Part 26

1.4K 190 2
                                    

Aku melirik jam tanganku. Kelas malam hampir mulai. Aku menguncir rambutku dan menyiapkan buku2ku. Saat aku berbalik aku menjerit.

Nico, seperti biasa, sudah ada di depanku tanpa aba2.

"Kau ini kenapa selalu mengagetkanku!!" Seruku kesal.

Nico mengangkat bahu, ia melayang dan duduk di atas kursi kantorku.

"Tadi aku mendengarmu," ujarnya, lalu mencibir, "kita akan saling mengenal satu sama lain di cafe.." ia menirukan suara Thomas.

"Apaan sih!" Geramku, "Udah, sana! Kita mau mulai kelas!"

"Dia itu... tampaknya bukan pria baik2," lanjut Nico.

"Ya, lalu?" Tanyaku cuek.

"Ya jangan pergi dengannya lah! Bagaimana jika dia melakukan hal aneh kepadamu?" Nico bangkit berdiri, "Kamu ini nggak bisa jaga diri banget sih!"

"Eh, jangan panggil aku-kamu ya, aku ini gurumu," tegurku, "Panggil Ibu!"

"Cih, kalaupun aku masih hidup usiaku bakal lebih tua darimu tau!" Bisik Nico.

"Sayangnya kamu sudah mati, dan kamu ini muridku!" Ujarku, "Awas aja ya kalau kamu nggak sopan!"

"Pokoknya aku nggak mau kamu ketemu berdua sama si Thomas itu! Aku akan ikut!" Ujar Nico tegas.

"Ih ngapain sih!" Jawabku kesal, "Aku ini bisa jaga diri sendiri, tau!"

"Dia itu berbahaya, aku yakin dia terlibat dalam kematian Hana!"

"Hana sudah cerita?" Tanyaku. Nico mengangguk.

"Aku curiga dialah pembunuhnya..."

Aku menghela napas, "Makanya itu, besok aku ingin mengeruk informasi darinya..."

"Jangan bodoh!!" Seru Nico, "Itu terlalu berbahaya! Pokoknya besok aku ikut denganmu."

"Nggak bisa," ujarku, "Besok kalian ada kelas tutor sama Sofie seharian."

Nico mengerang, "Ahhh siall...!"

Aku tersenyum geli, "Sudahlah, kamu fokus saja kerjakan ujian agar bisa naik. Masalah Hana, serahkan saja padaku."

Nico menggaruk kepalanya, "Bicara soal itu... Setelah Hana menceritakan soal kematiannya, aku juga jadi penasaran akan kematianku."

Nico melayang ke udara, "Jangan-jangan aku belum naik ke atas bukan karena ingin lulus SMU... Jangan-jangan aku juga seperti Hana... Arwah penasaran..."

Aku terdiam. Teringat kembali ucapan Pak Surya, bahwa tidak pernah ada anak bernama Nico meninggal di sekolah ini... Tapi, jelas dari seragam yang dikenakannya, Nico adalah siswa St. Laurent... Sebenarnya apa yang terjadi pada Nico?

"Apakah ada yang kau ingat tentang kematianmu?" Tanyaku.

Nico menggeleng, ia tersenyum kecut, "Mungkin terlalu menyedihkan untuk diingat. Yahh, lagipula itu sudah 7 tahun yang lalu kan? Jadi, aku sudah agak malas untuk mempertanyakannya lagi."

Aku mengangguk, dan menatap arlojiku lagi. Sudah waktunya masuk kelas malam.

KELAS MALAMWhere stories live. Discover now