Chapter 30 - The Day [그날]

248 40 2
                                    

Kami bangun pagi-pagi sekali, bahkan fajar pun belum muncul menampakan diri. Angin dini hari begitu menyeruak, tapi aku selalu suka dengan suasana yang diciptakan langit subuh, sejuk namun damai.

Aku dan Jungkook didandani sedemikian rupa rapinya untuk acara pernikahan ini, kami mandi menggunakan air hangat dan semuanya disiapkan oleh keluarga Jungkook, kami berdua bak raja dan ratu saja dibuatnya.

Rambutku dihias menggunakan bunga berwarna putih dengan cantik oleh gadis-gadis cantik di desa ini. Aku sedikit tersanjung melihat diriku yang terlihat anggun dengan gaun sederhana dan hiasan bunga di kepalaku.

Sebenarnya aku bukan wanita yang terlalu suka menggunakan pakaian feminim, yang penting nyaman untuk dipakai sehari-hari saja sudah cukup. Tapi bukan juga wanita yang suka berpakaian seperti laki-laki, aku berpakaian sesuai mood ku, tapi setelah disini aku tidak bisa memilih pakaian seperti apa yang ingin aku kenakan, karena tentu saja hanya ada kaos biasa dan celana kain diatas lutut, setiap hari.

Gaun sederhana dihari pernikahan ini saja untung-untungan, aku tak pernah terbayang sampai ke sini sebenarnya.

Gadis-gadis yang membantu mendandaniku sudah pulang ke rumah mereka masing-masing untuk bersiap-siap datang ke acara pernikahan kami nanti, sebenarnya aku tak tega pada mereka harus yang datang digelapnya dini hari begini, tapi melihat mereka yang begitu bersemangat untuk membantuku membuatku senang.

Jungkook juga sudah selesai mandi dan mengenakan tuxedo, aku pergi menghampirinya ke kamarnya.

"Bagaimana?" Saat aku di depan kamarnya, kebetulan bersamaan dengan ia yang keluar dari kamar dan langsung bertanya tengang penampilannya.

"Bagus, kau terlihat tampan mengenakannya." Jawabku jujur, rambut yang ditata rapi membuatnya terlihat gentle.

"Kau juga terlihat cantik." Pujinya balik, aku tersenyum dan mengucapkan terima kasih.

"Oh iya, Eommonie dan Abbeoji kemana? Kenapa daritadi aku tidak melihat mereka."

"Ahjjuma dan Ahjjusi sudah pergi lebih dulu kesana, mereka bilang mau mengecek ulang persiapan-persiapannya."

"Oh kupikir kemana, kenapa tidak memberitahu dulu kalau mau pergi."

"Mereka terlalu bersemangat Jungkook-ssi."

Jungkook diam, seperti memikirkan sesuatu. Mungkin yang ada di kepalanya saat ini adalah rasa bersalah pada kedua orang tuanya, karena perasaan itu tidak pernah hilang dari hati dan pikiranku juga.

"Ahjjuma bilang, nanti dua gadis akan menjemput kita."

Jungkook mengangguk.

*****

Gelapnya dini hari perlahan-lahan mulai berganti menjadi terang, daritadi sebenarnya pikiranku tak karuan. Jungkook terlihat santai, namun aku tahu kalau sebenarnya pikirannya juga sedang kacau. Pernikahan ini benar-benar akan terjadi sebentar lagi.

Tinggal tersisa dua puluh menit sebelum acara, kami berdua tengah sibuk menahan tegang seraya menanti jemputan dari kedua gadis yang diperintahkan untuk menjemput kami dikala acara pemberkatan sudah dimulai.

"Kenapa aku keringatan begini," aku menghembuskan nafasku berkali-kali, mengipasi diri yang dibanjiri keringat dingin.

"Jangan terlalu dipikirkan, kita hanya harus melalui pemberkatan lalu kembali seperti biasa, ini hanya untuk membuat orang-orang berpikir kalau anak dikandunganmu adalah anakku."

Aku menggigit bibir bawahku lalu mengangguk ragu, tapi tetap saja membuatku gugup. Kedua tangan ini tidak bisa berhenti untuk saling beradu, sepuluh jari yang saling meremat berniat menenangkan malah makin mendebarkan.

Meet You [Park Jimin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang