Part 20

1.5K 236 11
                                    

Taman sekolah sepi sore itu. Hari itu sudah sore. Tinggal aku dan Thomas yang berada di situ.

"Untukmu," ujar Thomas sambil memberikan sebotol coke padaku.

"Thanks," jawabku. Aku membuka botol itu dan meneguk isinya. Kemudian aku menunggu. Menunggu Thomas menceritakan segalanya padaku.

"Hana... adalah anak didikku," ujar Thomas, "Tahun lalu, aku bertugas menjadi wali kelas 3C, kelas Hana..."

Thomas meletakkan botol cokenya, matanya menerawang.

"Hana dikenal sebagai siswi yang ceria, cantik, dan pintar. Bisa dikatakan dia adalah idola di sekolah," lanjut Thomas, "Sayangnya... akhir hidupnya sangat tragis..."

Thomas menutupi wajahnya dengan kedua tangan, "Dan aku merasa sangat bersalah tidak dapat menolongnya!"

"Ehm... Apakah kamu tahu alasan Hana bunuh diri?" Tanyaku.

Thomas menggeleng, "Kabarnya macam-macam. Entah apakah itu benar atau tidak... Katanya pacar Hana mencampakkannya... setelah menghamilinya," cerita Thomas, "Malam itu, ia datang ke sekolah... Naik ke loteng... dan lompat dari sana."

"Ya ampun," aku tercekat, tidak sanggup berkata apa-apa. Antara percaya dan tidak percaya dengan yang diceritakan Thomas.

"Tapi ngomong2... Kenapa kamu sangat ingin tau soal Hana?" Tanya Thomas.

Aku gelagapan, tapi mencoba tetap tenang. Tidak mungkin kan aku berkata bahwa aku mengenal arwah Hana!

"Nggak, aku cuma penasaran aja, kenapa bisa ada siswi yang bunuh diri di sekolah..." jawabku akhirnya.

Thomas tersenyum tipis, "Ya begitulah kisahnya... Tapi... yah... itu membuatku sedikit trauma... makanya menceritakan hal itu sangat sulit..."

Aku menaruh tanganku di pundak Thomas.

"Terimakasih sudah mau menceritakan hal ini padaku," bisikku. Thomas menatapku dan tersenyum

"Itu semua karena aku mempercayaimu, Ran."

***

"Intinya kalian harus lebih hati-hati," tegurku pada Hana dan Nico, "Sekarang ini sekolah sedang sangat heboh gara2 kelakuan kalian!"

"Benarkah? Wow, keren sekali... Sudah matipun bisa populer," ujar Hana senang.

"Lalu siswi itu, yang kurang ajar, apakah dia masih mengganggumu?" Tanya Nico.

"Belum sih," jawabku, "Semoga aja nggak ganggu lagi."

Hana berputar di udara lalu kembali ke tempat duduknya. Saat itu, kelas malam sudah bubar.

"Ngomong-ngomong, tentang Pak Thomas..." tiba-tiba Sofie angkat bicara.

"Ya ada apa dengannya? Cepat katakan," ujar Nico semangat.

"Ehm, nggak tau sih, aku tidak seberapa mengikuti gosip, tapi... Ada beberapa selentingan bahwa Pak Thomas pernah memiliki hubungan khusus dengan siswi di sekolah ini..." bisik Sofie.

"Hah?? Apa??" Giliranku naik pitam.

"Eh aku nggak tau sih, cuma katanya... Makanya Pak Thomas sekarang kelihatan jaga jarak dengan siswi kan? Katanya karena sudah pernah ditegur oleh Pak Kepsek..." lanjut Sofie.

"Gosip murahan apa itu! Aku yakin itu hanya gosip yang disebar Dewi dan kawan2nya.. Thomas bukan orang seperti itu," ujarku yakin.

"Halah, kamu juga kan baru kenal sama dia," sindir Nico.

Hana bangkit dari tempat duduknya, "Guru itu... yang fotonya pernah ditunjukkan padaku?"

"Betul," jawab Nico, "Aku yakin dia ada hubungannya dengan kematianmu, Han..."

Aku diam, teringat cerita Thomas tentang kematian Hana. Sungguh tragis. Dan itu tidak ada hubungannya dengan Thomas...

Hana terdiam, kelihatan bingung, "Di satu sisi aku ingin tau bagaimana aku meninggal. Itu yang diinginkan setiap arwah yang masih tinggal seperti kami," Hana melirik Nico, "Tapi di satu sisi, aku takut... Kamu juga kan, Nic?"

Nico terdiam. Ia menatap ke bawah. Oh, jadi selama ini Nico juga menghindar untuk mengetahui sebab kematiannya?

"Aku tidak menghindar, Han," ujar Nico tiba2, "Aku hanya merasa belum waktunya aku membongkar sebab kematianku. Aku tidak tahu harus mulai dari mana... Namun alasan kematianmu itu ada di depan matamu sekarang... Apakah kamu tidak menyesal, kamu naik tanpa tahu penyebab kematianmu?"

Hana terdiam sebentar.

"Boleh aku lihat lagi foto itu?" Tanya Hana.

Aku dan Sofie bertatapan, tidak tahu apa yang harus kulakukan. Haruskah aku memberitahu Hana yang sebenarnya tentang kematiannya, sebagaimana yang diceritakan Thomas padaku?

Sebelum aku sempat menjawab Hana, pintu kelas tiba2 terbuka...

NB. SEPI BANGET GAES... ENAKNYA LANJUT NGGAK YAH CERITANYA?

KELAS MALAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang