"Ya, jadi, saya meminta anda untuk membenarkan langit-langit apartement saya agar tidak bocor lagi" ucap Jisoo.

"Oh, itu sih masalah kecil" sahut Tuan Ahn yang membuat Jisoo dapat bernapas dengan lega, "Tapi, nona harus membayar 300 won pada saya" lanjutnya yang mampu membuat bola mata Jisoo terbelalak.

"Loh, kan saya sudah membayar uang sewa apartemet selama sebulan. Bukankah itu sudah termasuk reparasi jika ada kerusakan?" sahut Jisoo tak terima

"Tak mau, ya sudah. Kau bisa menghubungiku kalau sudah punya uang. Sudah sana-sana, menganggu saja" ucap Tuan Ahn bangkit berdiri lantas mendorong bahu Jisoo agar tak menghalangi langkahnya.

Demi seluruh alam semesta beserta segala konspirasinya, untuk pertama kalinya Jisoo rasanya ingin menodongkan senjata ke kepala Tuan Ahn dan membuat isi kepala pria itu buyar lantas membuang jasadnya ke Sungai Han. Mengapa ada orang semenyebalkan Tuan Ahn di muka bumi ini, Tuhan?

"Kim Jisoo, kau kenapa?"

Jisoo menoleh cepat, ia baru sadar jika ia entah sejak kapan tengah memegang sumpit dan mematahkan sumpit tersebut menjadi dua bagian. Ia tersenyum canggung kala melihat rekan-rekan kerjanya yang menatap takjub sekaligus ngeri pada Jisoo. Seokjin saja sampai di buat menganga dengan kekuatan super milik Jisoo.

"Kau, baik-baik saja?" ulang Wendy sambil mengengam bahu Jisoo.

"Ah, aku baik-baik saja. Tak usah khawatir" ucap Jisoo

"Ya sudah, cepat sana makan. Sebentar lagi jam istirahat akan selesai dan kau akan mengantarkan makanan lagi" ucap Seokjin setelah berhasil mengendalikan diri dari keterkejutannya barusan.

"Baik bos" ucap Jisoo sambil tersenyum, sementara Seokjin hanya geleng-geleng kepala dan kembali menuju ruangannya pun rekan-rekan kerjanya kembali kepada aktivitas mereka, menghabiskan makan siang.

Jisoo lagi-lagi menghela napas, mengusap wajahnya kasar. Hari ini ia pasti akan pulang sangat-sangat malam.

_

Lisa sedari tadi berguling-guling di kasur Jennie juga JisooKarena kasurnya masih basah akibat bocor semalam sesekali ia memainkan ponselnya hanya untuk membuka aplikasi webtoon guna membunuh rasa bosannya. Gadis itu melempar asal ponselnya, berpangku tangan memandang Rosé yang masih sibuk dengan berbagai tumpukan buku. Rasa-rasanya sudah hampir 3 jam Rosé mengerjakan tugasnya namun gadis itu tak kunjung selesai juga. Padahal, Lisa saja tak mendapatkan tugas sebanyak itu.

Ia menghampiri Rosé karena kesal terus di acuhkan oleh gadis itu, apalagi Jennie belum pulang dari kuliahnya tak ada orang yang dapat Lisa jahili saat ini, "Rosé-ya, mengerjakan apa sih? Tugasmu banyak sekali yah?. Mau aku bantu?"

Rosé terkejut bukan main dan tiba-tiba langsung menutup buku yang tengah ia baca. Gadis itu tersenyum canggung kearah Lisa yang mengernyit bingung, "Kok di tutup, mau aku bantu tidak?" Tanya Lisa

"Tak perlu, tak perlu" ucap Rosé cepat. Gadis itu pun kembali memasukan buku-bukunya ke dalam tas, "Aku sudah selesai kok" lanjutnya.

"Kau kenapa memiliki tugas sebanyak itu?. Bukankah guru yang mengajar di kelasmu dan kelasku itu orang yang sama yah?. Tapi, mengapa tugasku tak sebanyak kau, bukumu juga aku lihat jadi semakin banyak saja" ucap Lisa sambil duduk bersila.

