Prolog - Part 1

2.5K 48 5
                                    

Translator: Sai Kuze

Ruangan Ainz terletak di lantai 9 Makam Besar Nazarick

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ruangan Ainz terletak di lantai 9 Makam Besar Nazarick. Runganan ini, yang telah di ubah dari sebelumnya merupakan kamar tidur menjadi ruang kerja, berada di dekat koridor. Pemiliknya sedang tidak ada, namun suara kertas-kertas berhamburan dapat terdengar dari dalam. Disebelah meja yang sering digunakan Ainz, meja dan kursi kecil yang sama menawannya. Yang ditempati oleh Albedo, Guardian Overseer Makam Besar Nazarick, tengah duduk sembari melakukan pengecekan berkas-berkas diatas meja.

Ainz sudah merencanakan memberikan ruang kerja khusus untuknya, ruangan yang sebanding dengan ruangan yang ia miliki, yaitu ruangan yang tadinya digunakan untuk menyambut member baru guild potensial. Awalnya, Albedo benar-benar menggunakannya untuk bekerja, tetapi lama kelamaan ia tidak dapat lagi membendung keinginannya untuk bekerja di satu ruangan yang sama dengan masternya. Meskipun permintaannya tidak pernah mendapatkan respon postif dari masternya, berkat rajukan terus-menerusnya, alhasil ia mendapatkan persetujuan dari masternya.

Menatap kursi kosong, Albedo menundukan kepala dan menatap kebawah.

Seorang maid yang ditugaskan untuk membereskan kamar Ainz (bukan yang ditugaskan untuk menemani Ainz) tengah berdiri dalam diam dibelakang Albedo

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Seorang maid yang ditugaskan untuk membereskan kamar Ainz (bukan yang ditugaskan untuk menemani Ainz) tengah berdiri dalam diam dibelakang Albedo. Karenanya, maid itu benar-benar tidak bisa melihat eskpresi yang jarang ditunjukkan oleh Albedo. Seseorang yang dicintainya dan juga satu-satunya masternya sedang tidak berada di Makam Besar Nazarick. Masternya sedang menyelesaikan pertemuan rutin di kota E-Rantel.

Jika dia mendapatkan izin dari masternya, dia akan memberikan hukuman pada para idiot yang merencanakan rapat  itu, mereka telah memangkas waktu yang ia miliki bersama masternya.

Tentu saja, permintaan itu tidak akan pernah disetujui. Sama seperti idenya untuk mengancam E-Rantel, yang akan dijadikan lautan api jika berani melawan, tetapi idenya itu berakhir sia-sia. Ketidakpuasan di dalam hatinya mulai menumbuh dan berubah menjadi rajukan-rajukan yang ditunjukkan pada masternya.

"Sungguh menjengkelkan..... serangga-serangga itu...."

Suara nafas yang tertahan penuh teror dapat terdengar, tetapi hal itu diabaikan Albedo. Dia masih belum bisa melupakan ketika mereka menghancurkan kesempatannya (menunggangi Ainz) dan masih merasakan ketakutan akan melakukan hal yang sama untuk kedua kalinya. Disisi lain, Albedo telah memaafkan Mare untuk insiden itu karena suatu alasan tertentu. Mencoba mengatur emosinya, Albedo menghembuskan nafasnya. Dia kemudian memutar-mutar bahunya dua kali sebelum kembali lagi melihat sisa tumpukan dokumen.

{LN} OVERLORD [Volume 14] - The Witch of the Falling Kingdom Bahasa IndonesiaWhere stories live. Discover now