BRILIAN|25

9.4K 353 10
                                    

"Apakah aku masih pantas di maafkan oleh dirimu? Dari sekian banyak kesalahan yang aku perbuat padamu, bahkan kesalahan yang aku lakukan padamu itu sudah berlebihan."

-----

"Ven!" panggil Brilian melangkah mendekati gadis itu namun, Venny mencoba menghindari dirinya.

"Ven!" panggil Brilian lagi, rasanya seperti mengemis pada seseorang.

Brilian menatap tak percaya dirinya baru pertama kali mengejar cewek dan tak di gubris, hebat!

Apakah seperti ini rasanya tak dihargai?

Brilian cowok itu menatap punggung seorang gadis yang perlahan mulai menjauh, tak ada lagi ucapan lebay gadis itu, mengapa hatinya tak terima? Bukankah ini yang dia inginkan? Apakah benar perkataan Dara semalam? Rasanya kepalanya ingin meledak saja jika memikirkan hal tersebut.

Venny gadis itu baru saja sampai kelasnya, jika tidak segera menghindar tadi mungkin, dia akan luluh dengan segala ucapan cowok tersebut.

"Untung banget gue selamat." gumamnya seraya mengatur degup jantungnya.

"Kalo enggak habis nih gue gemetaran kayak orang ke sengat listrik!"

"Heh! Ngapain Lo disitu?" tanya Cika dari ambang pintu.

"Mau jadi penjaga kelas Lo?" tanyanya lagi.

"Lo! Ada ada aja." sahut Rika dari arah belakang Cika.

"Diam Napa! Nih hati gue lagi bergetar." ucap Venny dengan kesal.

"Ven!" suara yang sangat familiar membuat jantung Venny kembali berdegup kencang.

"Ven! Belakang Lo!" ucap Cika sambil menunjuk arah belakang gadis itu.

"Vrenny Delicia!" panggilan untuk pertama kalinya, membuat Venny terkejut, apalagi nada suaranya sangat lembut tidak seperti biasanya.

"Apa?"

"Gue minta maaf, soal kejadian waktu itu." ucap Brilian kemudian, mengambil kedua tangan Venny mencoba meyakinkan gadis itu bahwa dia benar-benar tulus meminta maaf.

"Hmmm!"

"Serius? Makasih, makasih banget! Lo emang perempuan terbaik yang gue kenal selain bunda." ucap Brilian lalu memeluk tubuh Venny dengan erat, seperti menumpahkan rindu yang mendalam, walaupun sebenarnya dia tidak pernah ada rasa sama gadis dihadapannya ini namun, setiap melihatnya ingin rasanya dia memeluk dan merasakan kenyamanan.

-----

Brilian segera bergegas menuju kelas seorang gadis, ternyata bahagia itu sederhana karena bahagia itu tidak bisa dicari, benar buktinya sekarang dia bahagia.

"Venny ada?" tanya Brilian pada salah satu teman gadis itu.

"Ada, Venny! Dicari pangeran Lo nih!" teriak gadis itu.

"Makasih ya." ucap Brilian dengan senyuman bahagia bahkan, nada suaranya berbeda dari yang selalu ketus kini jadi lemah lembut, tidak masuk akal sekali!

"Kenapa?" tanya gadis itu dengan raut wajah tak suka namun, itu hanya luarannya saja.

"Ayo!" ajaknya bukannya menjawab pertanyaan Venny, Brilian menarik pergelangan tangan gadis itu.

"Ngapain Lo bawa gue kesini?" tanya Venny dengan ketus.

"Makan! Bareng mereka." ucap Brilian sembari menunjuk ke arah teman temannya dan tersenyum manis.

BrilianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang