37| Back School

Začít od začátku
                                    

"Lena sekelas sama kita ga uncle?"tanya Hana yang sedari tadi tidak ikut berdebat, "Ya" hanya satu kata dua huruf yang keluar dari mulut Kiki yang sudah terlampau kesal dengan kedua gadis yang ada didepannya.

"Yes! Yaudah Nindya sama Hana pergi dulu, bye uncle! Jangan mikirin pekerjaan mulu, sana cari istri biar ga kesepian hahaha"ucap Lena lalu berlari keluar diakhir kalimat disertai tawaan yang membuat Kiki semakin kesal pada gadis itu. Ingatkan dirinya untuk mencegat gadis itu di simpang sekolah nanti terus dibuang ke rawa-rawa dan berakhirlah dirinya dikandang macan nantinya, ck.

Licya dan Jessy yang melihat kedua sahabatnya memasuki kelas segera melambaikan tangan agar segera menghampiri mereka. Lena mendudukan dirinya disamping Jessy dan Hana disamping Licya. Jangan bertanya kenapa Jessy tidak memiliki teman duduk, sudah pasti karena gadis itu tidak akan percaya pada orang lain kecuali sahabatnya.

"Pw banget tempatnya untuk tidur"ucap Lena lalu menelungkupkan wajahnya dimeja dengan tangan sebagai tumpuan.

"Len, btw kita sekelas sama pacar mantan lo"ucap Jessy berbisik namun masih terdengar oleh Hana dan Licya yang ada didepannya.

"Seriously? Bagus dong! Lebih mudah buat dipanas-panasinnya"balas Lena yang sudah melihat kearah sahabat-sahabatnya dengan tersenyum senang.

"Yoi"

Tidak lama bel berbunyi menandakan waktu jam pelajaran akan dimulai, murid yang berada diluar kelas segera berbondong-bondong memasuki kelas dan duduk ditempat masing-masing. Lena yang melihat seorang gadis memasuki kelas dengan memegang sebuah buku segera menyungingkan bibirnya remeh. Tak lama mereka bersitatap, Lena yang melihat gadis itu secara intens dan gadis itu segera memutuskan kontak mata tersebut lalu duduk di bangku yang ada di deretan paling depan.

"Bersiaplah Afi akan jatuh kepadaku, Syakira!"gumam Lena yang masih menatap punggung gadis itu.

Tak lama pak Carel memasuki kelas dan melihat seorang gadis yang tidak asing dimatanya lagi.

"Anindya, kamu balik?"tanya guru itu melihat Lena.

"Iya pak"jawab Lena seadanya sambil tersenyum kearah guru killer tersebut.

"Baiklah saya harap kamu sudah tidak seperti dulu yang suka membolos lagi, sekarang kamu sudah kelas 12, ingat itu!"ucap guru tersebut sambil menatap tajam Lena yang kini tengah menyengir lebar kepadanya.

"Iya pak, tapi ngga janji"

Guru itu hanya bisa menggelengkan kepala melihat muridnya itu. Tapi setidaknya dirinya merasa senang walaupun Anindya nakal tapi otak nya yang begitu jenius tidak perlu untuk diragukan lagi. Kadang dirinya juga heran mengapa Anindya yang terkenal tidak pernah memperhatikan pelajaran itu bisa memahami materi yang bahkan belum diajari sama sekali. Dirinya ingat saat kelas 10 dulu, dirinya memberikan pertanyaan, namun dengan cepat gadis itu menjawab tanpa perlu berfikir keras padahal pertanyaan yang ditanyakannya saat itu adalah materi untuk kelas 11.

"Tidak perlu perkenalan bukan? Pasti kalian sudah mengenal teman kalian yang satu itu!"ucap pak Carel kepada murid XII MIPA 1 tersebut yang membuat seluruh penghuni kelas mengangguk setuju.

"Baiklah, kita lanjut pelajaran Minggu lalu, buka buku paket hal 219!"

Tiga jam sudah pelajaran pak Carel terlalui, bel berbunyi pertanda pengantian mata pelajaran.

