15. Be Patient

1.1K 72 15
                                    

Saat Julian datang sang penjaga langsung berlari menghampirinya dan melihatkan kekacauan yang terjadi beberapa menit yang lalu sebelum ia kembali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat Julian datang sang penjaga langsung berlari
menghampirinya dan melihatkan kekacauan yang terjadi beberapa menit yang lalu sebelum ia kembali.

Dan saat semua CCTV dinyalakan termasuk di dalan pintu utama yang dilindungi oleh laser Zig-Zag terpampang jelas wajah orang lama yang dikenalnya.

Julian langsung mengerahkan seluruh penjaga untuk berkumpul karena mungkin ada salah satu dari mereka berkhianat karena sepertinya pengaman laser itu sudah diketahui oleh penyusup. Jika orang yang tidak tahu maka tubuhnya akan terluka atau terpotong saat terkena jaringan alat tersebut.

Tapi sebelumnya dia akan menemui sang penyusup itu karena akan melakukan kesepakatan tanpa adanya ketegangan.

Apakah bisa, itu pun diragukannya namun akan dicobanya sekuat mungkin menahan diri untuk tidak terpancing .

"Welcome to my home, my palace, mold friend ... how are you now?"

Sapaan Julian terlihat begitu bersahabat pada Aka diiringi dengan senyum yang terlihat tulus. Dia beranjak dari ranjang sang gadis kecil yang sudah tertidur pulas lalu mendekati Aka yang menatapnya penuh dengan kebencian.

"Kau masuk ke rumahku dengan cara seperti penyusup yang akan merampok barang-barangku. Kenapa tidak menghubungiku terlebih dahulu maka 2 ekor srigala itu tidak akan menjadi korban keganasanmu."

Aka berdecih dengan seringai tajamnya yang tak lepas ke arah Julian, "Simpan semua kata-kata manismu seolah aku adalah sahabatmu."

"Baiklah kalau kau tak terima dikatakan sahabat maka apa kabar pesaingku. Dulu kita bersaing mendapatkan pelacur terbaik dan kau selalu lebih unggul daripada aku, lalu sekarang apa yang ingin kau ambil dariku?" tanyanya santai, layaknya seorang sahabat lama yang berbincang tentang persaingan bisnis.

"Milikku!! Aku datang kemari karena akan mengambil milikku!! Dan kau ... jangan berpura-pura tidak mengerti" bentak Aka tanpa melembut sedikit pun.

Tidak ada kelemahan yang ditunjukkannya, tidak ada gaya santai seperti dulu dia bersikap, baginya semua adalah serius dan tidak main-main.

Julian tersenyum dengan manis saat Aka mengatakan maksud kedatangannya tetapi matanya menunjukkan binar keegoisan. Dengan tangan bersilang ke dada dia melirik ke arah pembaringan mungil itu.

"Dia milikmu, silakan ambil dan bawa pulang, anggap saja itu doorprize dariku karena kau berhasil melewati Laser Zig-Zag yag lumayan mematikan itu, berapa banyak kau membeli kesetiaan pengawalku heum--"

Julian berjalan semakin mendekat Bertepuk tangan dua kali seraya menggoda amarah sang Kaisar yang tatapan matanya tak lepas darinya, tajam ... menusuk.

"Hebat Yang Mulia ... hebat! Kau yang terbaik dalam segi melobi--" sindir Julian kemudian dengan halus disertai tawa sumbangnya.

"Dan juga ibunya!" ucap Aka tegas setelahnya dengan rahangnya yang mengeras menahan kesal karena merasa diremehkan.

The War LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang