Aiza pergi?" Suara Aisyah terdengar bergetar. Perasaan bersalah seketika menyeruak di hati Fakhri, terlebih melihat air yang mata sudah jatuh ke pipi Aisyah.

"Ma-"

"Kamar kalian di mana?"

Fakhri menahan napas, pertanyaan yang membuatnya semakin diredam rasa bersalah. Nyatanya kamar mereka selama ini terpisah karena Fakhri sendiri yang membatasinya.

"Di atas, Ma," jawab Fakhri lesu.

Aisyah langsung beranjak menuju lantai dua yang disusul Fiki. Fakhri menghembus napas, yakin setelah ini mendapat kemurkaan orang tuanya dan mungkin sebentar lagi mertuanya.

"Fakhri ke sini kamu!"

Bentakan Fiki membuat Fakhri mengambil napas dalam dan melangkah menuju kamarnya. Ia bisa menatap wajah Fiki yang sudah memerah menahan emosi

"Apa-apaan ini Fakhri?" Air mata mengalir jatuh di pipi Aisyah. Sorot kecewa terlihat jelas di sana.

"Selama ini kamar kalian pisah?"

Fakhri diam menatap kosong kamar Aiza. Apa sebegitu tertutupnya hatinya hingga memberi jarak yang jelas pada istrinya sediri?

"JAWAB FAKHRI!" Fakhri menggangguk lemah. Fiki menggeleng tidak habis pikir. Sementara Aisyah kini menangis terisak akan sikap putranya.

"Apa apa dengan rumah tangga kalian." seru Aisyah dengan suara bergetar. "Sejak kapan kamar kalian pisah?"

Fakhri menunduk dalam. "Sejak pertama pindah."

"Innalillahi ..."

Ketiganya sama-sama menoleh begitu mendapati Fara yang baru menaiki tangga kini tidak percaya akan apa yang didengarnya.Air mata Fara menetes, tubuhnya hampir saja jatuh jika Ali tidak sigap menahannya.

"Bunda ..." rasa bersalah kembali menghampiri Fakhri melihat Fara yang menatap nanar kamarnya dan Aiza. Arisha yang juga baru datang tidak kalah terkejut dan menutup mulutnya tidak percaya. Hatinya tersayat dengan apa yang dilihatnya. Arisha pikir selama ini rumah tangga Aiza baik-baik saja, namun nyataya tidak.

Bukan Aku yang Dia Inginkan [ Publish lengkap ]Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon