BRILIAN|08

8.1K 477 6
                                    

"Sekalipun ada diriku atau tidak adanya diriku kamu tetap akan bahagia bukan?"

-----


Sudah satu Minggu sejak kejadian brilian mendatangi rumah Venny dengan mengatakan bahwa gadis tersebut harus menjauhinya sekarang hubungan mereka semakin merenggang tak ada kata sapaan lagi.

Venny melewati gerbang sekolahnya tak sengaja pandangannya menemukan sosok cowok yang selama ini dia rindukan bersama kakak kelas yang dia suka, sakit? Iya sih cuman gak bisa apa apa selain diam, saat sedang memperhatikan kedua insan tersebut pandangannya tak sengaja bertemu dengan cowok tersebut namun, segera dia memalingkan wajahnya seakan ketahuan dia langsung pergi.

Cowok tersebut langsung berlari untuk mengejar gadis tersebut saat hampir sampai dia langsung menarik pergelangan tangannya, gadis itu memberontak namun seolah tak mengerti cowok tersebut tetap menarik gadis tersebut menuju taman.

"GUE MAU PUTUS!" ucap cowok tersebut dengan memperjelas maksudnya.

"Bukannya kita emang gak punya hubungan apapun?" tanya gadis itu dengan kepala mendongak ke atas sambil menatap Brilian angkuh.

"Pintar juga Lo ya, urusan kita selesai! Jangan pernah lagi muncul dihadapan gue." ucap Brilian kemudian melangkah pergi namun sebelum pergi ada yang mencekal lengannya.

"Apa karena kak Renata?" tanya Venny.

"BUKAN URUSAN LO, JANGAN PERNAH SEBUT RENATA DALAM MASALAH INI!!" bentak cowok tersebut entah untuk yang keberapa kalinya dia membentak gadis tersebut.

"Iya, maaf udah buang-buang waktu bri." ucap gadis tersebut sambil tersenyum manis mencoba baik baik saja saat hatinya sakit, dia tidak bisa memaksa seseorang untuk menetap dan dia sudah terbiasa mendengar bentakan keras dari Brilian.

"Dari dulu coba sadar dirinya." sindir cowok tersebut kemudian melangkah pergi.

"Huh dasar cowok aneh." gumam gadis itu lalu melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti.

-----

Sedih setelah di akui keberadaannya lalu di buang begitu saja? Iyalah bego, tapi itulah seorang perempuan, walaupun tahu dirinya sudah tidak dihargai dan selalu di kecewakan mereka tetap tersenyum, meski hatinya tidak seperti yang ekspresi mereka tunjukan pada orang lain. Karena terus bersedih tidak ada gunanya juga.

"Lo kok gak nangis sih ven?" tanya Cika melihat tak ada raut kesedihan dalam gadis itu.

"Emang mau nangis sambil mohon didepan orangnya? Gak mungkinlah bukan cara gue itu." ucap gadis tersebut dengan santai sambil melahap makanannya.

"Iya deh, kalau Sampek ngejar ngejar ditolak itu cara Lo gak?" tanya Cika mencoba memancing emosi gadis itu.

"Kalau itu emang ada didaftar gue, kalau yang tadi gak ada." ujar gadis itu masih dengan ekspresi santai.

"Gue cuman kecewa aja sih sama tuh orang, pacaran sama gue tapi sukanya sama orang lain, kalo emang gak suka ya bilang aja gak suka, gak usah mempermainkan gini juga, ngajak pacaran eh gataunya cuma bercanda." ucap venny kesal sambil menatap cowok yang dimaksud.

"Kan gue sudah bilang, cinta itu gak bisa dipaksa dan yang harus Lo inget pacaran gak menjamin saling mencintai dan saling mencintai juga gak akan menjamin pacaran, ingat kadang manusia itu menjadikan seseorang pelarian jika yang dia suka itu gak bisa memiliki perasaan yang sama seperti orang tersebut." jelas Rika sok bijaksana tapi emang ada benarnya bukan.

"Gue udah duga dari awal, jangan pernah percaya sama laki-laki yang kayak gitu, takutnya cuma mempermainkan." lanjutnya.

"Woah dapet mana tuh kata-kata, bijak banget mbaknya." seru Cika heboh.

BrilianWhere stories live. Discover now