ARSENA: CHAPTER 21 ✔

2.4K 202 8
                                    

CHAPTER 21


Hari ini, Regan sudah di perbolehkan pulang oleh dokter, kondisi nya pun sudah membaik. Tentunya kali ini, Sena yang menjemput nya pulang, Sena rela absen tidak sekolah demi menjaga Regan. Padahal orang tua Sena dan Regan sudah berkali-kali mengingatkan agar sekolah saja, namun ia hanyalah gadis yang keras kepala.


Argan dan Reta sedang pergi ke Amerika untuk menjalankan bisnisnya, Elvan dan Vanne pun malah keluar kota, Vien sedang pergi dengan orang tuanya, Zila pun ikut Argan dan Reta, Sena terus-terusan bingung, mengapa semua orang meninggalkannya dan Regan.

"Regan, semua orang tuh kemana sih?! Ninggalin kita gitu aja, mereka tuh gak pengertian banget sama kamu."

"Emang ya, bisnis aja yang di kerjain, sampe kamu baru keluar dari rumah sakit aja mereka gak ada yang jemput sama sekali," gerutu Sena.

Sena terus saja melontarkan celotehan nya yang tak bermanfaat, Regan terkekeh sambil menarik Sena ke dalam pelukan nya. Pak Toro, supir pribadi Papi Regan tersenyum simpul melihat pasangan yang menurut nya sangat serasi.

"Udah dong, mereka kan cari duit buat kita juga. Kalo pun mereka gak jemput aku, itu artinya mereka percaya sama kamu kalo kamu bisa jagain aku." Regan mencubit hidung Sena gemas, tapi tunggu!

Aku? Kamu? Aku - kamu? Ah, sudahlah!

"Bapak kalo lihat kalian jadi ke inget mantan bapak dulu. Orang nya mirip banget sama non Sena," ujar pak Toro, Sena dan Regan menatap horor pak Toro. Pasal nya, ia sudah memiliki istri dan 1 anak perempuan.

"Astagfirullah bapak, saya aduin istri bapak loh." Pak Toro langsung kicep seketika, Sena dan Regan mati-matian menahan tawa nya, wajah pak Toro benar-benar sangat panik.

"Santai aja sih pak, kayak lagi ketauan selingkuh sama istri nya aja." Sena dan Regan terkekeh, pak Toro menggaruk tengkuk-nya yang tiba-tiba gatal.

"Habis nya, bapak kan jadi ngeri, den. Istri bapak kalo marah tuh, behh! Bapak suruh tidur di luar, den," cerita pak Toro sambil fokus menyetir, pak Toro kalau sudah cerita memang begitu.

"Nikah lagi aja pak," celetuk Sena polos, Regan menjitak kening Sena pelan. Memang gak ada akhlak, masa orang tua di jerumusin ke jalan yang salah.

"Bego, gak bener lo nyaranin nya, ogeb!" Kosa kata mereka kini berubah menjadi lo - gue, pak Toro hanya bisa tertawa garing menanggapi mereka.

"Kan cuma nyaranin, lagian juga bapak setia kan sama istri bapak, gak kayak yang di samping." Sena menjauhkan tubuh nya dari Regan, "Woah iya dong, non. Bapak mah setia atuh sama istri bapak."

"Ada apa dengan Regan Gleilo?" sindir Regan pada Sena, Sena menatap nya sengit. "Apa lo?!"

Tak terasa, mereka sudah sampai di rumah Regan. Pemandangan yang pertama kali mereka lihat adalah, gelap!

"Gan, kok gelap gini ya? Nyokap lo belom bayar listrik?" Sena dan Regan meraba-raba agar tak menabrak.

"Sembarangan lo, orang kaya masa gak bayar listrik!" ketus Regan, sikap sombong nya keluar rupanya. "Eitss, gue juga kaya dong!" balas Sena tak kalah judes.

"Kaya monyet, hahaha!"

Lalu mereka tak sengaja menabrak meja, ralat, hanya Sena. Lalu tiba - tiba lampu menyala, dan mereka berdua melihat betapa ramai nya, Reta memegang kue bertuliskan 'Welcome to home!'. Dan yang lain nya memegang balon. Tapi tunggu! Bukan nya orang tua Sena dan Regan sedang pergi? Hm, ia tau.

"WELCOME TO HOME!"

