Chapter 7 - Sink Your Head [머리를 가라 앉혀]

324 102 11
                                    

Aku dan Jimin sudah sampai di toko baju, ia sudah selesai menjual kataknya.

"Hyerin-ssi, pilih saja yang kau suka, nanti biar aku yang bayar."

"Kau tidak ikut masuk?"

"Tidak, aku menunggu di sini saja."

Aku terdiam sejenak lalu mengangguk, tanpa tunggu lama aku langsung masuk ke dalam, model-model baju di toko ini hanya berupa kaos-kaos dan celana di bawah lutut yang modelnya longgar, sangat jadul dan tak menarik. Sedangkan Jimin, ia duduk di kursi yang ada di depan toko ini.

Saat aku masuk langsung disambut oleh seorang Bibi, "eoseoaseyo..." sapanya mengucapkan selamat datang, aku juga ikut menunduk, "annyeonghaseyo..." jawabku.

"Apa yang kau butuhkan gadis cantik?" Tanyanya, aku mengulum bibirku sambil melihat-lihat pakaian yang bergantungan.

"Aku mau beli beberapa helai baju dan celana, dan juga pakaian dalam." Jawabku.

"Oh ayo, kemari." Ia membawaku masuk lebih dalam, aku mengikut saja, lagipula aku juga tak mau banyak pilih tak enak pada Jimin yang me nunggu.

"Nah ini dia, silahkan pilih yang mana?" Tunjuknya pada pakaian-pakaian wanita yang tersusun rapi.

"Ambilkan aku tiga helai baju, tiga helai celana, dan beberapa pakaian dalam Ahjjuma, terserah pilih model apa saja, yang penting yang paling murah ya." Pintaku membuatnya tersenyum, ia mengangguk lalu menepuk pundakku pelan.

Aku tak peduli mau model apa saja, karena di mataku semua modelnya sama saja kecuali warnanya, dan juga yang paling penting adalah aku tidak telanjang, sudah itu saja.

Bibi pemilik toko baju ini mengambilkan sesuai permintaanku, ia melipatnya lalu mengajakku ke meja depan untuk menghitung harganya.

Setelah ia menghitung jumlah yang harus dibayar ia memberitahuku harganya, aku cukup kaget karena ternyata sangat murah, lalu ia memasukkan belanjaanku ke dalam kantong plastik.

"Tunggu sebentar ya Ahjjuma," ucapku, berniat memberitahu Jimin, ia mengangguk.

"Jimin-ssi..." panggilku pelan.

"Sudah?" Tanyanya, ia berdiri, aku mengangguk lalu kami berdua masuk ke dalam.

Jimin membayarnya, ia dan Bibi itu sempat berbincang sebentar, mereka terlihat cukup akrab untuk ukuran percakapan sesantai ini.

"Terima kasih Ahjjuma, kami pulang dulu." Pamitku dan Jimin, Bibi itu mengangguk sambil tersenyum, tapi ia tak berhenti memandangiku dan Jimin, seolah tatapannya mengatakan kalau ia sangat ingin tahu hubunganku dan Jimin, tapi ia tidak sampai bertanya.

Kami keluar dari toko baju tadi, Jimin mengambil sepedanya lalu menggantung kantong yang berisi baju tadi, dan ia mendorong sepedanya, begitu juga denganku yang berjalan di belakangnya sambil memegang tempat boncengan sepeda, alih-alih bantu mendorong.

Hari sudah hampir gelap, cahaya sudah mulai remang-remang, mengingat tidak adanya listrik di sini membuatku merasa sedikit takut karena sudah pasti kami akan melewati jalanan yang gelap nanti.

"Terima kasih banyak Jimin-ssi," ucapku, karena sejauh ini ia dan keluarganya sudah sangat banyak membantuku, terlebih mereka juga sangat merawatku dengan baik.

"Terima kasih untuk apa Hyerin-ssi, aku hanya melakukan apa yang aku bisa." Jawabnya, ia menoleh ke belakang sejenak bersamaan dengan senyum manisnya, membuatku ikut tersenyum.

Kata-katanya cukup membuatku luluh, ya Tuhan, jika ia terus seperti ini, bisa-bisa aku kehilangan kendali.

Tidak, jangan sampai.

Meet You [Park Jimin]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant