11. Revenge

1.1K 70 3
                                    

👁👁👃👅

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

👁👁
👃
👅

Secara perlahan mata itu terbuka dengan sendirinya. Sedikit demi sedikit disapa silaunya cahaya mentari yang masuk menggapai tubuhnya yang masih berada di atas tempat tidur dalam gelungan selimut berwarna perak keemasan.

Matanya melirik ke arah bayangan seorang pelayan yang sedang menyiapkan minum di atas nampan namun, mata Zeta langsung terbuka melebar saat dia memperhatikan pelayan itu memasukkan sebutir pil berwarna hijau tua ke dalam segelas air putihnya.

Untuk beberapa detik air berubah menjadi hijau namun sedetik kemudian seperti sulap, larutan hijau itu lenyap ... bening seketika kembali normal.

Zeta langsung duduk dan menutupi bagian atas tubuhnya dengan selimut yang masih dalam keadaan polos tanpa sehelai benang melekat ditubuhnya itu.

"Apa yang kau masukkan ke dalam minumanku!" ucap Zeta tegas sedikit membentak pada perempuan muda yang kini membelakangi tubuhnya sembari menjawab dengan sopan.

"Maaf nyonya, tolong jangan bereaksi apa pun. Saya hanya melaksanakan tugas dari seseorang bukan dari tuan pemilik rumah ini jadi saya mohon kerjasama a
Anda untuk tidak berinteraksi dengan saya," ucap pelayan itu dan mengambil air minum yang dibuatnya tadi kemudian menyerahkannya kepada Zeta.

"CCTV di depan Anda--" ucapnya tanpa menggerakkan bibir. Hanya dengan suara dalam seraya menunduk hormat pada Zeta.

Sebenarnya ragu, namun Zeta berpikir cepat mungkinkah ini bantuan sang ayah atau Adrian. Dia pun langsung meminum air itu segera hingga tandas dan memberikannya kembali pada pelayan itu.

"Anda diminta sarapan di bawah bersama tuan jika sudah selesai mandi nanti. Apa ada lagi yang harus saya penuhi nyonya," ucap sang pelayan masih menunduk hormat tanpa melihat Zeta yang tak berkedip menatapnya.

"Tidak ada, terima kasih kau boleh pergi--" ucapnya cepat sambil mengecap-ngecapkan mulutnya. Mendeteksi rasa air yang telah diteguknya itu tetapi tak berasa apa-apa seperti air normal pada umumnya.

Menghembuskan napas berulang kali hanya untuk bangun dan melangkah ke kamar mandi perlu tenaga ekstra untuknya. Karena sang suami yang telah mengurungnya selama 2 malam dan menggilai tubuhnya tanpa ampun seperti orang kerasukkan. Sungguh maniak sex pikirnya dan mungkin miliknya pun lecet, tepatnya bukan di Miss V-nya tapi dibagian lain kesukaan pria itu.

Zeta berendam di jacuzzi untuk beberapa menit dengan air hangat beriak di dalamnya. Terasa memijit tulang dan persendiannya, sedikit rilex untuk sesaat. Melemaskan semua otot dan syaraf yang mungkin tegang berhadapan dengan pria itu.

Setelah selesai berendam Zeta bergegas mempersiapkan dirinya untuk bertemu dengan pria tersebut sekalian untuk meneliti seisi rumah yang penuh teka-teki dan misterius juga mencekam baginya.

Zeta juga sedikit terkejut tentang adanya CCTV di kamarnya karena pasti pria itu sudah tahu kalau dia menggeledah apa pun yang ada disana.

"Persetan dengan kemarahannya, aku hanya ingin bebas. Oh Lord, give me the way--" gumam Zeta yang sekarang melangkah keluar dengan anggun.

The War LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang