Part 30

1.4K 204 13
                                    

Aku masih tidak mengerti mengapa Nico menghilang dari hadapanku.

Apa yang terjadi sebenarnya? Mengapa Nico merasa kesakitan? Mengapa ia menghilang? Apakah ia menghilang untuk kembali ke sekolah? Atau ia menghilang... untuk selamanya?

Aku menggeleng. Tidak, tidak... mana mungkin? Tapi.. Bagaimana jika iya? Karena hari itu weekend, aku harus menunggu 1 hari lagi untuk bisa datang ke St. Laurent, yaitu di hari Senin. Sepanjang hari Minggu aku total tidak bisa menikmati hari karena terlalu kuatir.

"Baik, pelajaran sampai di sini. Sampai jumpa besok," ujarku untuk mengakhiri kelas.

"Sampai jumpa Bu," ujar anak2, satu persatu keluar dari kelas. Aku melirik jam tanganku. Pukul 3. Kelas malam akan dimulai beberapa jam lagi. Sepanjang hari ini di jam istirahat aku mencoba mencari arwah Nico, tapi aku tidak menemukannya di manapun. Begitu juga Hana. Aku memutuskan untuk menunggu kelas malam, untuk melihat apakah arwah-arwah itu baik-baik saja.

Aku kembali ke kantorku untuk mempersiapkan kelas malam saat Thomas tiba2 muncul di sampingku.

"Sore Ran," sapanya. Ia menatapku tajam. Sial. Di kantor tinggal aku dan dia saat ini.

Apakah jangan2 Thomas mau menyakitiku, pikirku.

Thomas duduk di sebelahku, "Jangan sampai kau lupa apa yang kukatakan kemarin..."

"Apa? Bahwa nasibku akan sama seperti Hana Mariska?" Tanyaku sambil terus menatap buku di mejaku, pura2 meneruskan bekerja.

Thomas menggeram, "Aku serius, Ran... Semua ini akan menghancurkanku dan karirku. Semua sudah baik2 saja sekarang! Semua sudah kembali seperti semula!"

"Apakah kamu tidak pernah berpikir bahwa Hana mungkin saja belum tenang di alam sana," ujarku, aku menatap Thomas lekat2.

Thomas tertawa, "Hahahaha... Aku tidak percaya hantu!!"

Tiba2 setelah Thomas berkata seperti itu, sebuah spidol jatuh sendiri dari atas meja.

Aku melihat Hana melayang mendekati kami.

"Aku sudah ingat Bu Guru!!" Jerit Hana, "Dialah... dialah yang harus bertanggung jawab atas semuanya!!"

"Itu hanya angin," ujar Thomas tenang.

Bruukk!! Kali ini sebuah buku kamus tebal jatuh sendiri ke lantai.

"A...apa-apaan ini, Ran?" Thomas mulai gugup.

"Itu Hana, Thom," bisikku.

"Tidak... tidak mungkin..." Thomas memandang udara kosong di sekelilingnya.

Hana kembali membanting kursi ke lantai.

"Tidak!! Bukan aku yang membunuhmu! Bukan!!" Jerit Thomas ketakutan.

"Kamu!! Kamuuuu!!" Jerit Hana.

"Tidaaakkk!!" Thomas segera mengambil langkah seribu.

Hana terisak keras. Aku menenangkannya. Setelah tenang,  Hana mulai menceritakan semuanya padaku.

"Aku sudah ingat semuanya, Bu Guru... Entah bagaimana tapi semakin hari ingatanku semakin kembali dengan sempurna..." ujar Hana.

"Apa yang terjadi hari itu Han?" Tanyaku.

"Aku akan menceritakannya mulai awal mulanya... Awal mula aku berhubungan dengan Thomas. Tidak, bukan. Awal mula Thomas masuk ke sekolah ini... dan hubungannya dengan Dewi..."

KELAS MALAMWhere stories live. Discover now