ARSENA: CHAPTER 6 ✔

3.7K 311 4
                                    

CHAPTER 6


"Ettdah, bengong mulu. Galau?" tanya Arkan, sahabat Regan namun berbeda kelas.


Regan memang sedang berdiri menyendiri di pagar rooftop, entah mengapa ia ingin kesana. Regan tak menyahut perkataan Arkan, ia masih memandang keindahan kota Jakarta dari atas dengan tatapan datar dan kosong.

Arkan menatap Elang dan Doni yang ada di samping nya dengan tatapan bertanya, namun mereka berdua mengangkat bahunya pertanda tak tahu. Akhirnya, Arkan menghampiri Regan sambil merangkul bahunya.

"Gue tau lo panas liat Sena sama si gelang tadi."

Regan menatap Arkan, ia berfikir bagaimana Arkan bisa tahu? Memang benar saat istirahat tadi Regan melihat Sena dan Galang sedang berduaan di perpustakaan.

Flashback on.

"Regan!" panggil seorang guru yang bernama bu Lita, Regan yang ingin ke toilet harus menghentikan langkahnya.

"Iya, Bu?"

"Tolong kamu ke perpustakaan, minta tanda tangan Bu Devi di kertas ini," ujar Bu Lita sambil menyerahkan beberapa lembar kertas, Regan hanya mengangguk.

"Upahnya dong, Bu, hehe." Regan meledek bu Lita, Regan yang melihat tatapan seram bu Lita langsung berlari terbirit-birit.

"REGAN! AWAS KAMU YA, NILAI KAMU IBU KURANGIN NANTI!"

Regan menghampiri bu Devi selaku penjaga perpus yang masih sibuk dengan komputernya.

"Bu, ini ibu suruh tanda tangan sama Bu Lita." Regan menyodorkan kertas yang di tangannya, bu Devi mengangguk lalu menandatangani nya.

"Udah nih, makasih ya." Bu Devi tersenyum ke arah Regan, lalu Regan keluar menyalimi tangan bu Devi.

"Okeh bu, Regan pamit. Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

Saat Regan ingin menarik pintu perpus, samar-samar ia mendengar suara dua orang yang sedang tertawa.

"Haha iya nih, sumpah lucu banget cerita ini haha."

"Iya deh sumpah haha."

Regan mengintip orang tersebut, bukan tanpa alasan ia mengepoi. Itu karna suara yang ia dengar sangat familiar di telinganya.

Ternyata itu Sena dan Galang yang sedang bercanda ria, wajah Sena terlihat bahagia sekali. Regan mengepalkan tangannya kuat hingga buku-buku nya memutih.

"Gue tunggu permainan lo, Galang Herlangga."

Flashback off.

"Tau dari mana lo?" tanya Regan sinis, Doni dan Elang hanya menyimak dari belakang. Mereka malas berbicar. Ralat, hanya Elang. Elang memang sangat dingin, dalam sehari Elang berbicara perkatanya bisa dihitung. Beda dengan Doni, ia sedang sariawan.

"Najis, gak usah sok misterius, lo bukan Elang. Lo pikir gue gak tau apa yang ada di otak lo?" Arkan mengeratkan rangkulannya pada Regan.

ARSENA [COMPLETED] ✔Kde žijí příběhy. Začni objevovat