BRILIAN|26

8.5K 349 0
                                    

"Kepergian seseorang bukan untuk kita sesali melainkan, memberitahu bahwa masih ada yang lebih menyayangi kita selain orang tersebut."

-----

"Ayo bri!" sorakan siswa SMA Nusa Pelita terutama kau hawa menggema di lapangan SMA 1 Surabaya.

Brilian cowok tersebut kemudian mendribble bola menuju ring namun, dia langsung mempasing pada Angkasa dan hap! Bola masuk dengan sempurna ke dalam ring basket.

"Mainnya tuh kasar banget!" ucap Rendy tak terima.

"Udahlah kita lakukan aja yang terbaik dulu." ucap Elang kemudian melangkah, memasuki lapangan.

Brilian mengedarkan pandangannya mencari seseorang namun, dia tak melihat kehadiran orang tersebut.

Kenapa Lo gak datang? Apa kesalahan gue sudah berlebihan? Gue minta maaf! Gue akan buktikan bahwa gue bisa berubah dan bertanggungjawab atas itu semua! batin Brilian.

Kini SMA Nusa Pelita menang telak dengan SMA 1 Surabaya yaitu 55-20, sekarang mereka sedang berjalan di koridor sekolah sesekali bercanda ringan karena kemenangan yang mereka raih, dan Minggu depan dia akan berhadapan dengan SMA Garuda saingan terberat bagi mereka.

"Kita harus lebih serius lagi latihannya!" ucap Angkasa.

"Karena gue gak jamin kita menang kalau gak latihan, jadi lebih baik latihan setidaknya tidak ada ketakutan untuk nyerang!" ucap Elang.

Brilian cowok terpaku pada seorang gadis yang membelakangi dirinya, seperti kenal dengan ciri-ciri orang tersebut, kemudian gadis itu berbalik dan betapa terkejutnya dirinya saat menyadari bahwa itu adalah gadis yang ia cari sejaktadi.

"Ven!" panggil Brilian namun, keburu gadis itu menjauh darinya.

"Mau kemana dek?" tanya Angkasa saat melihat Brilian yang berlari meninggalkan mereka.

"Kenapa tuh anak?" tanya Raka yang baru saja menyusul di belakang mereka.

"Biasa lagi kasmaran!" sahut Angkasa dengan tenang.

"Darimana aja Lo?" tanya Elang menginterupsi.

"Toilet!"

"Yaudah cabut!"

-----

"Ven, darimana?" tanya Brilian setelah tahu bahwa gadis itu adalah Venny.

"Emang penting?" tanya Venny balik.

"Iya!"

"Terus?" tantang Venny.

"Apanya?" tanya Brilian bingung dengan maksud pertanyaan gadis itu.

"Buat apa Lo nanyain gue? Gue pergi kek! Mati kek! Lo bakal peduli gitu? ENGGAK KAN? GAK USAH SOK PEDULI SAMA GUE!! MANA SAAT GUE BUTUH LO? LO CUMAN BISA NYAKITIN ORANG BUAT NGEJAUHIN LO DAN NYURUH DIA MATI AJA? IYA? LALU SEKARANG NGAPAIN LO PENTINGIN GUE?" bentak keras membuat Brilian mematung seketika.

"Gue tahu gue salah, gue udah minta maaf terus sekarang apa lagi? Gue harus apa biar Lo maafin gue?" tanya Brilian frustasi.

"LO! PERGI AJA DARI HIDUP GUE!! CUKUP SELAMA INI LO NYAKITIN GUE! ITU SAKIT BRI, YANG LO RASAKAN SEKARANG ITU SAMA SEPERTI SAAT LO GINIIN GUE! LO ITU SADAR GAK SIH?" Venny gadis itu sudah merasa lega karena telah mengeluarkan apa yang selama ini dia pendam sendiri.

BrilianOnde as histórias ganham vida. Descobre agora