Chapter 41 - Bye and Welcome [안녕과 환영]

254 36 4
                                    

Ternyata ancamanku cukup manjur, sebab kalian tahu?

Jimin dan Jungkook, kedua pria itu benar-benar menyelesaikan masalah mereka dan berdamai di depanku, walau aku tahu masih sulit untuk mereka menurunkan rasa ego dan benci dalam diri mereka masing-masing, tapi setidaknya keadaan sudah jauh lebih baik dari beberapa jam yang lalu.

Aku dan Jiwoo memang pulang ke rumah, tapi tidak ada siapa-siapa disini, hanya ada kosong dan sepi, entah kemana perginya kedua orang tua Jimin dihari petang seperti ini. Lalu, kedua pria ini menyusul kami satu jam setelahnya dengan raut wajah yang sama-sama masam, mati-matian menahan gengsi untuk saling meminta maaf di depanku. Lucu sebenarnya, dan mungkin aku akan tertawa jika saja suasana hatiku sedang tidak buruk.

"Awas saja aku lihat kalian bertengkar sekali lagi, aku tidak main-main dengan ucapanku," mereka mengangguki ucapanku yang mungkin lebih terkesan seperti sebuah ancaman daripada perkataan bagi mereka.

Lantaran, aku benar-benar kesal, sudah tahu keadaan sedang runyam, ditambah lagi dengan kelabilan mereka yang membuatnya semakin rumit, menyulitkan saja.

Setelahnya kami berempat hanya saling diam, Jiwoo yang menunduk sambil memainkan jemarinya, Jungkook yang memandangi kuku-kuku jari kakinya, dan Jimin yang sesekali memandangku ragu, seolah meminta pengakuan bahwa dirinya sudah memenuhi perkataanku, sedangkan aku hanya tak ingin hirau pada apapun, termasuk Jimin, aku masih kesal jujur saja. Masing-masing tak ada yang ingin membuka percakapan, seolah diam dengan pikiran masing-masing lebih menarik daripada menukar cakap dengan manusia lain yang berada di sekitar.

Kami terlihat seperti empat orang bisu yang tidak saling mengenal, terlihat bodoh dan gila.

Lalu, keheningan itu pecah saat kehadiran empat orang lainnya yang tak terduga kedatangannya tiba-tiba menginterupsi, menghancurkan bola sunyi yang terbentuk oleh kami berempat.

"Kalian berempat, sedang apa melamun di teras begitu? Tidak lihat hari sudah hampir gelap begini?" Sorat mata wanita paruh baya itu sukses membuat dua manusia lain berdiri, sedangkan aku dan Jiwoo hanya tetap diam.

"Eomma, Appa?" Bukan hanya Jungkook yang kaget, kami juga bingung melihat orang tuanya dan orang tua Jimin bisa datang bersamaan begini, apa yang baru saja mereka lakukan?

Tiba-tiba aku jadi sangat penasaran.

"Apa?" Terdengar ketus sekali jawaban Ibunya, "ayo pulang, mandi, makan, lalu kita kembali lagi kesini," lanjutnya membuat Jungkook kebingungan namun juga tak membantah, cepat-cepat pria itu turun dari teras lalu memakai sandalnya tergesa-gesa seperti anak kecil yang ketakutan saat dimarahi orang tuanya karena bermain seharian dan tidak ingat pulang.

"Jimin Eommonie, Jimin Abbeojie, nanti kami kembali lagi seperti yang sudah kita bicarakan tadi," mungkin kalimat itu dimaksud sebagai ucapan pamit dari Ibu Jungkook sebelum beranjak sambil membawa putra mereka pulang, tapi bagiku malah seperti sebuah tebakan yang sungguh membingungkan.

Ada apa dengan mereka?

Walau aku bingung dan penasaran, tapi pada nyatanya yang bisa kulakukan hanyalah diam, dan berharap akan segera tahu nantinya.

"Iya-iya, kalian santai-santai saja, jangan terburu-buru."

Tidak ada jawaban dari orang tua Jungkook, hanya ada anggukan lalu mereka beranjak pulang, sebelumnya Jungkook sempat menoleh pada kami sebentar, lalu juga berjalan membuntuti kedua orang tuanya sampai akhirnya mereka bertiga tak lagi terlihat.

Aku, Jimin, dan juga Jiwoo masih termengu, terdiam dalam kebingungan, hampir kembali menatap kosong ke depan jika saja Ayah Jimin tidak menegur.

Setelah memalingkan wajah dari arah yang berlawanan, Ayah Jimin berkata, "kalian bertiga, menunggu apa? Harus dijewer dulu baru mau masuk ke rumah?" Dingin, tidak ramah sama sekali, namun terdengar peduli menurutku.

Meet You [Park Jimin]Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