Chapter 4 - Part 5

1K 26 2
                                    

Climb, Renner, dan Brain diberi tahu oleh beberapa knight yang tersisa jika ada tamu yang sedang menunggu mereka setelah mereka kembali ke istana.

"Blue Rose" meminta untuk bertemu.

Dalam keadaan normal, mereka akan segera dituntun ke ruangan ini, tetapi pakaian trio saat ini cukup tidak pantas. Terutama Renner, yang pakaiannya seperti seorang pelayan ketimbang sebagai seorang putri. Mereka benar-benar basah oleh keringat. Para knight diperintahkan untuk membawa mereka masuk satu jam kemudian, untuk memberikan trio ini waktu yang cukup memperbaiki penampilan mereka.

Tentara Sorcerous Kingdom sedang dalam formasi di luar ibukota dan bisa menyerang kapan saja. Untuk ibukota dan pertahanan kastil, terlihat banyak knight berlalu-lalang. Penyebabnya mereka harus mengurus tugas-tugas kasar, karena tidak ada pelayan di sana.

Sebagian besar pelayan yang ada di istana merupakan putri bangsawan. Mereka lari dari istana ke rumah keluarga mereka. Apakah mereka melihat itu sebagai pilihan teraman.

Dia telah mendengar dari masternya, Renner, kekejaman yang dilakukan tentara Sorcerous Kingdom sepanjang jalan mereka menuju ibukota kemungkinan besar akan dilakukan di sini juga. Itu merupakan deduksi logis. Tidak ada tempat di dalam ibukota yang aman untuk saat ini.

Jadi apa yang bisa dilakukan untuk menjamin keselamatan mereka? Renner menjawab pertanyaan ini dengan menyarankan meninggalkan ibukota.

Karena itu, Climb dan Brain telah mendiskusikan secara rahasia mengenai menyiapkan kereta di luar istana. Jika Renner memutuskan untuk melarikan diri, itu bisa bermanfaat.

Tentu saja, dia tahu Renner benar-benar tidak berniat untuk lari, namun dirinya tidak bisa mengatakan dengan pasti jika masternya tidak akan berubah pikiran. Ini hanya rencana kalau-kalau dia melakukannya.

Climb menyiapkan air dan handuk supaya Renner dapat menyeka keringatnya. Biasanya dia akan menyiapkan bak mandi untuknya, tetapi mereka hanya punya waktu satu jam sehingga itu tidaklah mungkin.

Karena tidak ada pelayan di sana, Climb tidak punya pilihan lain untuk membantu merias Renner. Tugas untuk menyiapkan teh kemudian dijatuhkan pada Brain. Adegan pendekar pedang yang membolak-balik lemari mencoba menemukan teh itu benar-benar lucu meskipun Climb merasa kasihan padanya.

Setelah Renner menyeka keringatnya dan mengoleskan parfum pada tubuhnya sendiri, sembari dia memilih gaunnya, kedua pria itu mandi.

Tidak seperti seorang wanita - tidak seperti sang putri - kedua pria merapikan diri dengan proses yang jauh lebih sederhana.

Mereka menanggalkan pakaian, membiarkan air mengalir dari atas kepala mereka, dan menyekanya. Mengulanginya sekali lagi dan kemudia selesai. Tentu, mereka juga harus mengganti pakaian dengan yang bersih, tetapi keseluruhan prosesnya tidak lebih dari sepuluh menit untuk keduanya.

Satu jam yang terasa lebih pendek dari yang seharusnya dilewati dan ketiganya sudah siap. Renner sepertinya telah mencium bau yang tidak sedap ketika dirinya mengendus rambut dan pergelangan tangannya. Climb tidak bisa mencium aroma keringat, tetapi dua samar-samar bisa mencium aroma minyak dan asap yang menempel pada rambut masternya ketika Renner memasak. Seharusnya tidak terlalu tercium setelah tercampur dengan aroma parfumnya.

Para knight tidak hanya membawa Lakyus masuk.

Melainkan seluruh anggota Blue Rose. Lakyus merupakan satu-satunya yang mengenakan gaun, sisanya memakai perlengkapan perang. Mereka terlihat seperti pengawal seorang wanita bangsawan.

Climb sedikit terkejut.

Itu karena, Lakyus tidak datang sendirian kesini seperti biasanya, cukup jarang melihat mereka semua bersama. Ini mungkin pertama kalinya mereka berkumpul bersama.

