ARSENA: CHAPTER 26 ✔

Começar do início
                                    

"Makasih, Regan. Gue yakin, lo pasti udah suka sama gue, jangan lupa dimakan. Bye!"

Ajeng memberikan ciuman dari jauh, Regan bergidik jijik, ia langsung memberi kotak makan itu kepada adik kelas yang lewat. Sepertinya ia harus mencuci tangan dengan kembang tujuh rupa.

🍂🍂🍂

Regan, Sena, Nina, Nino, Eren, Tatang, Dito, dan Alira kini berada dikantin. Raut wajah mereka semua bahagia, kecuali Regan dan Sena, mereka bahagia karna mendapat traktiran, bukan mendapat, namun memaksa.

Mereka semua memakan makanan dengan khidmat, sesekali ricuh karna ulah para cowok, yaitu Tatang, Dito, Nino, dan Regan.

"Eh bro, gue mau cerita deh," ujar Dito serius, namun yang menanggapi hanya Tatang, Nino, dan Regan. Sena, Eren, Alira, dan Nina sibuk dengan obrolan mereka masing-masing. Bergibah!

"Apaan?" tanya Regan.

"Kemaren gue di marahin bu Asih, anjir!" bu Asih adalah pemilik warung, seperti jualan kebutuhan, ah! Kurasa kalian mengerti.

"Lah kenapa?" tanya Nino, Tatang menyimak sambil memakan mie ayam yang tadi dipesan.

"Gara-gara gue beli shampo saset dan nyobeknya gak pake gunting, atas nya ikut kebuka, langsung di timpuk gue, anjir."

Mereka bertiga terbahak mendengar cerita Dito, siapa suruh gak pake gunting. Kena imbasnya kan, mampus lo! Ada yang pernah ngalamin kayak Dito?

"Masih kurang ajar Tatang, kemaren gue nginep di rumah dia, dia minta gua buat anterin ke warung mau beli teh gelas, begonya dia bawa duit seratus ribu, marah lah gila yang punya warung," cerita Nino, lagi-lagi mereka tertawa. Dengan bodohnya Tatang ikut tertawa.

"Sama bego nya lo tang kayak gue, kita berbakat deh bikin ibu-ibu warung emosi." Tatang dan Diti bertos ria, Nino dan Regan menggelengkan kepalanya ngeri.

Sedangkan obrolan para perempuan berbeda jauh, jika para laki-laki mengobrolkan hal yang absurd, para perempuan sibuk menggibahi para doi.

"Sen, waktu Regan lamar lo, rasanya gimana?" tanya Alira, Sena berfikir, gimana ya? Susah gitu loh jelasinnya.

"Ya gitu, deg-degan, ga nyangka, kaget gitu," jawab Sena.

"Syukurlah, kalian berakhir Tunangan, bener kan apa kata gue, ngeyel sih lo!" cibir Nina, Sena tersenyum tanpa dosa.

"Eh, Ren! Ceritain dong gimana Tatang nembak lo," ujar Sena antusias, pipi Eren bersemu merah mengingat saat Tatang menembaknya dengan aksi gila. Akhirnya Eren menceritakannya.

Flashback on.

Eren sedang duduk santai di depan teras, tiba-tiba microfon masjid berbunyi, tapi tunggu! Ia seperti mengenal suara itu.

"Assalamualaikum, bapak-bapak, ibu-ibu, anak-anak yang saya cintai!"

Itu kan Tatang! Gila dia, Eren merasa ada hal yang tidak beres, karna Eren dan Tatang tetanggaan yang beda 5 rumah, dekat kok.

"Saya mau umumin, kalo saya suka sama anaknya pak Darto dan bu Sukimah, Eren mau gak jadi pacarnya bang Tatang!?"

Eren menahan malu, ibu dan bapak Sena menatap horor ke arah Eren, begitupun para tetangga.

"Eren gak tau apa-apa pak, orang itu emang gila!" jawab Eren tegang.

Tak lama datanglah Tatang yang dijewer pak haji Kemed, dan para warga, Eren dan bapak ibunya menghampiri Tatang, Tatang tersenyum bodoh sedangkan Eren menatap tajam.

"Nih pak Darto, katanya dia suka sama anak bapak, tapi kalo mau nyatain perasaan jangan pakai microfon masjid dong, bikin heboh aja," ujar salah satu warga.

"Tatang!" desis Eren tajam.

"Kamu suka sama anak saya?" tanya pak Darto, bapak Eren.

"Iya pak, saya suka sama bapak!" Semua orang menatap horor Tatang.

"Eh, anak bapak maksudnya!"

"Ayolah Ren! Terima gue, nih sebagai hadiahnya gue kasih cilok bikinan pak haji Kemed," pak haji menatap kesal Tatang, berulah terus anak nya pak Yono. Untung orangtua Tatang sedang tidak dirumah, kalo dirumah anak itu sudah dihukum.

"Loh, kok jadi saya?" sewot pak haji.

"Ssst! Pak haji diem aja deh, nanti saya ganti."

"Terserah."

Eren ragu, Tatang ini bukannya romantis tapi malah malu-maluin.

"Iya, gue terima!"

Para warga langsung bersorak heboh.

"CIEEE!"

"ALHAMDULILLAH PAK HAJI! TATANG DI TERIMA! MAKASIH BANGET PAK HAJI BAWA TATANG KESINI!

Flashback off.

"HAHAHA! GILA SI TATANG EMANG GAADA OTAK!" Sena, Alira, dan Nina terus tertawa.

"Dit, lo kapan mau nembak Alira?" tanya Regan dengan berbisik, Dito jadi gelagapan sendiri.

"Kalo lo berani, coba lo tanya, tipe suami idamannya dia gimana!" tantang Tatang, sebenarnya Dito ragu dan malu, namun ia tak mau dianggap pengecut.

"Berani!"

"Coba buktiin!"

"Oke."

"Alira," panggil Dito, Alira menoleh, mereka semua menyimak apa yang akan terjadi.

"Ra, tipe suami idaman lo kayak gimana?" tanya Dito.

"Emang kenapa?" tanya Alira balik.

"Mau memantaskan diri."

"Yang kayak lo gitu deh, tapi bukan lo!"

Mereka semua tertawa ngakak melihat nasib Dito, sudah di tolak, namun dengan cara sadis. Tak lama datang siswi kelas 10 menghampiri Sena.

"Kak Sena?" panggil adik kelas yang bernametag Lili.

"Iya?" jawab Sena.

"Kakak dipanggil pak Didi di gudang belakang," ujar nya. Sena mengangguk paham.

"Oke, makasih."

"Gais gue di panggil pak Didi bentar, gue izin ya," ujar Sena mereka mengacungkan jempolnya.

"Regan, aku izin bentar ya." Regan tersenyum lembut sambil mengusap rambut Sena.

"Iya, hati-hati, sayang!"

"Bye semua!"

🍂🍂🍂


Follow ig: @hanna_yapss @thewatty_han

Pict bang Regan❤

Pict bang Regan❤

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.
ARSENA [COMPLETED] ✔Onde histórias criam vida. Descubra agora