"Panggilan kepada ketua kelas XII MIPA 1 agar segera keruangan guru"

Kelas yang awalnya sedikit berisik saat pak Carel telah berlalu pergi kembali hening dengan mata yang tertuju kepada cowok berlesung pipit yang sedang duduk dipojokan bersama siswa lainnya. Merasa dirinya diperhatikan kini sang ketua kelas berdecak kesal karena menggangu waktu bermain kartu Uno nya bersama yang lain.

Lena yang tidak peduli akan hal itu segera menelungkup kan wajahnya dimeja dengan tangan sebagai bantalan.

Sepuluh menit sudah setelah ketua kelas pergi, suasana kelas yang begitu ribut membuat Lena berdecak kesal. "Bisa diam ngga sih?!"sentak Lena dengan tatapan tajam yang terarah kepada teman kelasnya sampai membuat kelas yang tadinya ribut seperti pasar kini menjadi hening seperti kuburan. Chiko yang baru saja balik dari ruangan guru terheran-heran melihat seluruh teman-temannya kini sedang tertunduk kaku.

"Tumben-tumbenan pada diam? Ayo ribut, gue ngga suka kalian damai"ujar Chiko dengan kekehan seraya berdiri didepan kelas memegang sebuah kertas yang diyakini sebagai tugas.

"Chik macan betina lagi mengamuk lebih baik lo diam dari pada jadi sasaran empuknya"ucap Licya menakut-nakuti sang ketua kelas sekali-sekali melirik kearah Lena yang kini sedang bergelut manja di alam mimpinya. Chiko yang paham maksud Licya tertawa senang, setidaknya dirinya tak perlu repot-repot untuk berteriak lagi menyuruh teman-temannya agar diam karena dengan sekali sentakan dari Anindya saja mereka sudah mati ketakutan.

-OoO-

Bel istirahat telah berbunyi, Jessy menggoyangkan lengan Lena agar gadis itu segera bangun. Merasa dirinya terganggu Lena segera mengerjapkan matanya dan merenggangkan otot-ototnya, Hana segera melemparinya sebuah gulungan kertas yang diambilnya dari laci Licya yang membuat Lena kini menatap Hana nyalang tidak terima. Ingin protes namun seorang laki-laki yang ingin memasuki kelasnya membuatnya melupakan niat untuk memaki sahabatnya itu.

"Afi!"panggil Lena dengan senyum merekah yang ditujukan pada lelaki yang berada tak jauh darinya.

"Anindya kamu balik sekolah disini?"tanya Afi lalu mendekati gadis yang sudah memanggilnya tadi.

"Iya, kamu ngapain kesini?"tanya Lena balik padahal dirinya sudah tau kalau lelaki yang ada dihadapannya ini ingin menjemput sang permaisuri yang tak lain tak bukan adalah Syakira.

"Aku ma-"

"Afi, ayo kekantin aku udah lapar"potong seorang gadis dengan menatap Lena begitu sinis dan melingkarkan tangannya di lengan lelaki itu dengan maksud agar Lena sadar bahwa lelaki yang ada disampingnya ini adalah miliknya. Sedangkan Hana, Licya dan Jessy yang melihat itu berlagak ingin muntah melihat drama menjijikkan itu.

"Mau bareng?"tanya Afi kepada Lena dengan senyuman manisnya.

"Duluan aja, kasian pacar lo udah kelaparan"balas Lena menekan kata pacar dengan nada sinis.

"Bagus deh kalau sadar Afi udah punya pacar, jadi jangan kegatelan!"balas Syakira tak kalah sinis melihat kearah Lena.

"Maksud lo apa?!"sentak Licya yang tidak terima dengan perkataan Syakira yang pasti ditujukan untuk Lena.

"Ck, apasih gue cuma bilang jangan kegatelan aja kok lu sewot sih"

"Kalau ngga ingat ini sekolah udah habis lo ditangan gue!"

"Cya udah gpp kok, ayo kita kekantin"ucap Lena halus seraya menarik ujung seragam Licya berniat agar gadis itu berhenti. Sedangkan didalam hatinya kini sedang terkekeh mendengar ucapannya barusan. Pencitraan depan doi ngga dosa kan ya?

-OoO-

Tbc....

Mau up kemarin tapi lagi mode mager jadi hari ini deh up nya😭✌🏻

SPAM COMENT UNTUK NEXT PART!

My Life Is A Gangster Girl [COMPLETED]Kde žijí příběhy. Začni objevovat