"Kau telah menyisihkan waktu di sela-sela waktu sibukmu, namun aku masih membuatmu menunggu. Aku sangat menyesalinya."

"Tidak, tidak apa-apa. Aku tidak memberitahumu mengenai kedatanganku sebelumnya, jadi ini kunjungan mendadak. Seharusnya aku yang mengucapkan terima kasih karena telah meluangkan waktu untuk menemui kami - ah, tidak perlu menyiapkan teh. Bagaimanapun, kita tidak punya banyak waktu."

Ketika Renner hendak mengambil teh yang telah didapatkan Brain, Lakyus menghentikannya.

"Oy, Lakyus. Aku merasa kita seharusnya memiliki cukup waktu untuk meminum secangkir teh kan?"


Seseorang yang mengatakannya adalah Evileye. Anggota Blue Rose lainnya mengangguk setuju, menyebabkan ekspresi terkejut muncul di wajah Lakyus.

"Kalian... ingin minum teh?"

Evileye mendesah berat dengan sengaja.

"Sang putri telah begitu ramah untuk menyambut para tamu yang menerobos masuk tanpa pemberitahuan dengan menyajikan teh, akankah pemimpin kita begitu kejam sehingga menolak tawarannya? Sungguh seseorang yang tak peka. Oy, otak otot."

Dia tidak menerima tanggapan dari Gagaran. Meskipun tatapan semua orang di ruangan itu menatap ke arah Gagaran, Evileye menganggap Gagaran telah mendengar dan mengalihkan pandangannya.

"Oy, kau yang di sana dengan ekspresi malu-malu, wanita yang akan langsung tenggelam ke dasar jika dia jatuh ke laut."

Dia memang benar-benar diabaikan. Evileye menghela napas panjang sebagai tanggapan atas perilakunya.

"Oy, Gagaran."

"Oy? Oh? Apa? Untuk apa kau memanggilku? Kenapa Evileye?"

"... kau ingin meminum sesuatu juga kan?"

"Ahhh, ya. Aku ingin membasahi tenggorokanku. Jika boleh, aku mungkin bisa minum sepuluh liter."

"Bahkan ... Apa kau tahu seberapa lama waktu yang telah kau habiskan hanya untuk mendengarku mengatakan itu ... Mmm, terserahlah. Terlepas dari seberapa lamanya, bos, bisakah kami mendapatkannya juga?"

"Haaaah, tentu saja tidak apa-apa... kau juga mau minum Evileye?"

Mata Lakyus melebar saat dia mengatakannya. Memang benar, jika Evileye juga minum, Climb akan sama terkejutnya dengan dirinya. Untuk meminum teh, Evileye harus melepas topengnya tetapi sejauh yang diketahui Climb, magic caster ini tidak akan melepas topengnya dalam keadaan apa pun.

Evileye tidak menjawab pertanyaannya, tetapi hanya mengangkat bahu seolah mengatakan tidak.

"Kalau begitu, kita akan minum teh sembari bos dan putri mengobrol. Aku jamin tehnya akan lebih nikmat dari yang kau harapkan."

"Eh? Kau sudah menuangkannya ke dalam Warm Bottle ya?"
(TLer: alat sihir ini, bentuk teko tapi bisa manasin air, praktis banget)

Lakyus mengucapkannya dengan ekspresi terkejut ketika Tia mengangguk.

"Kupikir tehnya tidak akan cukup, mempertimbangkan jumlah orang yang ada di sini. Kita lihat saja nanti."

Tia mulai menuangkan teh, tetapi gerakannya begitu tidak efisien sehingga sebagian besar tehnya tumpah ke lepek gelas. Budaya minum teh kerajaan ini tidak menentukan jika teh harus diminum dari lepek gelas, itulah sebabnya Lakyus mengerutkan alisnya. Seperti yang dia katakan, Warm Bottle tidak akan cukup untuk menyajikan teh kepada delapan penghuni ruangan ini.
(TLer: lepek gelas, piring kecil buat gelas, minum kopi sembari di sruput)

"Aku tak usah."

"Ah, saya juga."

Climb menolak cangkir setelah Brain juga melakukannya. Itu bukan berarti mereka memiliki cukup teh untuk sisanya. Bahkan ketika keduanya diperhitungkan, jumlah teh yang mereka miliki masih tidak memadai untuk enam orang.

{LN} OVERLORD [Volume 14] - The Witch of the Falling Kingdom Bahasa IndonesiaWhere stories live. Discover now