Pekik mereka bersamaan, tapi hanya ada orang tua Regan dan Sena, tak lupa ada Zila. Namun Vien? Biasa nya ia selalu menempel pada Vanne, anak itu memang sangat manja pada Vanne, kadang Sena sebal, di saat ia sedang bermanjaan dengan mamanya, di serobot oleh Vien. Memang sepupu gak ada akhlak!

"Alay," cibir Sena dan Regan, mereka mengacuhkan nya, Sena memapah Regan berjalan ke kamar. Mereka semua di buat melongo, "Lah? Capek-capek kita bikin kejutan malah di kacangin, untung sayang," gumam Argan.

🍂🍂🍂

"Arsena."

"Sen."

"Annet."

"Arsena Annetha."

Regan terus memanggil nama Sena, namun gadis itu mengacuhkan nya dan lebih memilih bermain ponsel nya. Itu karna Regan terus merengek untuk pergi ke rumah Tatang, Sena tak mengizinkan nya, namun karna Regan terus mengganggunya, final.

"Okey! Gue izinin lo, dengan syarat gue ikut!" tegas Sena tak terbantahakan, Regan menggeleng. Toh ia akan membahas kejutan untuk hari ulang tahun Sena, kalau dia ikut nama nya bukan kejutan dong, bangke.

"Gak, ish! Lo di rumah aja sih sama Zila, gue cuma habis kecelakaan dan ini udah mau sembuh kali, bukan habis mati suri."

"Yaudah, nggak usah! Lagian lo ngapain sih kerumah Tatang tanpa gue, biasa nya lo kemana-mana mau nya sama gue," cibir Sena, Regan mengacak rambut nya frustasi. Lihatlah, ia sudah seperti tahanan, di suruh untuk berdiam di kamar, dan jika ingin melakukan apa pun harus izin, jika tidak ia akan menerima konsekuensi nya.

Diluar sangat ramai, tentu nya karna ada orang tua Sena, memang mereka berempat jika sudah di pertemukan akan membuat heboh sekampung. Berdebat dengan permasalahan kecil, contoh nya Vanne dan Elvan yang berdebat, mana lebih dulu, telur atau ayam.

Akhirnya Regan memutuskan untuk memberitahu teman-teman nya, bahwa ia tak bisa datang.

I Love U 300<3

Hari ini.

Reganteng
Gue gabisa ikutan ngumpul, dilarang keras sama Sena.

Lo semua juga gaada akhlak, temen baru pulang dari RS bukan nya di jenguk malah di suruh keluar-keluar.

Tatang
Kabur aja sih.

Lagian itu si DL! Lo mati gue party aokawokawok.

Reganteng
Jangan sampe kepala lo gue pindah ke pantat, Gemintang.

Dito
Gpp cok, gws bro.

Regan meletakkan ponsel nya di atas nakas, ia menghela nafas nya pelan. Tiba-tiba Zila masuk tanpa mengucapkan salam.

"Lo udah baikan?" tanya Zila sambil mendudukkan bokong nya santai di sofa sambil memainkan game di ponsel.

"Udah, lo ngapain ke sini?" sinis Regan.

"Gaktau tuh, nyokap bokap sama Tante Vanne dan Om Elvan mau ngomong penting, jadi gue di suruh pergi. Karna gue bosen di kamar, gue kesini," jawab nya santai, Regan dan Sena hanya ber oh ria saja.

"Kak Sen, ke pantai yuk, Zila bosen," keluh Zila, Sena menimbang-nimbang. Regan tersenyum penuh kemenangan, mungkin setelah ini ia bisa pergi entah kemana.

"Kalo kita pergi, ini yang ada dia malah pergi juga, Regan kan baru sembuh." Regan mendengus kesal, "Senaaa, gue cuma habis kecelakaan, bukan habis mati suri, lo tuh ish! Dahlah, males."

"Ajak aja lah kak, nanti Zila yang izin sama Mami, gimana?" Sena mengangguk mengiyakan, "Gue ikut?" Tanya Regan ragu, Sena mengangguk, pupus sudah harapan nya.

"Lo ganti baju cepet, tadi lo bilang mau keluar, sebagai ganti nya kita ke pantai." Baiklah, setidak nya ia tak harus terus menjadi tahanan, pikir Regan.

Setelah Regan ganti baju, mereka bertiga turun ke bawah untuk meminta izin kepada bonyok mereka, tentu saja di izinkan, asal Sena menjaga Regan.

🍂🍂🍂

Follow ig: @hanna_yapss @thewatty_han

ARSENA [COMPLETED] ✔Where stories live. Discover now