Epilog

832 53 2
                                    

Aku baru sadar, setiap aku buat prolog selalu lupa dengan epilog dan ini aku  buat karena ada kaitannya dengan the next.😉😉

😉😉

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apa anda ingin teh dulu sebelum tidur yang mulia?" Ucapnya pelan dan halus

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Apa anda ingin teh dulu sebelum tidur yang mulia?" Ucapnya pelan dan halus.

Tawanya merekah menatap sang suami yang baru masuk ke dalam kamar mereka yang luas ini, dengan perut besar dia berjalan perlahan mendekati pria yang baru saja melepaskan jubah hangatnya ini.

Sang suami merentangkan tangan padanya dan tangan keduanya terjalin mesra.

Mereka telah memenangkan pertempuran cinta yang begitu menyiksa dan butuh pengorbanan yang besar untuk mendapatkan kebahagiaan ini. Orang yang tak berdosa pun menjadi tumbal atas penyatuan cinta mereka.

"Bagaimana jagoan kita, apa dia menendang lagi?"

"Hmm, dia sangat aktif sama seperti anda."

"Hahahaha.."

Gelak tawa pun pecah dari bibir sang kaisar, dia tak mampu menahannya sejak pertama masuk ke kamar.

"Kenapa anda tertawa, apakah itu lucu."

Dia mengangguk dan tersenyum. "Kau yang lucu Zeta, aku rindu kau yang dulu .. yang selalu kasar padaku, yang terus memakiku atau kau pasti membentakku jika aku salah dan tidak mengerti maksudmu. Aku rindu picingan sinis matamu, lirikkan tajam yang selalu membuat jantungku tak tenang .. semua dari kebiasaanmu aku merindukannya."

Zeta menarik kerah baju kimono sang suami dan mendekatkan wajahnya, "Aku sudah diajari banyak oleh tata krama kerajaan ini, bagaimana mungkin tidak aku kerjakan yang mulia Aka sialan!" Ucapnya pelan nyaris berbisik.

Aka tertawa nyaring kembali, lalu melumat bibir sang istri yang menggemaskan itu sembari mencubit pipi chubby Zeta.

Zeta menepis tangannya dan menggeram kesal.

"Itu sakit bedebah, kau pikir kulitku ini karet."

Aka melingkarkan kedua tangannya dipinggang Zeta yang melebar itu, menyatukan  perut mereka berdua.

"Dengarkan aku, tata krama itu memang perlu dan lakukanlah saat dimuka umum ketika diluar kamar ini m, tapi jika di kamar kau adalah Zetaku, Zeta yang sombong, Zeta yang hobi memakiku."

The War LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang