35. Now and Forever

1.2K 83 18
                                    

👇👇👇

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

👇👇👇

"Hati hati dengan ucapan anda, Tuan. Ini bukan perkara sepele, ribuan nyawa telah melayang, ada konsekuensi yang akan anda tanggung jika apa yang Anda katakan adalah benar."

"Penjara atau hukuman mati hanya itu 'kan tetapi jika aku tawarkan vaksinnya untuk menyelamatkan yang terjangkit ribuan orang di luar sana apakah ada jalan untuk negosiasi?"

Mereka semua saling pandang menatap ke arah Julian dengan penuh selidik dan curiga.

30 menit

Waktu yang diberikan untuk berunding masalah vaksin, kepercayaan masyarakat, dan pembatalan eksekusi yang Mulia Kaisar  dan akhirnya mereka memutuskan--

**

Tangannya bergelantung diikat pada tiang penyangga, matanya terbuka saat mendengar suara kaki melangkah perlahan. Dalam sunyi ... deru napas saja terdengar sampai ditelinganya, apalagi suara kaki yang menggesek lantai meski perlahan.

"Gin--" lirihnya pelan, menahan bagian tubuh yang sakit karena dari pagi hingga siang dia terus dipukuli meski tiap hari juga Gin memberinya makan secara sembunyi sembunyi.

"Ini aku, kau mengenal suaraku bukan."

Aka terkekeh pelan, samar ... berharap ini hanya halusinasi akibat pukulan dikepalanya yang mungkin saja bisa merusak otaknya, daya pikirnya atau ruang sadarnya.

"Kau hantu atau nyata?"

"Aku masih hidup bedebah dan ingin bernegosiasi denganmu."

Aka terkekeh lagi dan sekarang mereka telah berhadapan.

"Apa maumu?"

"Langsung saja, aku akan membebaskanmu dari tuduhan kutukan dewa sialan versi rakyatmu dengan kepemilikkan istriku 100 persen, agar jangan kau ganggu lagi!"

Kini Aka tertawa dengan suara sedikit tinggi, bagaimana mungkin cintanya akan digadaikan dengan nyawanya sedangkan Zeta adalah hidupnya.

Hanya seorang pria pengecut yang akan mampu bertindak bodoh seperti itu.

"Kill me ... but you ... will ... never ... get  her love. I swear about that ... she was only love me and so do i."

Wajah Julian terlihat datar, tak ada kecemasan dan juga kemarahan.

"Kalau begitu, aku tidak bisa membantumu Yang Mulia. Nikmati sisa hidupmu sebentar lagi," ucapnya dan berlalu .

"Kau--" lirih pelan Aka.

Julian menghentikan langkahnya ingin mendengar ocehan apa atau makian apa yang akan disampaikan sang rival.

"Sebelum aku mati, aku ingin memberitahumu bahwa, kekasihmu yang dulu itu, ingin menyerahkan dirinya padaku tetapi aku menolak dan dia mengancam akan bunuh diri dihadapanku. Bertepatan saat kau datang menyerangku jadi, aku tidak membunuhnya, melainkan membantu menahan pisau yang ditekannya agar tidak semakin dalam."

The War LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang