ARSENA: CHAPTER 9✔

2.8K 270 15
                                    

CHAPTER 9


"I-iya, gue ma-"

Bugh!

Sebuah pukulan mendarat keras di rahang Galang membuat sang pemukul tersenyum kemenangan ketika sudah memukul Galang.

"GALANG!"

Sena menghampiri Galang yang sedang memegangi rahangnya setelah terkena pukulan. Sena mendelik tajam pada sang pelaku, namun sang pelaku malah memasang wajah tanpa dosa.

"MAKSUD MAS APA, MUKUL TEMAN SAYA?!" bentak Sena pada sang penjual eskrim yang berusia sekitar 25 tahun. Dan nyatanya yang memukul Galang adalah tukang eskrim.

"Maaf, Mba, habis saya bosen." Sena dan Galang menganga tak percaya atas jawaban tukang eskrim itu. Alasannya sangatlah konyol. Galang menggeram kesal segera bangkit dan ingin melayangkan pukulan kepada sang penjual ekrim, namun tangannya ditahan oleh seseorang.

"Gue nyuruh dia mukul lo sengaja, biar tangan gue ga repot-repot mukul orang kayak lo," ujarnya dingin. Sena kaget, sungguh kaget. Bagaimana bisa ada Regan disini?

Galang menyentak tangan Regan kasar dan menatapnya dengan tajam, tak kalah tajam juga tatapan Regan. Sena sudah menciut nyalinya, tukang eskrim itu pun sudah pergi entah kemana.

"Maksud lo apa, nyuruh orang buat mukul gue, sialan!" geram Galang benci. Regan menanggapinya dengan santai, ia memasukkan kedua tangannya di dalam saku celana jeans nya membuat terkesan sangat cool.

"Ini peringatan pertama, MILIK GUE GABISA DISENTUH OLEH ORANG LAIN SELAIN GUE DAN KELUARGANYA," bentak Regan penuh penekanan, sedangkan Galang tersenyum mengejek ke arah Regan.

"Emang lo siapanya Sena?" ejek Galang.

Sorot mata Regan pun sudah jelas memancarkan amarah. Saat Regan hendak melayangkan pukulannya, teriakan Sena menghentikan aksinya.

"STOP!"

Regan dan Galang menoleh ke arah Sena yang sudah menahan emosi. "Galang, sorry ya gue harus balik dulu. Soal pertanyaan tadi gue akan jawab di chat."

Sena menarik tangan Regan menjauh dari Galang, Galang tersenyum licik dan masih bisa dilihat oleh Regan. Setelah sampai di parkiran, Sena memandang Regan dengan tatapan tajam. Namun yang ditatap seolah tak melakukan apa-apa.

"Maksud lo apa sih, Gan? Nyuruh orang buat mukul Galang?!" bentak Sena.

"Dan asal lo tau, Galang itu gak salah
Dan lo juga ngap-"

"DAN ASAL LO TAU,LO UDAH BUAT 3 KESALAHAN!" bentak Regan, seketika Sena pun langsung bungkam.

"YANG PERTAMA, LO UDAH JANJI SAMA GUE UNTUK GAK DEKET SAMA COWOK SELAIN GUE DAN KELUARGA LO!" Sena berpikir dalam diam, memang benar. Ia sudah berjanji pada Regan, dan sudah pasti janji tak boleh diingkari.

"YANG KEDUA, LO BOHONG SAMA GUE. LO BILANG MAU KE BAZAR SAMA VIEN, TAPI NYATANYA APA?! LO PERGI SAMA MANUSIA ITU!" Benar, lagi-lagi ini salah Sena. Ia sudah berbohong pada Regan, ia masih menunduk takut kala Regan terus membentaknya.

"DAN YANG KETIGA, UDAH TAU LO DILARANG PACARAN SAMA PAPA LO. TAPI LO MALAH MAU TERIMA CINTANYA DIA, MIKIR SENA!" Suara Regan semakin tinggi, dadanya naik turun menahan emosi. Cairan sebening kristal jatuh dari pelupuk mata Sena, membuat hati Regan semakin sakit.

"Ini yang paling gue gak suka, Regan. Lo possesive banget, hiks." Sena semakin terisak, Regan mengacak rambutnya frutasi. Emosinya tak terkontrol sekarang, Regan langsung mendekap tubuh Sena.

"Maafin gue, Sen. Gue cuma gak rela aja, gue takut lo kenapa-kenapa. Gue possesive gini karna gue sayang sama lo, gue udah anggep lo sebagai saudara sendiri." Regan memelankan suaranya saat menyebutkan kata 'Saudara', meski hatinya mengganjal, saat menyebutkan kata itu.

ARSENA [COMPLETED] ✔Where stories live. Discover now