"Oh itu," mata Rosé bergerak liar kesana kemari, mengigit bibir bawahnya sebelum tersenyum, "Aku kan harus mempertahankan posisi juara umumku agar beasiswaku tidak di cabut, jadi, aku selalu meminta tugas tambahan dari guru-guru itulah mengapa tugasku jauh lebih banyak darimu"

"Dasar ambisus, sesekali kau juga harus santai Rosé-ya. Seperti aku" ucap Lisa sambil berbaring dengan tangan sebagai bantalnya.

"Kau juga harus lebih serius Lisa-ya, jangan sampai beasiswamu di tercabut. Kasihan Jisoo eonnie kalau sampai harus membiayayi sekolah kita"

"Iya, aku tahu Rosé-ya. Kau tak perlu khawatir" ucap Lisa kembali duduk.

Bunyi derit pintu yang terbuka membuat Lisa dengan segera bangkit, apalagi kala telinganya mendengar suara Jennie. Gadis itu pun dengan segera berlari menuju Jennie sementara Rosé kembali membuka tasnya dan mengerjakan tugasnya yang sebelumnya tertunda.

"Yah, padahalkan yang aku tunggu adalah Jisoo eonnie kok malah badut taman hiburan yang datang" sahut Lisa.

Jennie mengerling malas, ia menoyor dahi Lisa pelan, "Heh, bocah, mana ada badut secantik diriku tahu" sahutnya tak terima.

Jennie berjalan menuju kamar, menyapa Rosé singkat sebelum menaruh tasnya. Ia pun kembali keluar hanya untuk mendapati wajah Lisa yang sangat menyebalkan itu. Sebelum kembali melangkah ke dapur dan mengambil segelas air putih lantas menegaknya hingga tandas.

"Loh, Jisoo eonnie belum pulang?" Tanya Jennie.

"Loh, eonnie memangnya tak punya mata untuk melihat bahwa Jisoo eonnie tak ada dari tadi?" Tanya Lisa yang membuat Jennie berdecak sebal.

"Aku bertanya serius bocah"

"Aku juga serius kok"

Enggan melanjutkan perdebatan dengan Lisa, Jennie pun memutuskan mengambil ponselnya dari dalam saku celananya. Mencari nomor Jisoo sebelum menempelkan benda persegi itu pada telinganya.

"Hallo, eonnie, kau dimana?. Kenapa belum pulang?"

"Ah, Jennie-ya, aku sedang ada di supermarket di depan rumah kita. Aku memutuskan melamar kerja disini karena Tuan Ahn meminta 300 won apabila ingin langit apartement kita dia benarkan. Kalian makan malam dan tidur duluan saja yah. Dadah" Jisoo langsung mematikan teleponnya secara sepihak, dari nada suaranya yang tergesa-gesa Jennie tahu bahwa kakaknya itu pasti sedang sangat kerepotan.

"Bagaimana?" Tanya Lisa yang sedaritadi ternyata memperhatikan gerak-gerik Jennie.

Jennie menoleh, tersenyum, "Jisoo eonnie sibuk, kita diminta makan dan tidur tanpa menunggunya. Sudah sana panggilkan Rosé, kita makan"

Lisa jelas kecewa karena ia tak dapat melakukanmakan malam lagi dengan Jisoo, meski begitu anak itu tetap bangkit berdirimengikuti perintah Jennie. Jennie mengusap wajahnya kasar, kakaknya terlalumemaksakan diri padahal mereka baru tinggal beberapa hari di Seoul tapi rasanyasemua hal berjalan terlalu sulit baik untuk dirinya, kakaknya, juga kedua adiknya. Ia sangat ingin meringkan beban sang kakak, tapi bagaimana caranya?.

 Ia sangat ingin meringkan beban sang kakak, tapi bagaimana caranya?

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jiwoo kok merasa peminat Mi Casa sedikit yah?:(. Sebenernya jiwoo gak pingin ngambil keputusan ini sih cuman Mi Casa sepertinya akan di Hold dulu sama jiwoo. Mungkin akan di update setelah Divergent selesai atau bisa jadi updatenya lebih lama (atau kemungkinan akan jiwoo hapus).

Anyway, have a nice day yah dan sampai jumpa lagi
—kissandhug—

MI CASAWhere stories live. Discover now